Chapter 228 episode 227 (S2)

Semua sudah terlelap dan masuk ke dalam alam mimpi. Tapi salah satu kamar masih terang benderang. Sepasang suami istri itu masih main jungkat jungkit satu ronde. Menurut Ziko satu ronde sudah cukup.

Setelah melakukan pergumulan, mereka berdua terkapar tak berdaya. Apalagi Zira yang gampang lelah dan sedikit sesak.

Mata Ziko sudah mulai terpejam karena memang sudah lelah. Tapi dia di kagetkan dengan suara perut istrinya yang konser.

" Sayang apa kamu lagi konser lagi?" Ucap Ziko langsung duduk di sebelah istrinya.

Zira menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis. Ziko menepuk dahinya sambil menjatuhkan badannya ke kasur lagi. Ziko belum belajar sama Pak Budi cara membuat telur dadar. Dan dia sudah yakin pasti bakal gagal lagi masakannya malam ini.

" Sayang kamu kenapa?"

" Aku belum belajar masak telur dadar." Ucap Ziko lemas.

" Sayang aku enggak minta telur dadar kok. Aku pengen makan ayam kecap." Ucap Zira merayu.

" Baik sayang kalau itu sih gampang." Ucap Ziko menunjukkan ujung jari kelingkingnya.

" Baiklah kalau begitu, aku tunggu di kamar ya." Ucap Zira cepat.

Ziko pergi ke lantai bawah dan menuju dapur. Dia sudah tau letak saklar lampu dan sudah tau cara menyalakan kompor gas. Dia mencari potongan ayam di dalam kulkas. Dia mengambil dua potongan ayam yaitu sayap dan dada. Pertama-pertama dia memasukkan minyak goreng ke dalam wajan dan menyalakan kompor gas. Sebelum minyak panas dia langsung memasukkan potongan ayam ke dalam penggorengan. Setelah beberapa menit masakan Ziko telah siap.

Ziko membawa makanan itu dengan nampan. Dia mendapati istrinya tengah tertidur. Tidak tega rasanya membangunkan tapi karena istrinya sedang lapar, dia harus tega membangunkannya.

" Sayang, bangun ayam kecapnya sudah datang." Ucap Ziko memegang kaki Istrinya.

" Ohhha." Zira menguap sambil bangun dari posisi berbaringnya.

Ziko meletakkan nampan di depan Istrinya. Dengan mata yang masih setengah terbuka Zira melihat isi nampan tersebut.

" Sayang ini apa?" Ucap Zira menguap.

" Ayam kecap. Ini ayamnya dan ini kecapnya." Ucap Ziko menunjuk ayam dan botol kecap.

Zira langsung menjatuhkan badannya ke kasur.

" Sayang kamu kenapa? Apa masakan aku salah lagi?" Ucap Ziko bingung.

" Iya." Ucap Zira menganggukkan kepalanya.

" Di mana salahnya? Aku sudah membuat permintaan kamu, dua potong ayam goreng dan kecap." Ucap Ziko menjelaskan.

Zira bangun dari posisi dan duduk kembali.

" Sayang maksud aku itu ayamnya di kecapin." Ucap Zira menjelaskan.

Ziko meletakkan kecap di atas ayam goreng tersebut.

" Bukan gitu, maksud aku itu ayam ini setelah di goreng, bumbu di tumis dan di beri kecap lalu masukkan gorengan ayam itu ke dalam tumisan bumbu tadi." Ucap Zira menjelaskan.

" Ya mana aku tau, aku pikir ayam sama kecap." Gerutu Ziko.

Walaupun begitu Zira tetap memakan masakan suaminya. Bagaimanapun dia tetap menghargai kerja keras suaminya.

" Terimakasih kasih sayang telah memanjakan aku." Ucap Zira sambil mengecup bibir suaminya.

Malam sudah berganti pagi. Waktunya sang mentari menyinari bumi. Sinarnya membangkitkan semangat pagi untuk menyambut hari baru.

Kevin sudah melajukan mobil menuju mansion. Dia sudah mempunyai beberapa agenda yang akan di bahasnya dengan Ziko.

Kevin sudah parkir di tempat biasa yaitu di depan pintu masuk.

Dia menunggu majikannya di beranda depan. Sambil mengingat kejadian tadi malam. Dan mencatat nomor plat tersebut di dalam ponselnya.

Ziko dan Zira keluar dari rumah dengan bergandengan tangan. Kevin buru-buru menyimpan kembali ponselnya, dan berlari mendekati mobil sambil membuka pintu belakang. Dia mempersilahkan majikannya masuk. Zira masuk terlebih dahulu setelah itu Kevin menutup pintu. Dan Ziko masuk melalui pintu sebelahnya. Ketika Ziko mau masuk, dia melihat ada goresan panjang di badan mobil sebelah kanan.

" Kenapa ini?" Ucap Ziko heran.

" Maaf tuan kemaren ada kejadian yang tidak terduga."

