Chapter 227 episode 226 (S2)

Tanpa terasa siang berganti sore, sore berganti senja, senja berganti malam. Kevin berserta timnya sudah menyelesaikan tugasnya.

Malam kian sunyi, tapi yang bermalam di benak Kevin kian bising. Seperti rencananya masih saja terus berputar di kepalanya. Kevin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Kendaraan hanya ada beberapa yang lalu lalang. Dan tidak ada lagi manusia yang berada di pusat kota. Hanya suara kendaraan mobil yang terdengar terlalu nyaring di malam sepi itu.

Kevin membelokkan mobilnya ke arah kiri. Tanpa sengaja mobil yang di kemudikannya menerjang genangan air yang bertepatan di depan halte. Kevin tetap mengemudikan mobilnya fokus ke depan.

Dari halte ada yang teriak-teriak mengumpat si pengemudi yaitu Kevin. Tanpa pikir panjang yang berada di halte itu langsung melemparkan sebuah batu kecil ke arah belakang mobil Kevin. Otomatis Kevin berhenti dan melihat dari kaca spion. Ada seseorang pria yang mengenakan topi dan kemeja panjang telah melambaikan tangannya.

Seseorang yang berada di halte itu langsung menghampiri mobil Kevin. Dia mengetuk jendela mobil Kevin. Kevin enggan membuka, dia khawatir ini jebakan untuk merampoknya. Seseorang yang berada di samping mobil terus mengetuk jendela mobil. Kevin tidak membuka dia melihat sekeliling halte, mencari keberadaan teman orang tersebut.

Orang yang berada di luar mobil mulai kesal. Karena pemilik mobil tidak mau keluar sama sekali. Orang tersebut mengambil batu dan menggoreskan batu tersebut ke badan mobil.

Kevin melihat aksi orang tersebut. Menggores panjang badan mobilnya. Dia keluar dari mobil. Pria tersebut sudah berdiri di halte. Kevin masih melihat mobilnya yang babak belur karena gesekan. Kevin berjalan ke halte dan mulai mengumpat pria tersebut. Dari dekat dia bisa melihat wajah pria tersebut. Pria dengan postur yang kecil dan berjenggot telah berdiri di hadapannya sambil melipatkan kedua tangannya di dada.

" Apa maksud kamu menggores batu ke mobilku?" Teriak Kevin.

" Siapa suruh kamu tidak turun."

Suara pria yang di depan Kevin terdengar aneh. Tapi Kevin tidak mempermasalahkan suara pria tersebut. Dia mempermasalahkan nasib mobilnya.

" Kamu harus ganti rugi." Ucap Kevin tegas.

" Enak aja ganti rugi. Apa kamu tidak lihat apa yang barusan kamu lakukan." Ucap orang itu sambil menunjuk badannya yang sudah basah kuyup.

Kevin tertawa terbahak bahak melihat pria tersebut sudah mandi genangan air.

" Kenapa kamu tertawa? Apa ada yang lucu."

Kevin tidak tertawa lagi. Dia menatap orang tersebut dengan tajam.

" Memang pantas kamu mendapatkannya." Ucap Kevin menekan intonasinya.

" Cih, dasar orang kaya sombong. Perbuatanmu lebih hina dari yang aku lakukan. Kalau saja kamu turun dan meminta maaf kepadaku pasti nasib mobilmu tidak seperti itu." Tersenyum licik.

" Jadi apa maumu?" Ucap Kevin dengan tatapan tajam.

Orang tersebut mengambil botol air mineral di dalam tas ranselnya. Dan menegakkan minuman tersebut ke dalam tenggorokannya. Kevin masih memperhatikan tingkah manusia di depannya. Tiba-tiba wajah Kevin di siram air mineral.

Kevin merasa kemarahnya sudah tidak terbatas. Dia mencengkram leher pria tersebut. Tapi nyali pria tersebut tidak langsung menciut. Dia malah menantang Kevin.

" Ayo tunggu apa lagi pukul aku pukul."

Kevin melepaskan cengkramannya dan mendorong pria kecil tersebut hingga jatuh tersungkur. Dan pemandangan yang aneh terlihat. Topi pria tersebut terlepas, rambut indahnya jatuh tergerai indah.

Pria tersebut merapikan topinya dengan cara menggulung rambutnya dan memasukkan ke dalam topi dengan buru-buru.

" Siapa kamu?" Ucap Kevin bingung.

Dari jauh sudah ada sorot lampu yang menyinari halte tersebut, sebuah motor telah berhenti di dekat halte. Pria yang mengenakan topi langsung berdiri dan berjalan menuju motor tersebut. Sebelum naik ke atas motor, dia melepaskan topi dan jenggotnya. Dan langsung mengenakan helm. Motor sudah melaju sebelum melaju tidak lupa dia memberikan jari tengahnya ke arah Kevin. Kevin tidak bergeming sama sekali. Pria yang didorongnya tadi adalah seorang wanita. Yang menyamar menjadi seorang pria.

