Chapter 226 episode 225 (S2)

Kevin mengerahkan anggotanya untuk mengumpulkan semua preman tersebut. Pekerjaan itu bukanlah hal yang gampang buat Kevin dan rekannya. Mereka harus mengintai terlebih dahulu memastikan siapa saja preman di masing-masing pasar.

Ziko dan Zira menikmati makan siang di tempat yang berbeda. Zira di butik bersama dengan karyawannya sedangkan suaminya makan siang di restoran. Hari ini dia memilih makan di restoran sendiri, tanpa ada Kevin di sisinya. Kevin masih melaksanakan tugasnya di luar kantor.

Restoran yang dipilih Ziko tidak jauh dari gedung perkantorannya Hanya beberapa blok dari gedung tersebut. Ziko mengemudikan mobilnya sendiri.

Didalam restoran dia sudah di sambut ramah oleh pelayan restoran.

" Berapa orang tuan?" Ucap pelayan ramah.

" Satu." Pelayan mengantarkan Ziko ke sebuah meja yang hanya ada dua kursi yang saling berhadapan. Pelayan meletakkan daftar menu di atas meja. Ziko memilih makanan sesuai dengan seleranya yaitu chicken steak with brown sauce.

Pelayan sudah meninggalkan meja. Dan pergi ke dapur untuk menyerahkan daftar menu pilihan pengunjung restoran.

Ziko mengambil ponselnya dan memberikan kabar kepada istriya melalui sebuah chat.

Sayang aku hari ini makan siang di restoran dekat kantor. Kamu makan di mana?

Zira membalas chat tersebut.

Aku makan di rumah makan tradisional.

Zira mengirimkan foto makanannya dan tempat dia makan. Sengaja di kirimanya foto tersebut agar suaminya tau keberadaan dirinya.

" Ziko." Ucap seorang wanita sudah menarik kursi dan duduk di depannya.

" Oh Vita." Ucap Ziko cepat.

" Kamu sama siapa ke sini?" Ucap Vita sambil melihat sekeliling restoran.

" Sendiri. Kamu sama siapa ke sini?" Ucap Ziko lagi.

" Owh aku ada janji dengan seseorang. Katanya jam makan siang. Tapi sampai sekarang belum datang." Ucap Vita melihat jam tangannya.

Ziko meletakkan ponselnya di atas meja. Dan tidak melanjutkan lagi chating kepada istrinya.

" Bagaimana kabar Zira?" Ucap Vita ramah.

" Baik." Ucap Ziko cepat.

" Syukurlah kalau hubungan kalian baik-baik saja." Ucap Vita keceplosan. Vita terlupa sesuatu kalau dia pernah mingirim sebuah kertas kecil untuk Zira. Beberapa bulan yang lalu Vita merasa khawatir jika dirinya di anggap sebagai perusak rumah tangga orang lain. Tapi dengan penjelasan darinya mengenai hubungannya dengan Ziko, dia merasa agak tenang. Dan dia juga ikut senang mendengar pernikahan temannya dalam keadaan baik-baik saja.

" Mbak Vita." Ucap seorang pria yang berdiri di samping meja. Ziko kaget begitupun dengan pria tersebut.

" Ya saya Vita. Apa kamu Fiko?" Ucap Vita berdiri sambil mengulurkan tangannya.

Ziko yang berada di situ kaget. Karena pria yang bersalaman dan berdiri di samping mejanya adalah pria yang pernah di pukulnya.

" Kamu?" Ucap Ziko langsung berdiri.

" Apa kalian saling mengenal?" Ucap Vita bingung.

Fiko ikut kaget melihat ada Ziko di sebelahnya. Menurutnya ini adalah waktu yang tepat untuk mengatakan semuanya.

" Ya aku sangat mengenalnya, di adalah donatur yang membiayai perobatan anak ku." Ucap Fiko cepat sambil mengulurkan tangannya.

