Chapter 248 episode 247 (S2)

Didalam ruangan.

Ziko menanyakan tentang beberapa tender yang mereka ajukan. Kevin menjelaskan secara rinci tentang pengajuan itu.

" Belum ada respon dari sana tuan." Ucapnya.

" Cepat kabari kalau sudah ada respon dari mereka." Ucap Ziko lagi.

" Baik tuan, saya membawa seorang office girl di luar. Dia akan membersihkan ruangan ini. Saya ingin anda melihatnya." Ucap Kevin menjelaskan.

" Hei untuk apa kamu harus memperkenalkan office girl kepadaku, bukannya aku bilang kamu yang urus." Ucap Ziko protes.

" Iya tuan, saya yang urus semuanya. Cuma nama wanita ini unik." Ucap Kevin lagi.

" Ya sudah suruh dia masuk." Ucap Ziko cepat.

Kevin keluar ruangan dan mencari sosok wanita setengah genre itu. Wanita itu tidak ada di depan pintu. Dia sedang duduk santai di sofa. Kevin berjalan menuju sofa tempat wanita itu duduk.

" Hei wanita setengah genre, siapa yang suruh kamu untuk duduk disini. Apa kamu tidak dengar yang tadi aku katakan. Berdiri disana." Ucap Kevin ketus sambil menunjuk ke arah pintu ruangan Ziko.

" Aduh Bapak, kaki saya capek banget. Dari tadi belum ada duduk." Ucapnya pelan sambil memelas.

Ada rasa kasihan ketika wanita itu berbicara sambil memelas. Memang dia tau pekerjaan cleaning service memang sangat melelahkan. Di saat orang-orang masih tidur mereka sudah berangkat kerja dan membersihkan ruangan tanpa henti.

" Sudah istirahatnya? Kalau sudah, ikut aku." Ucap Kevin memerintahkan wanita itu.

Wanita itu beranjak dari sofa dan mengikuti pria di depannya. Dia tidak melihat kesana kemari. Dia fokus mengikuti pria didepannya, agar tidak menubruk lagi.

Wanita itu berdiri didepan meja, sambil memegang jari jemarinya. Ziko fokus dengan layar laptopnya.

" Tuan." Ucap Kevin pelan.

Ziko menoleh dan melihat wanita yang berdiri di depannya. Dia melakukan hal yang sama dengan Kevin ketika melihat wajah wanita itu. Ziko membelalakkan matanya.

" Kamu?" Ucap Ziko heran.

" Kenapa ekspresi mereka sama." Gumamnya pelan.

Kevin menyodorkan kertas yang ada di tangannya kepada Ziko. Ziko membaca nama wanita itu.

" Samudra nuansa pagi, apa itu nama kamu?" Ucap Ziko heran.

" Iya Pak, itu nama pemberian orang tua saya." Ucapnya bangga.

" Lucu juga nama kamu. Jadi panggilan kamu apa? Samudra atau pagi?" Ucap Ziko penasaran.

" Nama saya Samudera Nuansa Pagi, di singkat Menik." Ucapnya cepat.

" Apa! Menik?" Ucap Ziko heran karena nama panjang dengan nama panggilan tidak nyambung.

Wanita itu menganggukkan kepalanya cepat.

" Buahahhaha Menik." Ucap Ziko tidak bisa menahan tawanya.

Kevin ikut tersenyum mendengar nama panggilan wanita itu. Menurutnya nama panjang wanita itu bagus, tapi nama panggilannya yang tidak cocok.

" Baik Menik. Kenapa nama panggilan kamu harus itu, kenapa tidak Samudera atau Nuansa?" Ucap Ziko penasaran.

" Begini Pak, dulu waktu kecil nama panggilan saya Samudera, tapi namanya anak kecil suka salah menyebutkan nama, jadi mereka memanggilnya saya dengan sebutan udara." Ucap wanita itu menjelaskan.

" Kan bagus nama udara." Ucap Ziko menimpali.

" Ya Pak bagus, kalau tidak ada penambahan kata di depan atau di belakangnya."

" Seperti apa coba?" Ucap Ziko lagi.

" Mereka suka mengejek saya dengan sebutan polusi udara."

" Buahahhaha." Ziko tertawa lagi mendengar wanita itu berbicara, menurutnya wanita ini sama lucunya dengan istrinya.

" Ok, ok kalo Nuansa lebih bagus menurut saya." Ucap Ziko sudah bisa mengontrol tawanya.

" Nuansa lebih parah lagi Pak. Mereka mengejek saya dengan sebutan nyungsep." Ucapnya polos.

