Chapter 237 episode 236 (S2)

Mereka telah selesai makan siang. Semua kembali ke mobil masing-masing, semua posisi tetap sama. Zelin dan Koko dalam satu mobil. Trio kwek-kwek di mobil yang lainnya.

Mobil sudah meninggalkan rumah makan itu dan kembali ke gedung Raharsya group. Di dalam perjalanan belum ada percakapan antara tiga orang itu. Yang terlihat hanya tingkah Zira yang bergelayut manja di ketiak suaminya.

" Kamu suka bau deodoran micinku." Ucap Ziko mengelus rambut Istrinya. Zira menganggukkan kepalanya sambil tetap bergelayut manja di situ.

" Vin, ngomong-ngomong kenapa kamu membawa pelayan kesurupan itu ke dalam ruang makan kita. Seharusnya kamu membawanya ke manager rumah makan itu."

" Memangnya kenapa sayang?" Ucap Zira pelan.

" Kan pelayan itu bukan tanggung jawab kita kenapa dia langsung membawa ke tempat kita. Aneh aja lihat tingkah si Kevin yang tiba-tiba sok perhatian seperti itu." Ucap Ziko cepat.

" Ayo jawab Vin. Jangan pura-pura amnesia." Ucap Zira asal.

Kevin belum menjawab pertanyaan bosnya. Dia bingung harus menyusun kalimatnya. Dia sudah bisa membayangkan olokan yang akan di berikan kepada dirinya.

" Ayo cepat." Ucap Ziko lagi.

" Sebenarnya wanita itu yang menyiram air ke wajah saya dan yang merusak mobil anda." Ucap Kevin pelan.

" Apa!" Ucap Ziko kaget sambil duduk tegak.

Prok, Zira langsung memukul paha suaminya dengan keras.

" Kenapa kamu memukul suamimu." Gerutu Ziko.

" Kamu kalau kaget kasih tau dong, telingaku bisa budek mendengar teriakanmu." Ucap Zira cepat.

" Oh maaf sayang." Rayu Ziko sambil menciumi wajah istrinya.

Kevin selalu akting batuk kalau melihat dua orang yang lagi di mabuk kepayang itu.

" Vin, batukmu kok pakai musiman ya?" Ucap Ziko berhenti menciumi istrinya ketika mendengar batuk asistennya.

Zira sudah duduk normal tidak bersandar pada ketiak suaminya. Dia menyandarkan dagunya ke bahu suaminya.

" Ya tuan. Batuk ini ada alarmnya." Ucap Kevin asal.

" Lanjutkan kenapa kamu membawa pelayan tadi?" Ucap Ziko lagi.

Kevin sebenernya ingin melarikan pembicaraan mengenai hal lain. Dia merasa malu jika mengatakan sebenarnya.

" Hemmmmm, sebenarnya tadi saya berdebat dengan dia. Dan saya melaporkannya ke manager rumah makan itu. Tapi ketika saya melaporkannya, malah saya yang kena batunya. Dia mengatakan hal gila. Dia bilang kepada managernya kalau saya minta balikan samanya." Ucap Kevin pelan.

" Apa!" Ucap Zira teriak di samping telinga suaminya.

Ziko kaget dan memegang telinganya, telinganya seperti mendapatkan dentuman keras.

" Sayang apa kamu ada dendam tersendiri?" Ucap Ziko memegang telinganya.

" Maaf sayang aku kaget juga." Ucap Zira lagi pelan.

" Sayang kenapa teriakan kamu kencang banget apa itu juga jurus yang dj ajarkan Thanos kepadamu." Ucap Ziko asal. Dia merasa teriakan istrinya betul-betul kencang melebihi toa.

Zira dan Ziko kembali melihat ke depan. Melihat si pengemudi mobil tersebut.

" Serius kamu Vin? Sepertinya aku harus berguru dengannya." Ucap Zira cepat.

Ziko yang melihat ke depan langsung melihat ke arah istrinya. Melihat dengan mengernyitkan dahinya sambil menyengir.

" Jangan mengada-ada kamu? Sudah cukup ilmu yang di ajarkan Thanos kepadamu, jangan kamu berguru lagi dengannya. Semua ilmu sudah kamu kuasai, ilmu semua bahasa bisa, ilmu bisnis sudah, apalagi ilmu bela diri itu juga sudah. Dan terakhir ilmu mengeluarkan arwah juga bisa. Heran kenapa semua hal kamu bisa tapi ada yang tidak bisa kamu lakukan?" Ucap Ziko cepat.

" Apa?" Ucap Zira penasaran.

" Ilmu buat anak." Ucap Ziko genit.

Kevin langsung batuk lagi ketika mendengar kata-kata bosnya. Menurutnya dia harus mengeluarkan alarm batuknya dengan segera agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkannya, jika hal itu terjadi jiwa jomblowatinya ikut memberontak.