Kevin menjelaskan semuanya. Tentang pertemuannya dengan wanita jadi-jadian itu. Dia menceritakan awal mula mereka bertemu dan dia juga menceritakan tentang wajahnya yang di siram air minum.

" Buahahah. Berani benar wanita itu. Kalau aku bertemu dengannya akan aku acungkan jempol kepadanya.

Mendengar bosnya tertawa Kevin merasa kecewa karena bosnya tidak berpihak pada dirinya malah menyetujui ide wanita itu.

Ziko sudah duduk di dalam mobil. Sedangkan Kevin masih diam bengong di luar.

" Mau sampai kapan kamu berdiri di sana?" Ucap Ziko sambil membuka sebagian kaca mobil.

Kevin buru-buru masuk dan langsung menyalakan mesin mobil. Mobil sudah melaju ke jalanan.

" Kenapa sayang?" Ucap Zira penasaran.

" Ini si Kevin tadi malam kena siram air wajahnya." Ucap Ziko masih tertawa kecil.

" Wah berita viral tuh. Siapa tuh orangnya sepertinya aku harus berguru dengannya." Ucap Zira semangat.

Kevin masih diam, dia merasa malu karena dia menjadi bahan olokan majikannya. Ziko yang tadi tertawa langsung berhenti dan menoleh ke arah istrinya.

" Kenapa sayang?" Ucap Zira melihat tatapan suaminya yang sedikit tajam.

" Untuk apa kamu berguru lagi. Bukannya ilmu yang di ajarkan Thanos masih melekat di dalam tubuhmu. Apa kamu mau menghabisi aku jika semua ilmu kamu pelajari." Gerutu Ziko.

Zira tertawa lucu. Ucapan yang tadinya bercanda di anggap serius oleh suaminya.

" Iya aku enggak belajar lagi. Enggak usah khawatir aku jinak kok." Ucap Zira mengelus tangan suaminya.

Mobil telah sampai di depan butik tinggal Ziko dan Kevin yang berada di dalam mobil.

" Apa agenda hari ini?" Ucap Ziko cepat.

" Tuan saya sudah mendapatkan semua data preman dari masing-masing pasar. Mereka sudah di culik sesuai dengan permintaan tuan dan di letakkan di dalam aula besar." Ucap Kevin menjelaskan.

" Culik? Aku tidak ada memerintahkan kamu untuk menculik mereka." Ucap Ziko cepat.

" Tuan, saya tidak memberikan undangan kepada mereka. Dan kalaupun ada undangan, mana mungkin mereka mau datang. Apalagi undangan itu di sebutkan undangan jitak menjitak." Ucap Kevin menjelaskan.

" Lalu bagaimana perkembangannya?" Ucap Ziko lagi.

" Penuh perjuangan untuk mengumpulkan mereka. Jadi mau tidak mau kami memberikan ancaman kepada mereka dan mengikat tangan mereka ke belakang serta menutup mulut dan mata mereka." Ucap Kevin lagi.

" Kenapa jadi rumit seperti ini sih." Ucap Ziko bingung.

" Maaf tuan yang rumit itu ngidam istri anda. Mungkin kalau tidak ngidam menjitak kepala preman hal ini tidak akan terjadi." Ucap Kevin menyindir.

" Hey jangan kamu menyalahkan tentang ngidam istriku. Mungkin anakku akan menjadi penerus pasukan Avengers." Gumam Ziko menghayal.

Mobil telah memasuki area gedung Raharsya group. Mobil berhenti di depan pintu loby. Seseorang dari luar langsung membukakan pintu untuk Ziko.

Ziko keluar dari mobil dan masuk ke dalam loby tersebut. Kevin di luar menghampiri pria yang membukakan pintu.

" Bawa mobil ini ke bengkel ada goresan di body sebelah kanan." Ucap Kevin menyerahkan kunci mobil ke pada pria tersebut.

Kevin mengikuti langkah bosnya. Mereka masuk ke dalam lift khusus presiden.

" Kapan pengajian untuk preman itu di laksanakan?" Ucap Ziko lagi.

" Kami hanya menunggu kesiapan nona Zira saja tuan." Ucap Kevin cepat.

" Baiklah aku akan menghubungi Zira nanti dan untuk soal mengidam ketemu artis itu aku mau di adakan di sebuah restoran." Ucap Ziko membisikkan sesuatu ketelinga Kevin.

Kevin membelalakkan matanya tidak percaya. Tugas ngidam menjitak preman saja susahnya minta ampun. Dan sekarang tugas baru lagi yang menurutnya jauh lebih sulit.

" Apa kamu bisa?" Ucap Ziko cepat menatap tajam asistennya.

" Akan saya usahakan tuan." Ucap Kevin ragu.

" Pastikan kapan waktu dan tempatnya. Dan usahakan pada malam hari." Ucap Ziko lagi.

Kevin menganggukkan kepalanya. Dia bingung untuk urusan ngidam yang kedua apakah dia bisa memenuhi apa tidak. Secara dia ragu akan keberhasilan usahanya yang kedua ini.

" Like, komen dan Vote yang banyak ya terimakasih."