" Buahahhaha." Kevin dan Ziko tertawa lepas mendengar kata-kata wanita didepannya. Menurutnya kreativitas anak-anak dahulu memang tidak ada duanya dengan anak-anak jaman sekarang.

" Sudahlah, aku sakit perut mendengar perkataan kamu. Baik yang terakhir kenapa tidak menggunakan kata pagi, pasti mereka tidak mengejekmu kan?" Ucap Ziko cepat.

" Memang enggak mengejek sih Pak. Tapi mereka Nyanyi kalau menyebutkan nama saya. Seperti pagi-pagi pasti happy." Ucapnya sambil bergoyang layaknya dangdutan.

" Buahahaha. Kenapa kamu bergoyang?" Ucap Ziko dengan gelak tawanya.

" Ya saya mempraktekkan saja seperti teman saya lakukan. Mereka pasti bergoyang ketika memanggil saya pagi-pagi pasti happy." Ucapnya menjelaskan.

Ziko sudah bisa mengontrol tawanya. Dia melihat wanita didepannya lagi.

" Apapun nama yang di berikan orang tua kita. Itu semua ada artinya. Jangan pernah menyesal karena diberi nama jelek. Tapi hargai setiap pemberiannya." Ucap Ziko menasehati.

" Iya Pak, saya tidak pernah marah ataupun kecewa dengan orang tua saya. Menurut saya nama pemberian mereka cukup bagus." Ucapnya bangga.

" Apa dengan nama Menik kamu tidak di bully dengan teman kamu?" Ucap Kevin ikut nimbrung.

" Enggak, mereka tidak membully saya sama sekali. Kata mereka nama Menik cocok untuk saya. Karena kata mereka wajah saya kampungan." Ucapnya lagi.

Ziko dan Kevin saling pandang. Mereka sampai heran mendengar penjelasan wanita di depannya. Wanita di depan mereka bukannya jelek malah cantik. Jadi untuk kategori office girl dia memang terlalu cantik.

" Kenapa orang tua kamu memberikan nama Menik, selain penjelasan kamu tadi." Ucap Ziko penasaran.

" Owh itu dulu masih kecil saya juga sering sakit-sakitan. Kata nenek saya keberatan nama. Jadi makanya orang tua saya memberi nama panggilan untuk saya dengan nama Menik." Ucapnya menjelaskan.

" Memangnya masih ada mitos seperti itu? Kalau anak yang sering sakit-sakitan di ganti namanya?" Ucap Ziko bingung.

" Enggak tau Pak, tapi begitulah cerita saya." Ucapnya pelan.

Dari luar ada seseorang yang membuka pintu ruangan Presiden direktur. Zira datang dengan membawa beberapa tentengan yang berisi makanan.

" Selamat siang." Ucap Zira sambil meletakkan tentengan di atas meja.

Semua mata tertuju padanya.

" Lagi meeting ya?" Ucap Zira heran karena ada tiga orang di dalam ruangan itu.

" Enggak, mari sini." Ucap Ziko melambaikan tangannya memanggil istrinya.

Zira menghampiri meja suaminya. Ziko mengecup pipi istrinya di depan Menik dan Kevin.

Menik membelalakkan matanya tidak percaya. Kevin melihat tingkah wanita itu langsung ambil posisi siaga.

" Balikan badan kamu." Ucap Kevin cepat.

" Untuk apa? Saya mau melihat mereka berdua." Ucap Menik sambil tersenyum-senyum sendiri.

" Cepat balikkan badan kamu." Ucap Kevin cepat sambil memutar badan wanita itu membelakangi Zira dan Ziko.

Kevin bisa memperhitungkan apa yang terjadi di belakang mereka. Pasangan suami istri itu saling berciuman mesra. Kevin tidak ingin office girl itu melihatnya. Cukup dia yang menjadi saksi atas kemesraan pasangan suami istri itu.

" Pak, memangnya kenapa kita harus melihat kearah sofa. Bukannya tidak baik kalau kita membelakangi mereka berdua." Ucap Menik penasaran.

" Apa kamu mau kena batuk musiman seperti aku." Gerutu Kevin cepat.

" Maksudnya Bapak apa?" Ucap Menik bingung.

" Sudah diam, ikuti saja perintahku, kalau sudah waktunya berbalik maka kita berbalik." Ucap Kevin cepat.

" Memangnya apa yang mereka lakukan di belakang." Ucap Menik bingung.

" Mereka lagi menghitung gigi masing-masing." Ucap Kevin asal.

" Like, komen dan Vote yang banyak ya. Biar semangat updatenya."