Chapter 214 episode 214

Sang mentari menyinarkan sinar hangatnya di pagi hari, bukalah mata indahmu Zira dengan penuh keceriaan dan penuh kasih sayang. Tinggalkan pikiran yang membuatmu lemah, dan peganglah pikiran yang memberimu kekuatan yaitu anakmu.

Zira sudah bersiap-siap, hari ini adalah jadwal dia untuk kontrol ke dokter setelah beberapa hari yang lalu di rawat. Seperti yang di alami Ibu hamil lainnya, dia mengalami mual pada pagi hari. Sebelum perutnya di isi makanan dia sudah muntah. Di lantai bawah sudah ada Ibu Nur dan asisten Kevin. Mereka berdua menuggu di meja makan. Zira melihat meja makan hanya ada satu mangkok besar dan mangkuk kecil dan susu di meja makan itu.

" Apa ini?" Ucap Zira menunjuk mangkok besar.

" Itu bubur kacang hijau mbak." Ucap Ibu Nur.

" Tapi aku kan tidak suka makan bubur kacang hijau." Ucap Zira lagi. Memang dia tidak menyukai bubur kacang hijau tapi untuk bubur yang lain dia menyukainya.

" Nona Zira, eh Zira kacang hijau bagus buat kandungan kamu, selain untuk menambah darah, kacang hijau juga bisa membuat rambut bayi kamu tambah lebat." Ucap Kevin menjelaskan.

" Dari mana kamu belajar itu?" Ucap Zira penasaran. Karena kalau dari pengalaman jelas Kevin tidak mempunyai pengalaman tapi dia mendapatkan informasi itu dari pembantunya di rumah. Dia sengaja datang pagi untuk memberitahu hal ini kepada Koki di rumah Zira.

Walaupun enggan untuk memakannya, tapi dia memaksakan diri untuk memakannya semua demi si buah hati. Dari luar datang penjaga masuk ke dalam rumah, pria tersebut mencari Ibu Nur. Pria tersebut berbicara kepada Ibu Nur.

" Mbak ada pria yang pernah buat rusuh beberapa hari yang lalu datang atau tepatnya suami mbak datang." Ibu Nur berbicara cukup bertele-tele.

" Iya suruh masuk." Ucap Zira cepat. Ibu Nur kaget karena tidak ada penolakan dari majikannya. Karena setau dia, Zira enggan untuk bertemu dengan pria itu. Ibu Nur kembali menemui penjaga, dan memberitahukan hal itu semula. Ziko masuk ke perkarangan rumah Zira. Dan di belakangnya ada mobil box tertutup ikut masuk ke dalam perkarangan itu. Ziko sudah memarkirkan mobilnya. Dari dalam terdengar kebisingan yang di timbulkan suara mobil box itu.

" Ada apa di luar Bu?" Ucap Zira penasaran. Ibu Nur berlari keluar rumah di ikuti Kevin. Ada raut wajah bingung ketika ada sebuah mobil box datang ke dalam rumah tersebut.

" Apa tuan yang membawa mobil itu kesini?" Ucap Ibu Nur penasaran.

" Iya." Ucap Ziko cepat.

Tidak berapa lama Zira ikut keluar melihat suara mobil yang lagi mundur untuk memarkirkan mobil tersebut.

" Ada apa ini?" Ucap Zira heran.

" Seperti janjiku padamu kemarin, kalau aku telah memenuhi permintaanmu." Ziko melambaikan tangannya kepada supir mobil box, untuk membuka pintu belakang mobil tersebut. Zira jalan menghampiri mobil tersebut. Di dalam mobil tersebut terdapat susu ibu hamil dengan merek X. Semua rasa cendol.

" Bagaimana? Apa kamu suka dengan ideku?" Ucap Ziko menggerakkan kedua alisnya. Zira menepuk dahinya.

" Ya suka, tapi kenapa harus satu mobil kamu membelinya." Ucap Zira sewot.

" Ya, aku pikir dengan membeli satu mobil, kamu tidak akan kekurangan susu lagi." Ucap Ziko bangga karena menurutnya ide ini adalah ide yang sangat cemerlang. Kevin dan Ibu Nur tertawa melihat dan mendengar penjelasan dari Ziko.

" Kamu tau, aku saja minum susu satu bulan hanya habis satu kotak. Ini kamu beli sampai satu mobil. Memangnya aku mau jualan?" Ucap Zira sewot.