Ziko tidak jadi melakukan aksinya. Dia teringat tentang sesuatu akan percakapannya yang terputus.

" Hebat betul pelayan itu, dengan cepat bisa menaklukkan kamu ya." Ucap Ziko cepat sambil manggut-manggut.

" Maksud tuan menaklukkan apa?" Ucap Kevin lagi.

" Ya dengan cepat dia bisa membaur bersama kamu. Secara aku kenal dengan kamu lama. Kamu sama dinginnya dengan aku. Tapi entah kenapa kamu bisa mencair dengan wanita." Ucap Ziko penasaran.

" Sebenarnya itu karena istri anda tuan?" Ucap Kevin pelan.

" Apa! Jangan bilang kalau kamu juga suka dengan istriku." Ucap Ziko cepat.

Tuan kalau saya boleh jujur, saya memang jatuh hati dengan istri anda bahkan semua pria pasti akan menyukai sosok wanita seperti nona Zira, cantik, kaya, pintar dan rendah hati. Jarang wanita seperti itu. Dan anda sangat beruntung memilikinya.

" Maksud saya, semenjak nona Zira datang semuanya berubah. Banyak perubahan yang kita dapatkan. Salah satunya aksi kocak nona Zira." Ucap Kevin pelan.

" Iya kamu benar, semenjak dia masuk ke dalam kehidupanku, semuanya berubah. Aku sampai heran kenapa dia bisa mendapatkan banyak kosa kata sebanyak itu. Jangan-jangan kamu nelan kamus bahasa ya?" Ucap Ziko cepat sambil melihat istrinya.

" Buahahhaha." Hanya terdengar gelak tawa dari Zira. Kosa kata yang banyak membuatnya semakin di cintai suaminya.

Mobil tetap bergerak seperti jarum jam yang tidak pernah berhenti detiknya. Keheningan kembali tercipta setelah percakapan itu. Suara mesin mobil terdengar cukup jelas di telinga mereka sampai Zira kembali bertanya sesuatu.

" Siapa nama gadis itu?" Ucap Zira penasaran.

" Saya tidak tau namanya nona, saya hanya memberikan sebuah julukan untuknya." Ucap Kevin pelan.

" Apa julukan yang kamu berikan kepadanya?" Ucap Zira penasaran.

" Wanita setengah genre." Jawab Kevin.

" Buahahhaha, bisa-bisanya kamu memberikan julukan seperti itu kepadanya. Kenapa kamu memberikan julukan seperti itu kepadanya?" Ucap Zira penasaran.

" Ya karena dia memang pantas untuk itu." Jawab Kevin cepat.

Jawaban Kevin tidak cukup menjelaskan sesuatu. Tapi biarlah julukan itu bersemayam di dalam ingatan pria itu. Menurutnya sebuah julukan di berikan seseorang kepada orang lain itu merupakan pertanda akan adanya suatu ikatan. Seperti dirinya dahulu memberi julukan kepada suaminya ubi kayu dan kebalikannya Ziko memberikan julukan kepada dirinya mulut micin. Dengan julukan itu mereka semakin dekat satu sama lain.

" Oh iya bagaimana dengan jadwal artis idola ku?" Ucap Zira mengingatkan sesuatu sambil melirik suaminya.

" Vin, bagaimana?" Ziko membalikkan pertanyaan kepada asistennya.

Duh kenapa masih di ingatkan sih. Paling males kalau sama urusan mengidam yang satu ini.

" Nanti saya kabari tuan, saya sudah mendapatkan informasi kalau artis idola anda sudah sampai ke sini. Saya akan membuat jadwal untuk bertemu dengannya." Ucap Kevin asal.

" Serius kamu Vin? Aku akan berdandan secantik mungkin kalau perlu berdandan mirip dengannya." Ucap Zira menghayal.

" Ssstt jangan kamu samakan diri kamu dengannya. Aku lebih suka kamu apa adanya tanpa merubah sesuatu apapun. Boleh mengidolakan artis itu, tapi ingat ada batasnya. Jangan terlalu menyanjungnya, karena dia sama seperti kita sama-sama manusia. Hanya Tuhan yang wajib kita sanjung." Ucap Ziko menasehati istrinya.

" Siap Pak ustadz laksanakan. Nanti aku datang pake daster aja." Ucap Zira sambil memberi hormat kepada suaminya seperti seorang tentara.

" Aih jangan pakai daster juga kali. Kenapa kamu enggak pakai baju tidur sekalian." Gerutu Ziko.

Gelak tawa Zira terdengar ringan. Dia tau kalau suaminya berkata seperti itu karena suaminya tidak ingin melihat istrinya jelek dan tidak mau berdandan terlalu berlebihan. Karena menurutnya berdandan cantik hanya di perbolehkan untuk suaminya.

" Like, komen dan Vote yang banyak ya terimakasih."