Chapter 230 episode 229 (S2)

Tak terasa pengajian dengan preman selesai. Semua preman mendapatkan bingkisan berupa amplop beserta isinya.

Di dalam mobil, Zira dapat tersenyum puas. Tes telah berhasil, tidak dengan dua pria yang berada di mobil. Hembusan nafas suaminya terdengar jelas di telinganya, ada rasa jengkel dengan tingkah istrinya yang luar biasa kelewat. Dan Kevin hanya bisa menunjukkan muka cemberutnya. Terlihat jelas kalau dia benar-benar kalah telak dari ide ngidam itu. Dia teringat sesuatu tentang ngidam yang kedua.

" Maaf nona apakah ketemu artis itu juga tes belaka?" Ucap Kevin cepat.

" Memangnya kenapa?"

" Kalau hanya tes saya tidak mau melakukannya lagi." Ucap Kevin tegas.

" Aku memang mendambakan ketemu Alia Bhatt, jadi yang itu masih dalam kategori ngidam ya." Ucap Zira menghayal ketika wajah anaknya mirip Alia Bhatt.

Kevin memukul kepalanya ke setir mobil secara berulang. Dia enggak rela melakukannya lagi.

Begini amat sih nasib ku. Apa aku yang harus menuruti ngidam aneh ini.

" Sudahlah, aku juga sama lelahnya dengan kamu." Ucap Ziko pelan. Ziko menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Kepalanya betul-betul pusing menghadapi preman tadi.

" Iya tuan, tuan masih enak tinggal memerintahkan kalau saya harus menyiapkan ngidam istri anda semuanya." Ucap Kevin protes.

" Apa! Jadi kamu enggak iklas melakukan ini? Asal kamu tau setiap malam aku juga harus memenuhi ngidam makanan aneh istriku." Ucap Ziko dengan suara yang keras.

" Ssstt diam. Sudahlah anggap saja tadi pelajaran buat kamu sebelum punya istri, dan sayang terimakasih karena telah menuruti kemauan istrimu." Ucap Zira sambil mengelus lengan suaminya.

Kevin sebagai asisten teladan. Dia bisa menyelesaikan semua pekerjaan tanpa ada kesalahan. Walaupun jengkel tapi dia bisa belajar sesuatu dari sini. Yaitu menyayangi istrinya kelak, dan memenuhi semua kemauan istrinya tapi dalam kategori wajar. Dan menurutnya permintaan Zira tidak masuk dalam kategori wajar, tapi dia tetap akan memenuhi ngidam ke dua.

" Sayang lain kali kalau mau buat pengajian preman, kasih deodorant dulu sama masing-masing preman. Apa kamu enggak kecium mambu ketek mereka. Parfum aku aja kalah wangi dengan aroma terapi dari tubuh mereka." Gerutu Zira.

Ziko memang tidak memungkiri ucapan istrinya. Mereka di apit ratusan orang pria dengan bau badan yang aneh-aneh. Saking baunya Ziko sampai pusing. Dan Zira merasa mual dengan aroma terapi dari ketek preman tersebut.

Kevin sudah mengantarkan majikannya ke mansion. Majikannya sekarang mungkin telah beristirahat atau malah main masak-masak. Kevin berhenti di salah satu halte, tempat dia melihat manusia setengah genre. Menurutnya itu julukan yang tepat untuk wanita itu.

Halte masih dalam keadaan ramai. Banyak orang yang menunggu. Untuk menghilangkan jenuh ada yang sekedar memainkan game dari ponselnya. Ada yang mendengar musik menggunakan earphone. Dan banyak yang mengobrol dengan temannya. Mereka melakukan aktivitas untuk mengisi kejenuhan di halte itu.

Dari sekian banyak orang tidak ada wanita setengah genre itu. Kevin melihat semua kebanyakan wanita, ada beberapa pria tapi lebih dominan wanita. Dari pakaiannya wanita yang di halte mereka seperti baru pulang kerja. Karena mereka menggunakan seragam yang sama dengan beberapa temannya. Dan sebagian lagi sepertinya masyarakat umum yang baru pulang kerja.

