Chapter 216 episode 216

Matahari mulai terbangun dari peraduannya, memancarkan sinarnya yang menghapus titik-titik embun di dedaunan, menghangatkan tubuh dari udara dingin. Dan membakar semangat baru di hari yang baru.

Zira bersemangat menyambut pagi hari, tapi tidak semangat untuk menghadiri persidangan yang di gelar pagi ini. Zira menghubungi pengacara mengatakan kalau dia tidak bisa datang pada sidang perdananya.

Ziko dan pengacaranya sudah datang di pengadilan Agama, mereka menunggu di ruang tunggu. Dia masih mencari keberadaan istrinya. Waktu sudah menunjukan jam 9 tepat. Dari pihak pengadilan memanggil nama Zira dan Ziko. Masing-masing pihak masuk ke dalam ruang sidang tersebut. Ziko tidak melihat keberadaan istrinya di dalam ruangan itu. Dia mendatangi pengacara istrinya.

" Mana Zira?" Ucap Ziko kepada pengacara istrinya.

" Mbak Zira tidak bisa datang, lagi kurang enak badan." Ucap pengacara tersebut.

Hakim ketua masuk ke dalam ruangan. Semua yang berada di ruangan itu berdiri menyambut hakim tersebut. Di dalam ruangan itu hanya ada beberapa orang. Karena sesuai kesepakatan dari masing-masing pengacara bahwa sidang tersebut di lakukan tertutup.

Ada empat orang yang memakai jubah salah satunya adalah hakim ketua.

Hakim menjelaskan pengadilan agama di bedakan antara suami yang mengajukan cerai di sebut permohonan talak dan istri yang mengajukan di sebuah gugatan cerai.

Dari masing-masing pihak memperkenalkan kepada hakim.

" Mana penggugat?" Ucap hakim cepat.

" Maaf hakim ketua, klien kami sedang tidak enak badan." Ucap pengacara Zira.

Sidang di mulai. Dari pihak Zira membacakan alasan-alasan yang di jadikan dasar untuk mengajukan perceraian. Salah satu adalah sering terjadi perselisihan di antara kedua pasangan.

" Bisa anda jelaskan lebih rinci apa yang menyebabkan perselisihan itu terjadi?" Ucap hakim ketua kepada pengacara Zira.

Pengacara Zira menjelaskan semua penghinaan yang di berikan pihak tergugat seperti kata mandul.

Pihak dari pengadilan mengajukan pertanyaan balik kepada pihak tergugat mengenai alasan Ziko memberikan kata tersebut.

Ziko jalan ke depan dan duduk di kursi yang sudah di siapkan pengadilan. Dia menceritakan awal mula dia mengatakan kata itu. Dan dia mengatakan kalau menyesal telah menghina istrinya. Pihak hakim bertanya mengenai alasan tergugat menyesal. Pihak tergugat yaitu Ziko mengatakan kalau istrinya sekarang sedang hamil.

Pihak hakim yang berada di depan Ziko. Saling berbicara satu sama lain. Dari masing-masing pihak tidak bisa memprediksi apa yang di bicarakan orang yang pakai jubah di depan mereka.

Pihak penggugat memberikan barang bukti kepada hakim. Bukti tersebut berupa rekaman Video ketika mereka bertengkar di parkiran rumah sakit. Bukti tersebut di putar dan di perdengarkan di dalam ruangan.

Pihak tergugat melakukan pembelaan kepada kliennya. Mereka memberikan alasan tersendiri ketika Ziko mengucapkan kalimat itu.

" Maaf yang mulai hakim, klien kami pada saat itu sangat emosi karena telah berpikir yang tidak-tidak tentang istrinya." Pembelaan dari pihak Ziko.

Dari pihak Zira juga menyampaikan mengenai perkataan pisah di lain tempat. Yaitu pada saat anniversary mereka.

Hakim dan yang lainnya berpikir mengenai hal ini. Mereka berembuk dengan kasus ini.

" Sidang kami tunda minggu depan. Dari masing-masing pihak silahkan bawa saksi." Ucap hakim ketua sambil mengetuk palunya.

Hakim keluar dari ruang persidangan di ikuti beberapa orang persidangan lainnya. Ziko dan timnya sedang berembuk di luar. Sedangkan pengacara Zira pergi meninggalkan persidangan, mereka akan menemui kliennya di kediamannya.

" Apakah bisa perceraian ini batal." Ucap Ziko ragu.

" Kami akan usahakan tuan." Ucap pengacara juga ragu, karena dari pihak Zira memberikan bukti yang memberatkan kliennya.

