Chapter 260 episode 259 (S2)

" Ayo Pak bos, sudah saatnya anda bercerita." Menik ikut nimbrung.

" Ya aku akan cerita. Memang aku dulu menyukai seorang wanita. Tapi sekarang tidak lagi." Ucap Kevin pelan.

" Berarti sekarang kamu suka sesama jenis?" Ucap Zira cepat.

Semuanya lagi-lagi melihat kearah Kevin dengan tatapan tajam.

" Serius kamu Vin?" Ucap Ziko yang agak jijik.

" Bukan itu. Kenapa jadi runyam seperti ini sih." Ucap Kevin sambil menggaruk kepalanya.

Semua orang yang di dalam ruangan itu masih menunggu penjelasan Kevin.

" Saya pernah menyukai seorang wanita, dan sekarang dia telah bahagia. Saya hanya berdoa untuk kebahagiaannya." Ucap Kevin pelan.

" Berarti kamu menyukai dia dalam diam ya?" Ucap Zira pelan.

Kevin tidak melanjutkan ucapannya. Masa lalunya tentang Zira sudah di kuburnya, dia ingin menatap masa depan yang baru.

" Siapa wanita itu?" Ucap Zira lagi.

Semua melihat kearah Kevin.

" Ayo siapa? Kasih tau kami siapa pujaan hatimu." Desak Ziko.

" Maaf tuan saya tidak bisa mengatakannya. Cukuplah itu menjadi rahasia saya." Ucap Kevin pelan.

Tuan kalau saya harus jujur mengatakan yang sebenarnya tentang perasaan saya sebelumnya kepada istri anda. Pasti anda akan marah dengan saya. Dan hubungan kita akan rusak kembali. Biarlah ini menjadi rahasia saya.

" Alah cemen kamu. Walaupun itu masa lalu apa salahnya kamu ungkap di sini. Jarang-jarang kami mendengarkan cerita kamu." Ucap Ziko lagi.

" Sudahlah tidak usah di bahas masa lalunya. Masa lalu biarlah berlalu dan saatnya untuk melihat masa depan." Ucap Zira.

" Apakah anda sudah punya masa depan dengan seseorang?" Ucap Zelin penasaran.

" Saya belum memikirkan hal itu." Ucap Kevin pelan.

Zira tau sedikit banyaknya rahasia Kevin akan terbongkar dan dia mempunyai ide untuk melakukan permainan di dalam ruangan itu.

" Bagaimana kalau kita main permainan. Biar tidak bosan." Ucap Zira cepat.

" Permainan apa?" Ucap Ziko cepat.

" Permainan memutar botol. Kalau botol berhenti di depan salah satu pemain, pemain yang di depannya harus mengajukan pertanyaan atau sebuah tantangan." Ucap Zira menjelaskan.

" Bagaimana?"

" Setuju." Mereka semua setuju.

Kevin tidak setuju.

" Maaf saya tidak bisa mengikuti permainan itu." Ucap Kevin pelan.

" Alah kamu tidur aja di situ nanti kami yang memutarkan botolnya." Ucap Ziko.

" Menik kamu ikut ya." Ucap Zira cepat.

Menik menganggukkan kepalanya. Walaupun dia belum paham dengan permainan itu, tapi menurutnya bakal seru kalau di lakukan bersama-sama.

Mereka duduk di atas kursi hanya Kevin yang ada di atas kasur.

Zira duduk bersebelahan dengan Koko. Berhadapan dengan Zelin dan Menik. Dan Ziko berhadapan dengan Kevin.

Permainan di mulai. Ziko melakukan putaran pertama. Yang akan mengajukan pertanyaan ataupun tantangan adalah orang di depannya.

Botol berputar pelan dan berhenti didepan Zira. Yang mengajukan pertanyaan Zelin.

" Hemmm, siapa orang yang paling di benci dan sebutkan alasannya." Ucap Zelin untuk Zira.

" Ziko, aku membencinya ketika dia ingin mengakhiri rumah tangga kami." Ucap Zira cepat.

Ziko membelalakkan matanya tidak percaya. Ucapan istrinya mengulang masa lalu itu lagi. Sedangkan Koko kaget, karena dia tidak pernah mendengar masalah itu sama sekali. Kalau Menik tidak bisa berkomentar karena memang tidak tau menahu.

Botol di putar dan kali ini berhenti kearah Menik. Yang mengajukan pertanyaan adalah Koko.

" Hemm, siapa orang yang paling kamu sayangi?" Ucap Koko.

" Bima, Bima adalah orang yang paling aku sayangi di dunia ini." Ucapnya bangga.

Semua yang berada di ruangan itu mendengarkan ucapan Menik. Zira, Ziko dan Kevin langsung mengerti siapa itu Bima. Menurut mereka nama itu adalah nama tunangannya.

Botol di putar Menik, dan berhenti pada Kevin

Ziko mengajukan pertanyaan gampang.

" Aku memberi tantangan kepadamu untuk merayu salah satu wanita di sini." Ucap Ziko cepat.

" Maaf tuan, saya tidak bisa merayu." Ucap Kevin menolak.

Semua yang berada di ruangan itu bersorak huh huh mengejek Kevin. Menurutnya Kevin terlalu mengada-ada.

" Ayo asisten Kevin ini hanya sebuah tantangan. Kamu bisa." Ucap Zira menyemangati Kevin.