Ziko bingung harus berbuat apa ketika bertemu dengan pria itu. Secara Fiko pernah menjadi musuh besarnya. Dengan kerendahan hatinya dan berpikir positif, dia menerima uluran tangan Fiko. Menurutnya Fiko bukan lagi sebuah ancaman.

" Terimakasih tuan muda, saya tidak bisa berkata-kata, jasa anda sangat banyak dan tidak bisa tergantikan dalam membiayai perobatan Naura." Ucap Fiko menyanjung pria di depannya.

" Tidak perlu kamu menyanjungku. Semua orang akan melakukan hal yang sama." Ucap Ziko merendah.

Vita hanya bisa mendengar tanpa berkomentar. Karena semuanya seperti kebetulan. Dia sedang membuat buku tentang penderita kanker yang bisa survive dan yang sembuh dari penyakit tersebut. Dan setelah melakukan riset ke beberapa rumah sakit. Maka fiko adalah salah satu narasumber yang akan di mintai keterangannya tentang penyakit tersebut.

Ini adalah pertemuan pertama mereka berdua antar Vita dan Fiko. Dan pertemuan ini seperti membuka jalan untuk Vita lebih mengenal narasumbernya.

" Kalau boleh tau hubungan anda dengan tuan muda seperti apa?" Ucap Fiko penasaran.

" Saya dan Ziko teman kecil." Ucap Vita cepat.

Tidak berapa lama pelayan datang membawakan makanan pesanan Ziko.

" Ziko sepertinya kami pindah ke meja sebelah sana. Selamat menikmati hidangan kamu." Ucap Vita mengajak narasumbernya untuk pindah ke meja sebelah.

Ziko menganggukkan kepalanya cepat. Dia tidak mengerti tentang hubungan dua orang tersebut antara Vita dan Fiko. Karena itu bukan ranah wewenangnya, jadi dia lebih baik diam dan menikmati hidangan di depannya.

Pelayan datang ke meja Vita dan menyerahkan daftar menu. Vita dan Fiko memilih menu yang tidak terlalu berat. Setelah mencatat pelayan pergi meninggalkan meja tersebut.

Sebelum Vita langsung ke pokok intinya. Dia melakukan perkenalkan terlebih dahulu kepada narasumbernya. Agar tercipta suasana yang nyaman ketika mereka mengobrol nantinya. Fiko pun ikut memperkenalkan dirinya dan juga menceritakan tentang anaknya. Mereka berbicara panjang lebar mengenai semuanya.

Dari sisi lain Ziko melihat keakraban dua orang tersebut. Dia melihat ada kecocokan antara dua orang tersebut. Dari pandangan Ziko, dua orang tersebut bisa langsung akrab ngobrol satu sama lainnya.

Setelah Ziko menyantap hidangannya. Dia beranjak dari kursi dan pamit kepada dua orang tersebut.

Kevin menunggu informasi dari anak buahnya. Dia hanya memantau dari dalam mobil. Seorang pria lari terburu-buru mendekati mobilnya. Pria tersebut mengetuk kaca mobil. Kevin membuka sebagai kacanya.

" Pak, untuk di pasar ini kira-kira ada 5 preman." Ucap Pria tersebut menunjukkan bukti video tentang preman itu yang sedang beraksi.

" Baik, silahkan kembali ke markas." Ucap Kevin dan berlalu dengan mobil meninggalkan pria tersebut.

Kevin masih menunggu informasi lainnya. Dia harus memastikan total preman yang berada di kota itu. Setelah sudah ada jumlah yang akurat, dia akan melakukan tahap selanjutnya. Tahap mencari ustadz dan tahap santunan. Dan tidak lupa dia juga akan menyiapkan penutup mata untuk semua preman itu.

Kevin merasa ide bosnya agak konyol dengan menutup mata semua preman. Apalagi ide ngidam Zira yang luar biasa aneh. Kevin sudah bisa membayangkan ketika semua preman di angkut dan di bawa ke sebuah aula. Pasti pikiran aneh yang muncul dalam benak mereka. Mereka pasti akan berpikiran tentang penculikan semua preman.

" Like, komen dan vote yang banyak ya terimakasih."