" Jadi yang kulakukan ini sia-sia ya?" Ada rasa sedih ketika ide itu tidak membuat dirinya mendapatkan sanjungan tapi ide itu hanya di anggap salah oleh Zira.

" Bukan sia-sia tapi mubazir." Ucap Zira lagi.

" Ya sudah kamu ambil saja sesuai keperluan kamu sampai sembilan bulan. Sisanya nanti aku buang." Ucap Ziko cepat dan tidak mau ambil pusing.

" Kenapa harus di buang, justru kita bisa mendonasikan susu ibu hamil ini ke rumah sakit Ibu dan anak. Jadi dengan susu gratis ini Ibu-ibu yang tidak, bahkan jarang minum susu, bisa menambah gizi mereka dari susu ini." Ucap Zira semangat.

" Jadi yang aku kerjakan tidak sia-sia." Ucap Ziko semangat. Pelayan mengambil beberapa box untuk keperluan Zira selama 9 bulan. Sisanya dia memerintahkan penjaga dan supir mobil box tersebut untuk mengantarkan susu tersebut ke rumah sakit ibu dan anak.

" Apa jadwal kita ini hari?" Ucap Ziko semangat.

" Hari ini jadwal kontrol ke rumah sakit." Ucap Zira cepat. Sekarang Kevin yang mengambil alih kemudi. Ziko dan Zira duduk di belakang, seperti yang mereka lakukan pada saat sebelum terjadi pertengkaran. Zira tidak melarang ataupun marah ketika dia harus duduk berdampingan sama suaminya. Dia hanya memenuhi janjinya kepada Ziko. Bahwa hal itu hanya sampai satu minggu selebihnya tidak.

Di dalam mobil mereka hening, tidak ada yang berbicara satu sama lain. Masing-masing dari mereka melihat ke luar jendela kaca mobil. Hanya Kevin yang melirik mereka dari balik kaca mobil. Kevin sengaja menyetel radio di mobil, agar suasana tidak terlalu kaku. Sebuah siaran radio memutar lagu yang sangat hits yaitu

Kumau dia, tak mau yang lain

Hanya dia yang slalu ada, kala susah dan senangku

Kumau dia, walau banyak perbedaan

Kuingin dia bahagia hanyalah denganku

Bukan 'ku memaksa Oh tuhan

Tapi kucinta dia

Pasangan suami istri itu yang tadinya melihat keluar jendela. Kini mereka sama-sama saling pandang. Lagu itu adalah lagu yang di nyanyikan Zira pada saat berada di taman. Dia mengungkapkan perasaannya melalui lagu itu. Zira mengalihkan pandangannya ke radio tersebut.

" Ganti." Ucap Zira cepat kepada Kevin.

" Jangan di ganti, aku suka lagu itu." Ucap Ziko menahan Kevin agar tidak mengganti siaran yang lain. Zira dan Ziko saling berdebat dengan pendapat mereka masing-masing. Yang satu minta ganti dan yang satu bertahan dengan lagu itu. Kevin merasa bising dengan adu argumen dari pasangan suami istri di belakangnya. Dia mengganti siaran radio. Dia mencari lagu yang menurutnya enak di dengar.

Di daun yang ikut

Mengalir lembut

Terbawa sungai ke

'Ujung mata

Dan aku mulai takut

Terbawa cinta

Menghirup rindu

Yang sesakkan dada ...

Jalanku hampa

Dan kusentuh dia

Terasa hangat

Oh didalam hati

Kupegang erat dan

Kuhalangi waktu

Tak 'urung jua

Kulihatnya pergi

Tak pernah kuragu

Dan s'lalu kuingat

Kerlingan matamu

Dan sentuhan hangat

'Ku saat itu takut

Mencari makna

Tumbuhkan rasa yang

Sesakkan dada

Kau datang dan pergi

Oh begitu saja

Semua 'ku terima

Apa adanya…

Lagu itu di putar sampai habis, kedua pasangan itu tidak ada yang marah. Menurut mereka lagu itu bukan menggambarkan sesuatu dalam hubungan mereka. Lagu itu sebenarnya di khususkan untuk Kevin. Dia menyukai setiap kata dari lirik lagu itu. Di mana dia merasa takut akan jatuh cinta kepada Zira. Dia menerima apa adanya. Dan secara sadar dia juga sudah menyukai Zira tapi dia menutupnya dengan diam. Karena dia sadar akan posisinya dan dia sadar cinta Zira bukan untuknya. Menurutnya lebih baik dia menyatukan dua orang yang saling mencintai daripada harus mengungkapkan perasaannya.

