Chapter 246 episode 245 (S2)

Pagi harinya kira-kira jam 5.

Tok tok tok. Pintu di ketuk dari luar.

" Iya tunggu."

Ada Bima didepan pintu dengan wajah yang sangat mengantuk. Bima baru pulang kerja, dia masuk shift malam. Bima melihat kakaknya tengah bersiap-siap kerja.

" Kakak mau kemana sepagi ini?" Ucap Bima heran.

Biasanya kakaknya selalu berangkat jam 7 pagi. Tapi hari ini beda, kakaknya berangkat pagi buta.

" Kakak sudah dapat pekerjaan baru. Tidak ada lagi shift malam."

" Memangnya kakak kerja dimana?" Ucap Bima sambil membuka jaket yang menempel di tubuhnya.

" Di gedung Rahasrya group." Ucap kakaknya semangat.

" Apa! Kenapa kakak bekerja di tempatku." Ucap adiknya cemas.

" Ye manalah kakak tau. Kakak hanya melamar pekerjaan di perusahaan jasa. Dan penempatan juga dari mereka." Ucap kakaknya menjelaskan.

" Ya itu sama saja kalau kakak menyerahkan diri." Ucap Bima cemas.

" Menyerahkan diri bagaimana?"

" Kakak ingat enggak percakapan kita tadi siang. Kalau pria yang kakak siram pakai air itu bos aku. Nah dia orangnya kejam tau." Ucap Bima lagi.

" Kejam?" Ucap kakaknya sambil memikirkan Kevin. Menurutnya Kevin tidak begitu menakutkan yang ada malah sedikit oon.

" Tenang saja, gedung itukan besar. Mana mungkin dia bisa menemukan kakak. Kakak pasti akan berjaga diri." Ucap kakaknya menenangkan adiknya.

" Kalau sampai dia menemukan kakak bagaimana? Bisa-bisa kakak di pecatnya." Ucap adiknya masih khawatir.

" Aduh dek, kenapa kamu malah menakuti kakak sih. Lihat aja nanti bagaimana. Kalau sampai dia memecat kakak, ya terima aja. Gitu aja kok repot." Ucap Kakaknya tetap tenang.

Bima tidak bisa berdebat lagi dengan kakaknya. Menurutnya kakaknya bisa bersikap setenang mungkin dalam menghadapi persoalan hidup. Di saat para wanita gampang panik, tapi tidak dengan kakaknya. Semua bisa di selesaikannya dengan kepala dingin.

" Kakak naik motor aku aja. Aku masuk jam tujuh malam ini hari." Ucap Bima menyerahkan kunci motornya.

Kakak Bima memang tomboi, dari cara berpakaiannya saja sudah kelihatan tomboinya. Dia selalu mengenakan celana jins dan kemeja panjang. Tak heran kalau dia suka menyamar jadi cowok kalau pulang malam.

" Baiklah kakak berangkat dulu." Ucap kakaknya sambil melambaikan tangannya ke adiknya.

Motor gede bisa di taklukannya dengan mudah. Dia seperti sedang mengendarai seekor kucing karena dengan gampang menaklukkan si roda dua.

Di dalam mobil.

" Sayang siang ini, aku mau ke kantor kamu." Ucap Zira sambil bergelayut manja di lengan suaminya.

" Untuk apa? Biar aku saja yang datang ke butik." Sambil mengelus puncak kepala istrinya.

" Aku mau makan siang di sana." Ucap Zira manja.

" Ya sudah nanti aku suruh supir untuk menjemput kamu." Ucap Ziko sambil memeluk erat tubuh istrinya.

Ziko mengalihkan pandangannya ke arah depan. Dia teringat sesuatu tentang kemaren pagi.

" Mengenai seragam biru kemaren, apa ada informasi mengenai itu?" Ucap Ziko sambil menatap kedepan.

" Sudah tuan, mereka dari perusahaan jasa. Mereka menyalurkan karyawannya sebagai cleaning service di perusahaan-perusahaan besar. Dan mall-mall besar." Ucap Kevin menjelaskan.

" Baiklah aku percayakan semua sama kamu."

" Sayang hukuman apa yang akan kamu berikan sama Kevin?" Ucap Zira mengingatkan.

Kevin memijat dahinya, dia tidak menyangka sepagi ini sudah mendengar tentang hukuman yang akan di dapatkannya.

" Bagusnya seperti apa?" Ucap Ziko kembali bertanya kepada istrinya.

" Bagaimana kalau Kevin meminta nomor ponsel karyawan." Ucap Zira semangat.

Uhuk-uhuk. Kevin berakting batuk, menurutnya hukuman itu terlalu berat.

