Chapter 247 episode 246 (S2)

Lima orang itu telah berkumpul di ruangan HRD. Sebelum mereka di bawa ke ruangan asisten Kevin, Ibu Mery memberikan pengarahan kepada mereka.

" Kalian ada lima orang terbaik pilihan saya. Walaupun saya baru kenal dengan kalian hari ini. Tapi dari semua daftar pengalaman kerja kalian, semua tidak ada yang bermasalah. Kalian akan di tempatkan di lantai yang penuh dengan para pejabat penting di gedung ini. Salah satunya ruang presiden direktur ada di lantai itu." Ucap Ibu Mery menjelaskan.

Kelima orang itu saling pandang, ada rasa bangga ketika mereka di pilih untuk membersihkan ruangan-ruangan penting.

" Kalian harus jujur dan bertanggung jawab, jangan sampai membuat nama baik saya rusak karena telah merekomendasikan kalian. Ingat kamera di mana-mana. Kalau sampai kalian mengambil sesuatu yang ada di meja, kalian akan di penjara. Kalian boleh membersihkan meja. Tapi tidak boleh mengambil kertas atau memindahkan barang-barang yang ada di meja. Kalau sampai kalian ada memindahkan apapun di situ. Dengan otomatis kalian akan di pecat." Ucap Ibu Mery tegas.

Deg deg deg jantung kelima orang itu menciut ketika mendengar kata pecat dan penjara. Seseorang mengangkat tangannya.

" Ya kamu, ada apa?" Ucap Ibu Mery.

" Saya mau ke toilet Bu." Ucap seorang wanita yang tidak lain adalah kakaknya Bima.

Semua orang sampai geleng-geleng kepala melihat tingkah wanita itu. Wanita itu pergi ke toilet.

Di dalam toilet dia bergumam sendiri.

" Mau bersihkan ruangan aja ribet banget banyak betul peraturannya."

Setelah selesai dia kembali ke kelompoknya. Bersama lima empat orang temannya. Ibu Mery mengantarkan mereka ke ruangan asisten presiden direktur yaitu Kevin.

Tertera di atas pintu sebuah papan nama yang bertuliskan asisten presiden direktur. Ibu Mery mengetuk pintu secara perlahan.

Tok tok tok, setelah ada sahutan, dia masuk ke dalam ruangan itu.

" Selamat siang Pak, lima orang itu sudah ada di luar." Ucap Ibu Mery.

" Suruh mereka masuk." Ucap Kevin memerintahkan.

Ibu Mery keluar ruangan memanggil kelima orang itu. Semua masuk menundukkan kepalanya, tidak lupa kelima orang itu melirik pria ganteng di depan mereka.

Alah mak, mati aku. Kenapa aku harus berhubungan dengan si Klepon.

Semua berbaris jadi satu. Kevin menghitung hanya ada empat orang yang berdiri di depannya.

" Kenapa hanya empat satu lagi mana?" Ucap Kevin bertanya kepada Ibu Mery.

Ibu Mery melihat wanita yang ke toilet tadi, berdiri di belakang temannya yang berbadan lebih tinggi darinya.

" Kamu maju kedepan." Ucap Ibu Mery dengan intonasi di tekan.

Wanita itu maju ke depan dengan kepala tertunduk. Dia sengaja menundukkan kepalanya, agar wajahnya tidak terlihat Kevin.

" Mana daftar riwayat hidup mereka." Ucap Kevin meminta kertas tentang kelima orang itu.

Ibu Mery memberikan kertas itu ketangan asisten Kevin. Kevin membaca dan memanggil nama mereka satu persatu.

" Mia?" Ucap Kevin.

Seorang wanita yang berbadan sedikit bongsor mengangkat tangannya. Berlanjut terus sampai pada satu nama, yang menurut Kevin sangat unik.

" Samudra?" Ucap Kevin sambil mengernyitkan dahinya membaca nama yang aneh.

Wanita yang tertunduk itu mengangkat tangannya. Masih tetap menundukkan kepalanya. Kevin sampai tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

" Angkat kepala kamu, Saya mau lihat wajah kamu." Ucap Kevin sambil memperhatikan wanita yang tertunduk itu.

Kakak Bima mengangkat kepalanya secara perlahan. Kevin membelalakkan matanya tidak percaya. Wanita setengah genre ada di depannya.

" Kamu!" Ucap Kevin dengan intonasi yang tinggi.

" Apa Bapak mengenalnya? Apa dia pernah membuat kesalahan?" Ucap Bu Mery dengan pertanyaan beruntun.

" Ya saya sangat mengenalnya dengan jelas." Ucap Kevin sambil merapatkan giginya.

