Chapter 219 episode 218

Minggu ketiga adalah minggu penentuan untuk hubungan Zira dan Ziko. Dimana pada hari ini hakim akan membacakan keputusan hasil sidang yang telah di gelar selama dua pekan yang lalu.

Ada rasa gundah ketika harus menunggu keputusan itu. Walaupun tim pengacara Ziko akan mengambil jalur banding jika hasil tidak sesuai dengan harapan tapi tetap saja hati Ziko tidak tenang. Dia masih tetap cemas menunggu hasil keputusan.

Begitupun dengan Zira dengan perasaan cemas, dia menunggu keputusan di tempat yang berbeda. Dia tetap tidak akan menghadiri persidangan itu.

Semua tim pengacara sudah dengan formasinya. Hanya formasi dari penggugat yang tidak lengkap. Yaitu si pengaju gugatan tidak hadir lagi ke persidangan tersebut.

Ziko merasa heran dengan sikap istrinya. Di hari terakhir persidangan Zira juga tidak mau datang menemuinya. Ziko sampai membuat asumsi sendiri kalau istrinya sangat membenci dirinya.

Semua tim sudah masuk ke dalam ruang persidangan. Mereka menempati kursi mereka masing-masing. Pihak pengadil selaku hakim ketua dan hakim anggota masuk ke dalam ruang persidangan. Seperti biasa semua yang hadir harus berdiri menyambut kedatangan pihak pengadil sebagai rasa hormat kepada pemutus perkara.

Waktu pembacaan putusan pertama di bacakan oleh hakim anggota dengan menyebutkan nomor putusan.

" Bismillahirrahmanirrahim, Pengadilan agama x yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat pertama pada sidang majelis telah menjatuhkan putusan pada perkara cerai gugatan antara:

Zira Kanaya Amrin binti Amrin, agama Islam pekerjaan desainer dan pengusaha. Beralamat jalan Xy sebagai penggugat melawan."

" Ziko putra Raharsya bin Raharsya, pekerjaan sebagai pengusaha. Beralamat jalan xxxx sebagai tergugat."

" Pengadilan agama tersebut telah membaca dan mempelajari berkas perkara yang bersangkutan. Telah mendengar keterangan tergugat dan penggugat serta para saksi di persidangan."

Hakim anggota membacakan semua duduk perkara persidangan dari awal sampai akhir. Dan di lanjutkan dengan pembacaan putusan yang di bacakan oleh Hakim ketua.

" Menimbang bahwa berdasarkan dalil-dalil penggugat yang di hubungkan dengan bukti yang saling bersesuaian telah di temukan fakta hukum bahwa. Penggugat dan tergugat telah menikah dan telah di catatkan di kantor urusan agama. Bahwa antara penggugat dan tergugat telah menikah selama 1 tahun dan sering berselisih." Ucap hakim ketua.

" Mengingat peraturan yang berlaku maka pengadilan memutuskan bahwa apa yang di katakan tergugat belum bisa di katakan talak. Dan talak hanya bisa di lakukan di depan pengadilan agama. Menimbang selanjutnya selama proses persidangan berlangsung pihak penggugat tidak pernah menghadiri persidangan ini, dengan ini kami menyebutnya pihak penggugat tidak kooperatif. Dan pengadilan memutuskan perkara ini di batalkan, dan penggugat dan tergugat di katakan masih sah di dalam mata hukum sebagai suami istri."

Hakim ketua mengetuk palunya.

Ziko yang mendengar merasa senang karena perkaranya di batalkan oleh pihak pengadilan.

Semua hakim anggota dan hakim ketua keluarga meninggalkan ruangan sidang tersebut.

Tim kuasa hukum Zira mendatangi lawannya dan menyalami Ziko.

" Selamat tuan, pernikahan anda masih sah di mata hukum." Ucap pengacara tersebut.

" Apa kalian sudah merencanakan ini semuanya?" Ucap Ziko penasaran.

" Sebenarnya ini adalah rencana nona Zira. Pada saat sidang perdana, dia tidak mau datang dengan alasan kurang enak badan. Dan sidang kedua dia telah memberikan penjelasan kepada kami kalau dia tidak akan pernah hadir dalam persidangan. Dengan alasan karena beliau tidak mau dengan perpisahan ini." Ucap pengacara tersebut.

Ziko tidak habis pikir dengan ucapan pengacara istrinya. Karena di dalam benak istrinya sangat menginginkan perpisahan ini.

" Akhirnya kami memutuskan agar nona Zira jangan pernah hadir ke persidangan agar perkara ini di batalkan oleh pihak pengadilan. Dan ternyata terbukti perkara ini batal." Ucap pengacara menjelaskan.

Ziko tersenyum lebar. Dia merasa bahagia karena istrinya masih mencintai dirinya. Tidak pernah terpikirkan kalau perkara ini akan selesai dan batal. Karena dari perilaku Zira kepadanya pada saat mereka bersama. Dia memaafkan Ziko tapi persidangan tetap berjalan. Tidak pernah terlontar dari mulutnya kalau Zira akan membatalkan perkara perceraian yang di ajukannya.

" Bagaimana saya menemukan istri saya?" Ucap Ziko penasaran.

" Nona Zira tidak ada di kediamannya. Dia pergi ke suatu tempat." Ucap pengacara tersebut.

" Kemana?" Ucap Ziko penasaran.