" Kalau nomor ponsel sih gampang. Karyawan dengan gampang pasti ngasih nomornya. Secara Kevin idola cilik di kantor." Ucap Ziko asal.

" Buahahhaha idola cilik." Ucap Zira mengejek Kevin.

" Jadi kamu maunya apa?" Ucap Zira lagi sambil terdengar gelak tawanya.

" Bagaimana kalau kita pilih seseorang untuk menemaninya makan malam." Ucap Ziko cepat.

Zira setuju dengan ide suaminya. Kevin yang mendengar semakin batuk.

" Vin, kamu batuk atau bengek?" Sindir Zira.

" Sakit kepala nona." Ucap Kevin asal.

" Sejak kapan kepalamu pindah ke mulut." Ucap Ziko sambil menendang kursi bagian belakang Kevin.

" Sejak anda berdua memberikan ide konyol untuk hukuman saya." Jawab Kevin.

" Ya sudah besok-besok, kalau sakit kepala kasih koyo di mulutnya." Ucap Zira mengejek.

Zira sudah di antarkan ke butik. Tinggal dua pria itu di dalam mobil. Mobil sudah meluncur ke pusat kota menuju gedung Rahasrya group.

Mobil berhenti tepat di pintu loby. Di dalam loby banyak karyawan yang wara wiri baru datang kerja. Dua pria itu datang lebih awal dari biasanya. Biasanya mereka datang setelah karyawan mulai kerja, tapi sekarang mereka datang seperti karyawan lainnya.

Seragam warna biru ada di mana-mana. Mereka membersihkan semua ruangan. Setelah memastikan keperluan bosnya sudah lengkap. Kevin berjalan menuju ruangannya. Dia melihat tumpukan kertas diatas mejanya. Kevin memencet extension Ibu Mery.

" Ibu Mery bisa datang ke ruangan saya." Ucap Kevin dari ujung telepon.

Beberapa menit kemudian Ibu Mery datang dengan membawa beberapa kertas di tangannya. Setelah Ibu Mery Sampai di ruangannya. Kevin mempersilahkan wanita paruh baya itu untuk duduk. Ibu Mery menarik kursi yang ada di depannya, dan menduduki kursi tersebut.

" Apa semua cleaning service sudah di bagi tugasnya?" Ucap Kevin cepat.

" Sudah tuan, hanya lantai ini yang belum ada petugas kebersihannya." Ucap Ibu Mery sambil menunjuk lantai ruangan Kevin.

" Baiklah, pilihkan sama saya 5 orang." Ucap Kevin menyodorkan tumpukan kertas di samping mejanya.

Ibu Mery mengecek satu persatu, yang menurutnya dapat di percaya dan tidak pernah bermasalah.

" Ini Pak?" Ucap Ibu Mery menyodorkan 5 kertas kepada Kevin.

Kevin melihat kertas pemberian Ibu Mery. Dia mengernyitkan dahinya tidak percaya dengan pilihan wanita paruh baya itu.

" Kenapa semuanya sudah berumur. Apa karena mereka seumuran Ibu, makanya memilihnya mereka semua." Ucap Kevin cepat.

" Bukan itu Pak, menurut saya mereka pasti lebih terampil di bandingkan yang muda-muda. Karena dari pengalaman pasti lebih banyak mereka." Ucap Ibu Mery memberikan alasannya.

" Apa Ibu lupa tekanan di lantai ini lebih besar dari lantai lainnya. Apa mereka siap dengan itu semua?" Ucap Kevin lagi.

Ibu Mery terlupa sesuatu, kalau di lantai tempat Kevin bekerja, tekanannya lebih besar di bandingkan lantai-lantai yang lainnya. Karena lantai itu di penuhi dengan jabatan-jabatan penting.

" Saya khawatir pilihan anda tidak tahan dengan tekanan. Lebih baik yang masih muda. Karena mereka pasti tahan banting dan kebal dengan amarah." Ucap Kevin cepat.

Ibu Mery setuju, dia harus merekomendasikan lima orang yang bisa di jadikan cleaning service di lantai itu. Ibu Mery menyerahkan lima nama ke arah Kevin dan tahun kelahiran. Kevin melihat sekilas.

" Baiklah, suruh lima orang itu datang ke ruangan saya." Ucap Kevin memerintahkan.

Ibu Mery keluar meninggalkan ruangan Kevin. Menuju ruangannya, dia memerintahkan karyawannya untuk mengumpulkan lima nama yang di rekomendasikannya.

" Like, komen dan vote yang banyak ya, biar semangat updatenya, terimakasih."