" Apa dia bermasalah?" Ucap Ibu Mery penasaran.

Kevin tidak menjawab pertanyaan Ibu Mery. Dia langsung mengambil keputusan.

" Untuk ruangan saya dan ruangan Presiden direktur, biarkan manusia ini yang membersihkannya." Ucap Kevin dengan tatapan tajam.

" Apa Bapak yakin. Saya bisa menggantikan yang lainnya." Ucap Ibu Mery ragu.

Apa! Dia mau mencarikan yang lainnya. Berarti aku di pecat gitu.

" Tidak usah cari yang lain. Aku ingin dia yang membersihkan ruang saya dan ruangan Presiden direktur. Yang lain silahkan keluar, tinggal manusia setengah genre ini disini." Ucap Kevin dengan tatapan menusuk.

Ibu Mery ingin bertanya lebih lanjut dengan julukan yang di berikan Kevin kepada office girl itu. Tapi karena sudah mendapatkan perintah untuk keluar, dia langsung keluar dari ruangan itu.

Tinggal mereka berdua di dalam ruangan itu. Kevin duduk sambil memainkan pena di tangannya. Ada rasa senang ketika melihat wanita setengah genre itu terpojok.

" Bagaimana, apa kamu masih kesurupan?" Ucap Kevin dengan intonasi tinggi.

" Ah Bapak, bisa aja." Ucapnya mencairkan suasana.

" Enggak usah sok akrab, kamu harus membersihkan ruanganku dan ruangan bos besar. Kalau sampai kamu melakukan kesalahan, maka kamu akan aku tendang." Ucap Kevin tegas.

" Tunggu Pak, kesalahan bagaimana dulu, coba Bapak jelaskan. Agar saya tidak melakukan kesalahan kedepannya." Ucapnya santai.

" Banyak ngomong juga merupakan salah satu kesalahan." Ucap Kevin asal.

" Apa! Bapak serius? Jadi saya harus pakai bahasa apa bicara sama Bapak? Pakai bahasa kalbu boleh enggak?" Ucapnya lagi.

" Kamu ya." Ucap Kevin geram.

Kevin bingung mau bicara apa lagi. Semua orang sama dia tunduk dan patuh. Tapi tidak dengan wanita di depannya. Wanita itu dengan gampang menjawab semua ucapannya.

Suara telepon berdering, Kevin mengangkat telepon yang ada di samping mejanya. Ada suara bos besar terdengar dari ujung telepon. Kevin langsung beranjak dari kursinya.

" Ikut aku." Ucap Kevin memerintahkan wanita itu.

Kevin membawa kertas yang berisi data wanita di depannya. Dia ingin menunjukkan kepada Ziko.

Wanita itu mengikutinya dari belakang. Dia melihat kearah pria yang duduk di pojok. Dia tetap melangkahkan kakinya sambil menatap ke arah Koko.

" Itu pria yang makan di rumah makan. Ternyata dia bukan supir. Mana ada supir duduk di depan komputer. Tapi wajahnya mirip banget sama Cici." Gumamnya sambil berhenti mendadak karena menubruk punggung Kevin.

" Kamu sengaja ingin dekat-dekat denganku ya?" Ucap Kevin ketus.

" Idih siapa yang mau berdekatan dengan kamu. Makanya jangan pakai rem cakram jadinya numbruk deh." Ucapnya menyalahkan Kevin.

" Malah menyalahkan orang lain. Kamu punya mata tidak? Bukannya di pakai dengan benar malah melamun." Ucap Kevin jutek.

Mereka berdebat tepat di depan meja Koko. Koko mendengar perdebatan itu. Dan melihat wanita di samping Kevin.

" Itu wanita kesurupan yang di rumah makan. Mau apa dia kesini." Gumam Koko.

" Kamu tunggu disini. Jangan kemana-mana." Ucap Kevin tegas.

" Boleh enggak nunggunya sambil duduk di sofa." Ucapnya cepat.

" Banyak betul permintaan kamu, aku bilang di sini yang di sini. Kecuali aku bilang tunggu disana. Maka kamu tunggu disana." Ucap Kevin sambil menunjuk kearah sofa.

" Dasar pelit." Ucap wanita itu pelan.

Kevin hendak masuk ke dalam ruangan Ziko tapi terhenti karena mendengar perkataan wanita itu lagi.

" Siapa yang pelit?" Ucap Kevin berbalik arah lagi ke wanita itu.

" Hantu." Ucapnya ketus.

" Awas kamu!" Ancam Kevin sambil berlalu meninggalkan wanita itu.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."