Bus telah berhenti di depan halte. Sebagian masuk ke dalam bus itu. Sesuai dengan tujuan mereka. Dan sebagian lagi belum masuk karena bus jurusan rumahnya belum datang.

Kevin masih setia menunggu kehadiran wanita setengah genre itu. Menit berganti menit jam berganti jam sampai halte itu kosong, tapi wanita itu juga tidak nongol.

Kevin melihat jam di tangannya, waktu sama dengan jam pada saat mereka bertemu, tapi tidak ada tanda-tanda kehadiran wanita itu. Kendaraan juga mulai berkurang di jalanan. Hanya beberapa yang melintas. Kevin mengemudikan mobilnya meninggalkan halte tersebut.

Suara pintu di ketuk dari luar. Seseorang wanita membukakan pintu.

" Kakak belum tidur?" Ucap Bima kepada kakaknya.

" Belum, kakak masih menunggu kamu."

Bima melihat jam di dinding waktu sudah menunjukkan jam dua belas malam. Tapi kakaknya masih setia menunggunya pulang.

" Sepertinya pria semalam menunggu kakak di halte?" Ucap Bima cepat.

" Pria yang mana?" Dia lupa sesuatu karena setiap hari dia sering ketemu pria. Baik pria baik-baik maupun pria hidung belang yang ingin mengajaknya kencan semalam.

Pekerjaan yang cukup berat untuk seorang wanita. Pagi dia berkerja di rumah makan dan malam hari dia harus bekerja sebagai pelayan di salah satu cafe. Dengan dua pekerjaan sekaligus dalam sehari dia bisa memenuhi kebutuhan hidupnya dan adiknya. Tapi banyak kejadian yang tidak enak jika berkerja di cafe. Karena kalau malam pengunjung cafe kebanyakan pria. Dan banyak mata-mata nakal di sana.

" Yang kakak siram pakai air." Ucap Bima.

" Serius kamu?"

Bima menganggukkan kepalanya. Dia meyakinkan kakaknya kalau penglihatannya tidak salah.

" Sepertinya nomor platnya tidak asing tapi di mana ya?" Ucap Bima memikirkan.

" Sudahlah kakak mau tidur besok mau kerja pagi."

" Kak, kakak enggak usah kerja di cafe lagi ya. Aku enggak mau kakak pulang malam terus. Banyak kejahatan malam hari." Ucap Bima khawatir.

" Tenang saja, kalau kakak dapat pekerjaan baru dan penghasilannya lumayan, kakak pasti berhenti kerja di cafe itu.

" Memangnya kakak mau kerja di mana?" Ucap Bima penasaran.

" Tadi kakak masukkan lamaran sebagai office girl di salah satu perusahaan jasa. Kalo penempatannya sesuai dengan permintaan. Ada yang di rumah sakit, di perusahaan besar atau di mall. Kakak berharap di terima di sih. Soalnya kakak dengan perusahaan jasa ini gajinya lumayan. Karena perusahaan ini menyalurkan pekerjanya ke perusahaan-perusahaan besar." Ucap Kakak Bima menjelaskan.

" Aku berdoa semoga kakak cepat keluar dari cafe itu, dan bekerja hanya pagi saja. Dan segera mendapatkan calon suami." Ucap Bima berdoa.

" Cih, kenapa kamu berdoa untuk jodoh kakak, apa kamu tidak ingin kakak berada di dekatmu." Menggerutu sambil mengacak rambut adiknya.

" Bukan gitu kak, kalau kakak sudah punya suami, maka tugasku selesai. Sudah ada yang menjaga dan menyayangi kakak."

" Sudahlah enggak usah memikirkan jodoh kakakmu yang jelek ini, pasti akan datang pangeran kodok di hadapan kakak."

" Kodok apa?" Ucap Bima cepat.

" Kodok ngorek."

Mereka tertawa bersama, kasih sayang kakak adik itu terpancar jelas. Layaknya hubungan asmara, hubungan persaudaraanpun harus di pelihara. Karena persaudaraan adalah sebuah ikatan yang tidak bisa di putus seperti air yang tidak pernah bisa di cincang seperti itulah persaudaraan.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."