Kevin baru tersadar ketika motor sudah pergi meninggalkan dia sendirian di halte. Dia belum meminta ganti rugi kepada wanita itu. Wanita yang tomboi dan pemberani itu pikirnya.

Aku akan mencari keberadaanmu dengan segera. Dan kamu harus ganti rugi atas kerusakan dan penghinaan yang baru kamu lakukan.

Entah kenapa Kevin merasa geram dengan wanita itu. Entah siapa nama wanita itu. Tapi lambat laun dia akan menemukan identitas wanita itu dengan segera. Karena plat motor itu sudah terekam dalam memorinya.

Motor sudah melaju dengan kecepatan tinggi. Wanita itu memeluk tubuh pria di depannya.

" Apa lagi yang kakak lakukan?" Ucap pria tersebut.

" Aku enggak melakukan apapun. Dia yang sengaja menerjang genangan air sehingga bajuku basah."

Si pengemudi motor fokus dengan mengendarai motornya.

" Aku sudah berkerja, kakak enggak usah bekerja lagi di cafe itu. Banyak resiko kalau kakak pulang malam. Aku enggak bisa selalu menjemput kakak. Kalau aku masuk pagi bisa. Tapi kalau aku masuk malam bagaimana?"

" Tenang aja, dengan penyamaranku seperti tadi. Tidak akan ada yang mau menggangguku."

" Tapi pria yang tadi kan sudah melihat wajahmu?"

" Biar saja itu bonus buat dia?" Tertawa kecil.

" Kakak tidak melakukan hal aneh dengan pria itu kan?" Penasaran.

" Aku baru menyiram wajahnya dengan air mineral."

" Apa? Kenapa kakak melakukan hal itu? Kalau dia minta ganti rugi bagaimana?" Khawatir.

" Tenang dek, orang kaya memang suka seenaknya dan sombong. Itu biar jadi pembelajaran buatnya.

Motor sudah memasuki jalan kecil. Jalanan dengan padat penduduk. Motor berhenti di depan rumah kecil. Rumah yang sangat kecil mereka menyebutnya rumah kotak sabun. Karena hanya itu peninggalan orang tuanya. Rumah dengan dua kamar dan satu kamar mandi. Dapur jadi satu dengan ruang tamu. Walaupun rumah kotak sabun mereka kecil, tapi mereka masih bisa bersyukur karena mereka tidak perlu membayar uang sewa lagi.

Mereka adalah dua bersaudara. Yang wanita adalah si kakak, dan yang pria di adik. Mereka menjadi yatim piatu sejak 5 tahun yang lalu. Semenjak itu kakaknya berkerja paruh waktu untuk bertahan hidup. Dari hasil kerjanya dia bisa membiayai sekolah adiknya sampai selesai. Dan ini adalah pertama kali adiknya bekerja. Setelah beberapa kali di tolak akhirnya dia bisa berkerja. Tapi sebelumnya Bima mengikuti sekolah khusus sekurity terlebih dahulu agar dia bisa diterima. Setelah mendapatkan pelatihan dan sertifikaat akhirnya Bima bisa berkerja di perusahaan besar sebagi sekuriti.

" Kak nanti kalau ada lowongan di tempat aku bekerja, kakak coba aja. Mana tau keterima."

" Aduh dek mana mungkin kakak keterima, kakak aja cuma tamatan SMA. Mana ada perusahaan yang mau menerima ijazah SMA." Putus asa.

Apa yang di katakan kakaknya benar. Memang tidak ada perusahaan besar yang mau menerima mereka. Hanya pekerja pabrik yang mau menerima tamatan SMA. Jadi mereka tidak mau bermimpi tinggi-tinggi, karena takut akan sakit nantinya.

Sudah bisa bekerja mereka berdua sudah sangat bersyukur. Sebelum Bima berkerja yang menjadi tulang punggung adalah kakaknya. Sekarang dia bisa membantu kakaknya, dengan gaji bulanan dia bisa memberikan uang belanja untuk kakaknya.

" Kakak ambil pekerjaan yang pagi saja. Jangan malam lagi. Aku rasa cukup dengan gaji bulanan dan gaji harian kakak.

" Lihat nanti, selagi ada kesempatan dan aku masih sanggup aku akan tetap bekerja. Walaupun belum bisa menyimpan banyak. Tapi setidaknya masih ada penggangan saja sudah syukur."

Dua bersaudara yang saling mengasihi. Jarak yang tidak terlalu jauh. Jarak mereka hanya beda dua tahun. Banyak orang yang belum mengenal mereka berpikiran kalau mereka sepasang kekasih. Mereka tidak mempermasalahkan apa pendapat orang lain yang penting di lingkungan tempat tinggal mereka sudah tau latar belakang mereka berdua.

" Like, komen dan Vote yang banyak ya terimakasih."