Pengacara membisikkan sesuatu ketelinga Ziko. Ziko paham, di mana dia bisa menemukan Istrinya. Dan Ziko yakin pasti ada Kevin di dekat istrinya. Dia mencoba menghubungi mantan asistennya. Penggilan terhubung.

" Kamu di mana?" Ucap Ziko cepat.

" Saya di rumah tuan." Ucap Kevin cepat.

" Di rumah Zira apa di rumah kamu?" Ucap Ziko penasaran.

" Di rumah saya." Ucap Kevin lagi. Kevin memang tidak datang ke rumah Zira. Karena sesuai dengan instruksi Zira kalau Kevin hari ini di liburkan.

Ziko membicarakan rencananya kepada Kevin. Dan dia paham apa yang harus di kerjakannya.

" Baik tuan, saya akan laksanakan dengan segera." Ucap Kevin dengan cepat.

Ziko bergegas keluar dari gedung pengadilan agama. Dia sudah meluncur mencari Zira ke suatu tempat. Tidak berapa lama Kevin sudah sampai di sebuah pantai. Pantai adalah tempat wisata yang selalu di datangi orang-orang. Karena pantai bisa menghilangkan stres. Anginnya yang bertiup kesana kemari membuat udara terlihat sejuk dan segar.

Dari kejauhan Kevin bisa melihat keberadaan Zira. Kevin memberitahukan kepada pihak resort untuk membuat sesuatu yang di inginkan Ziko.

Di pinggir pantai Zira duduk diatas pasir putih. Pemandangan yang tersaji bukan hanya pasirnya yang putih dan air lautnya yang biru tapi, deretan batu-batu besar banyak berjejer di lautan. Sehingga membuat pantai itu terasa sangat indah.

" Selamat sore nona." Ucap Kevin cepat.

Zira kaget karena Kevin sudah berada di belakangnya.

" Untuk apa kamu kesini? Dan siapa yang memberitahukan keberadaanku di sini?" Ucap Zira penasaran.

Kevin tidak menjawab dia duduk di samping Zira. Melihat ombak yang saling berkejar-kejaran.

" Pemandangan yang sangat indah." Gumam Kevin.

" Kehidupan itu Indah, tapi ada jalannya masing-masing. Carilah jalan terindah untukmu. Mulai hari ini kamu bisa pergi mencari kebahagiaan di luar sana." Ucap Zira kepada pria di sampingnya.

Kebahagiaan saya adalah melihat anda dan tuan muda bersatu. Walaupun saya akui saya mulai sayang kepada anda. Tapi biarlah rasa sayang ini terkubur di dalam hati.

Tanpa terasa mereka sudah duduk lama di pinggir pantai.

" Mari kita pergi dari sini. Waktu sudah semakin senja." Ucap Kevin mengajak Zira pergi dari pinggir pantai.

Zira dan Kevin berjalan saling beriringan. Mereka memasuki loby resort dari pintu belakang. Zira melihat pemandangan di dalam penuh bunga mawar. Di lantai juga berjejer bunga yang mawar.

Ada rasa aneh ketika Zira memasuki loby tersebut yang mana tidak ada orang lain di dalam Loby tersebut. Zira melangkahkan kakinya di atas bunga mawar yang telah di lepas dari tangkainya. Di ujung ada seorang pria yang sedang berlutut sambil membawa buket bunga mawar dan dia adalah Ziko.

Zira kaget melihat kehadiran suaminya di situ. Dia menghampiri suaminya yang sedang berlutut.

" Sayangku Zira, biarlah berlian dan emas menjadi tidak ada artinya, di bandingkan keberadaanmu di hidupku. Hanya ucapan yang paling mendalam untukmu karena telah menjadi seseorang yang paling berharga dalam hidupku. Istriku sayang seindah apapun pemandangan di dunia ini, takkan bisa cukup untuk menjelaskan dan mengungkapkan arti penting dirimu bagi diriku. Engkau adalah pusat dunia bagi hidupku dan mengisi seluruh hati dan pikiranku. Terimalah permintaan maaf ku." Ucap Ziko sambil menyerahkan buket bunga mawar.

Zira meneteskan air matanya. Suaminya telah mengukir kata romantis untuk dirinya. Suami yang di cintainya akan selalu ada di hatinya sampai kapanpun. Zira menerima buket bunga mawar tersebut.

" Maukah kamu menemani hidupku selamanya dan menjadi ibu bagi anak-anak kita kelak." Ucap Ziko lagi.

Zira menganggukkan kepalanya dengan cepat. Ziko langsung memeluk dan mengecup dahi istrinya. Dia ingin mengecup bibir Istrinya tapi di tahan oleh Kevin.

" Stop, jangan pertontonkan kemesraan kalian di hadapan saya. Apa kalian lupa ada jomblo abadi di sini." Ucap Kevin cepat. Ziko dan Zira tertawa bersama. Mereka bersatu kembali sebagai sepasang suami istri. Pasangan Yang terikat karena cinta dan terikat karena sebuah anugerah yaitu malaikat kecil.

" Untuk musim ke satu tamat ya. Akan lanjut ke musim kedua. Musim kedua saya akan melanjutkan di cover yang sama dengan alasan dan pertimbangan lainnya. Pertimbangannya karena jika saya melanjutkan ke cover baru maka karya saya akan menjadi karya baru, dan proses untuk karya baru bisa berhari-hari. Jadi untuk menghindari rasa penasaran readers saya tetap melanjutkan di cover yang sama dan judul yang sama. Thank you all."