Kevin bingung harus merayu siapa. Menurutnya kalau dia merayu Zira pasti Ziko akan marah. Kalau merayu Zelin apalagi. Yang jadi bahan target rayuannya adalah Menik. Karena hanya Menik yang bisa di buat candaan.

" Baiklah, saya akan merayu Menik." Ucap Kevin cepat.

Menik di perintahkan jalan mendekati tempat tidur, agar lebih dekat dengan Kevin.

" Aku enggak minta lebih dari kamu, mengenal kamu saja merupakan hal yang terindah dalam hidupku." Rayu Kevin.

Zira bersiul layaknya melihat pertunjukan. Semua bertepuk tangan senang.

" Lagi." Ucap Zira cepat.

" Bukannya satu aja." Ucap Kevin bingung.

Kevin mengambil ancang-ancang untuk merayu lagi.

" Bapak kamu kerja di perusahaan telekomunikasi ya?" Ucap Kevin lagi.

" Enggak Bapakku pedagang." Ucap Menik cepat.

Hahaha, semua orang tertawa mendengar ucapan jujur dari Menik.

" Kamu bilang aja Kok tau." Ucap Zira mengajari.

Menik paham dengan permainan itu. Rayuan Kevin di mulai lagi.

" Bapak kamu kerja di perusahaan telekomunikasi ya?"

" Kok tau." Ucap Menik seperti perintah Zira.

" Karena sinyal cinta kamu begitu kuat di hatiku." Ucap Kevin gombal.

Semua bersorak sambil tertawa mendengar rayuan gombal dari Kevin.

" Saya, saya mau merayu juga." Ucap Menik menawarkan diri.

" Baik, siapa yang mau kamu rayu?" Ucap Zira lagi.

" Pak Kevin." Ucap Menik mantap.

Kevin menggaruk kepalanya. Menurutnya Menik punya dendam terpendam samanya.

" Cinta aku ke kamu itu bagaikan cicilan, awalnya kecil lama-lama di diemin malah tambah gede."

Kevin terdiam, memang Menik mempunyai hutang dengannya. Menik pernah mengutarakan ingin mencicil hutangnya. Entah kenapa menurutnya perkataan Menik seperti pengungkapan isi hatinya.

Permainan selesai karena waktu sudah menunjukkan jam 7 malam. Ziko dan Zira kembali ke mansion di ikuti oleh Zelin. Koko kembali ke rumahnya dengan sepeda motornya.

Ziko melihat ke arah Koko yang pergi meninggalkan rumah sakit dengan menggunakan motor. Ada rasa senang ketika mengetahui kalau pria gemulai itu berbicara jujur mengenai kedatangannya ke rumah sakit.

Di mobil.

" Sayang, aku rasa Kevin mulai ada perasaan sama Menik." Ucap Zira pelan.

" Memang." Ucap Ziko cepat.

" Kok kamu tau." Ucap Zira penasaran.

" Taulah tadi aku memancing dia dengan mengatakan kalau mereka berdua cocok. Entah kenapa spontan keluar dari mulutnya kalau penghalangnya adalah pertunangan itu." Ucap Ziko sambil mengemudi mobilnya.

" Kalau Kevin sudah ada rasa, berarti tinggal Menik nih. Apakah dia juga ada rasa apa tidak." Ucap Zira lagi.

" Sudahlah sayang, jodoh tidak akan kemana-mana. Kalau memang mereka berjodoh pasti akan di pertemukan seperti kita." Ucap Ziko sambil mengelus rambut Istrinya.

Ziko fokus mengendarai mobilnya. Bukan hanya fokus mengendarai mobil tapi dia fokus untuk menyambut kehadiran buah hati mereka.

Ada suara ketukan dari luar. Menik membuka pintu ruangan. Ada seseorang dengan membawa paper bag di tangannya.

" Mbak Menik ada?" Ucap salah seorang pria.

Dari penampilan pria itu, dia seperti seorang kurir online.

" Ya saya."

" Ini pesanan anda." Ucap pria tersebut sambil menyerahkan paper bag ke arahnya.

Menik mengingat sesuatu kalau Zira membelikannya sebuah pakaian untuk di pakai acara pengajian besok dan untuk pakaian ganti.

" Terimakasih." Ucap Menik sambil menutup pintu ruangan.

" Kamu pesan apa?" Ucap Kevin penasaran.

" Bukan saya, tapi nona Zira yang membelikan." Ucap Menik pelan.

Menik membuka paper bag itu. Dan mengeluarkan isinya. Ada dua pakaian yang satu untuk acara resmi besok dan yang satu pakaian kasual.

Menik hendak berjalan ke kamar mandi tapi di tahan dengan suara Kevin.

" Nik, tunggu."

" Iya." Ucap Menik sambil menoleh ke arah Kevin.

" Mengenai rayuan yang saya ucapkan tadi hanya bercanda ya. Saya tidak mau kamu berpikiran yang aneh-aneh tentang ini. Jangan memikirkan hal yang tadi. Pikirkan saja rencana pertunangan kamu." Ucap Kevin pelan.

" Ah Pak Bos, tenang saja. Saya juga tadi bercanda kok." Ucap Menik sambil berlalu meninggalkan Kevin menuju kamar mandi.

" Like, komen dan vote yang banyak ya. Terimakasih."