Mobil sudah sampai di depan pintu rumah sakit. Kevin sengaja memberhentikan di depan pintu loby rumah sakit. Agar Zira tidak kelelahan ketika harus berjalan jauh ke dalam rumah sakit. Seperti biasa Kevin membuka pintu mobil untuk majikannya. Ziko keluar paling awal dan mengulurkan tangannya kepada istrinya agar memudahkan Zira untuk keluar dari mobil. Zira tidak menyambut tangan suaminya. Dia berusaha untuk bisa sendiri. Walaupun ada rasa sedih ketika dia diacuhkan oleh istrinya. Dia tetap tersenyum ceria. Menurutnya kesedihan itu tidak sebanding dengan rasa sakit hati yang di rasakan Zira.

" Saya tidak ikut ke dalam, silahkan tuan dan nona Zira masuk ke dalam." Ucap Kevin sambil memutari mobil untuk masuk ke dalam mobil tersebut.

" Tapi, aku ingin kamu ada di sini." Ucap Zira pelan. Ziko yang mendengar merasa cemburu. Karena didepan matanya istrinya tidak membutuhkan keberadaannya.

" Maaf nona saya tidak berhak berada di dekat anda, ada seseorang yang lebih berhak mengetahui tentang perkembangan janin anda." Ucap Kevin sambil melirik pria yang ada di sebelah Zira. Kevin sudah pergi, dia menunggu di parkiran.

Pasangan suami istri itu jalan berdampingan. Ziko mendaftarkan ke bagian pendaftaran. Mereka masuk ke dalam lift bersamaan setelah mendapatkan nomor antrian. Mereka jalan ke bagian poli kandungan, ada beberapa pasang suami istri yang sedang duduk ikut mengantri di sana.

Zira duduk di kursi yang di sebelahnya ada pasangan suami istri. Dimana pasangan suami isteri itu saling bergandengan tangan. Hanya mereka saja yang tidak bergandengan tangan.

Ziko juga melihat hal itu, ingin rasanya dia menggandeng mesra tangan Istrinya. Tapi dia tidak ada kuasa untuk melakukannya. Menurutnya sudah ikut dalam kegiatan istrinya saja merupakan hal yang baik. Jadi lebih baik dia mengikuti kemauan Zira.

" Anak pertama ya mbak?" Ucap wanita yang ada di sebelah Zira.

" Iya mbak?" Ucap Zira pelan.

" Itu suaminya?" Ucap wanita itu menunjuk ke arah Ziko. Kebetulan Ziko duduk di seberang Zira. Karena tidak ada tempat duduk untuk duduk di sebelah istrinya. Zira memang sengaja memilih tempat duduk yang sebelahnya sudah tidak ada tempat duduk agar mereka tidak duduk berdampingan. Walaupun ada kursi yang masih ada untuk mereka berdua tapi dia enggan melakukannya.

Zira menganggukkan kepalanya pelan. Dia tidak mau bersuara agar Ziko tidak mendengar ucapannya.

" Berapa bulan mbak?" Ucap Zira. Dia melihat perut wanita itu sudah cukup besar.

" 32 minggu." Ucap wanita itu ramah.

" Berarti bulan depan melahirkan ya?" Ucap Zira ikut senang karena dia juga akan mengalami hal itu. Wanita itu mengangguk kepalanya dengan senyum sumringah.

" Apa kendala saat hamil sebesar ini?" Ucap Zira penasaran.

" Kalau kendala sih enggak banyak, cuma kalau tidur sudah enggak enak, terus sering buang air kecil. Tapi kalau waktu hamil muda seperti mbak, kendalanya itu pengen dekat terus sama suami." Ucap wanita itu tersenyum malu.

Zira tertunduk diam sambil tersenyum kaku.

" Kalau mbak sama enggak dengan aku?" Ucap wanita itu lagi.

" Hehehe saya enggak tau." Ucap Zira gugup.

" Kok enggak tau sih mbak, biasanya kalau lagi hamil muda seperti ini, itu saat manja-manjanya." Ucap wanita itu lagi.

" Like, komen dan Vote yang banyak ya terimakasih."