" Berapa persen kira-kira kita memenangkan sidang ini." Ucap Ziko lagi.

" Saya belum bisa memberikan estimasi persentasenya, karena ini masih sidang perdana." Ucap pengacara lagi ragu.

Di kediamannya Zira terlihat gusar. Dia merasa tenang. Dia berjalan mondar-mandir dari kiri ke kanan. Kevin melihatnya merasa jengah sendiri.

" Nona tenanglah, lebih baik anda duduk dan menenangkan diri. Jangan berjalan mondar-mandir seperti itu. Anda kan tidak boleh lelah." Ucap Kevin khawatir.

Zira tidak duduk, dia masih saja melakukannya lagi. Mondar mandir dan kelihatan cemas.

" Nona." Ucap Kevin pelan.

Tapi Zira sudah melihat sinis ke arahnya. Kevin tau ada ucapkannya yang salah.

" Maaf Zira. Kenapa anda terlihat cemas, seharusnya hati anda bisa lega, karena sidang ini yang anda nanti-nantikan.

Zira tidak bisa lega sebelum mendengar penjelasan dari pengacaranya. Dari luar ada Ibu Nur datang bersama pengacaranya.

" Selamat pagi mbak Zira." Ucap pengacara bersama timnya.

" Bagaimana hasilnya." Ucap Zira langsung, dia penasaran ingin mendengar hasil sidang hari ini.

" Kami sudah menyerahkan semua bukti dan alasan kita mengajukan gugatan cerai. Dan pihak pengadilan sudah menerima berkas kita. Tapi sidang akan berlanjut minggu depan." Ucap pengacara menjelaskan.

" Mengapa harus minggu depan, kenapa tidak ada hasilnya ini hari?" Ucap Zira penasaran.

" Minggu depan adalah tentang saksi dari pihak penggugat dan tergugat. Pihak hakim ingin mendengarkan semua bukti yang di sampaikan saksi." Ucap pengacara cepat menjelaskan.

" Maaf mbak Zira, siapa yang akan kita jadikan saksi untuk persidangan minggu depan?" Ucap pengacara cepat.

" Dia dan dia." Ucap Zira cepat menunjuk ke arah Kevin dan Ibu Nur. Karena mereka berdua yang ada pada saat perkelahian itu terjadi.

Tim pengacara menjelaskan beberapa peraturan yang harus di ucapkan kepada saksi dari pihak Zira. Ibu Nur dan Kevin mendengar dan menelaah semua peraturan tersebut. Intinya berbicara jujur jangan menambahkan apapun pada saat penyampaian suatu bukti.

" Apa minggu depan sidang akan ada hasilnya?" Ucap Zira lagi penasaran.

" Pihak hakim yang akan menentukan apakah lanjut atau pembacaan putusan." Ucap pengacara menjelaskan.

Tim pengacara keluar meninggalkan kediaman Zira. Hanya ada mereka bertiga di ruangan itu.

" Zira, kenapa saya harus jadi saksi dalam persidangan minggu depan." Ucap Kevin. Dia tidak ingin di libatkan dalam masah rumah tangga Ziko dan Zira. Karena itu akan memperkeruh hubungan dengan mantan bosnya.

" Kamu saksi awal dan kamu adalah saksi kunci. Katakanlah apa yang menurutmu benar. Dan katakanlah apa yang menurutmu salah. Aku tau ini berat untukmu, karena kamu harus memihak kepadaku. Tapi hanya kamu saksi kunci di permasalahan ini." Ucap Zira memohon.

" Baiklah aku akan kesana dan menjadi saksi atas permasalahan kalian." Ucap Kevin lagi.

Zira bernafas lega karena Kevin mau menjadi saksinya.

" Kenapa anda tidak hadir ke persidangan? Seharusnya anda hadir dan memberikan kesaksian di persidangan hari ini." Ucap Kevin bingung.

" Aku tidak enak badan." Ucap Zira cepat.

Kevin agak curiga ketika wanita di depannya mengatakan tidak enak badan. Karena dari tadi di lihatnya Zira bisa berjalan mondar-mandir tanpa ada mual atau lainnya. Dan menurutnya itu hanya alasan Zira saja. Dia yakin sebenarnya dari hati yang paling dalam Zira juga enggan dengan persidangan tersebut. Enggan untuk hadir dan enggan untuk sidang itu di gelar. Dan Kevin tidak tau apa alasan Zira untuk bertahan dengan persidangan ini selain sakit hati pasti ada alasan Zira tetap bersikukuh kuat dengan pendiriannya.

" Like, komen dan Vote yang banyak ya terimakasih."