Chapter 185 episode 185

" Apa benar anda hamil nona?" Ucap Kevin penasaran.

Zira menganggukkan kepalanya. Kevin merasa senang mendengar ucapan majikannya. Ini lah kalimat yang di tunggu-tunggunya.

" Jangan kamu hubungi manusia es batu itu." Ucap Zira tegas.

" Kenapa nona? Bukannya ini yang di tunggu tuan muda." Ucap Kevin bingung.

" Apa kamu tidak lihat bagaimana penghinaan nya kepada ku." Ucap Zira emosi. Novi yang berada di situ hanya bisa melihat belum berani berkomentar.

" Iya nona saya mengerti, tapi tidak mungkin anda membesarkannya sendirian." Ucap Kevin lagi.

" Aku bisa membersarkannya sendirian tanpa bantuan siapapun." Ucap Zira tegas.

Novi mulai mengambil bicara dalam perdebatan ini.

" Ra, aku tau kamu bisa membesarkan bayi ini, tapi apa kamu tau mulut netizen yang melihat wanita hamil tanpa seorang suami. Mulut netizen lebih tajam dari silet loh." Ucap Novi.

Apa yang di ucapkan Novi semua benar. Wanita hamil yang tidak mempunyai suami pasti akan jadi bahan buly an. Dan Novi tidak mau Zira mengalami hal seperti itu.

" Tapi beda ceritanya kalo anda berpura-pura jadi suaminya." Ucap Novi menunjuk ke Kevin.

" Apa saya?" Kevin menunjuk dirinya sendiri.

" Iya kamu. Kamu sudah tau kalo Zira tidak akan mau balik ke suaminya, tapi kamu bisa membantunya sebagai suami kw." Ucap Novi menjelaskan.

" Novi kamu jangan bercanda." Ucap Zira memukul lengan temannya.

Novi menggelengkan kepalanya.

" Coba kamu banyangkan bagaimana kamu akan pergi kontrol ke rumah sakit tanpa di dampingi seorang suami, pasti dokter akan bertanya mana suaminya." Ucap Novi membayangkan.

Zira bingung harus berbuat apa. Dia tidak mau memberitahukan mengenai kehamilannya kepada Ziko dan dia tidak mungkin pergi ke rumah sakit tanpa di dampingi orang lain.

" Aku akan meminta bantuan karyawan ku untuk menemaniku pada saat kontrol." Ucap Zira cepat dia tidak mau melibatkan Kevin dalam sandiwara bodoh yang di utarakan sahabatnya.

" Hahaha, Zira-zira iya memang betul, tapi sampai kapan kamu akan melakukan hal ini?"

Novi tidak mau kedepannya melihat Zira kesusahan jadi dia memberikan gambaran apa yang akan di hadapi temannya. Zira tidak mau berkata-kata lagi, menurutnya dia hanya harus merawat janin di dalam perutnya tanpa harus memberitahukannya kepada pihak keluarga Raharsya.

" Maaf untuk ide ini saya tidak setuju." Ucap Kevin lagi. Dia tidak mau mengambil resiko akan kemarahan yang di timbulkan dari perbuatannya.

" Maaf asisten Kevin, sebelumnya anda datang kesini karena apa?" Ucap Novi cepat.

" Saya prihatin dengan keadaan nona Zira." Ucap Kevin cepat.

" Apa anda tidak khawatir dengan keadaan Zira kedepannya." Ucap Novi tegas.

Ucapan Novi seperti menyindir dirinya bahwa dia hanya prihatin dengan keadaan Zira sekarang tapi tidak prihatin dengan keadaan kedepannya. Kevin memikirkan semua ucapan wanita yang ada di depannya. Lama dia dalam diam, menimbang-nimbang semua ucapan Novi.

" Apa saja yang harus saya lakukan untuk sandiwara ini." Ucap Kevin penasaran.

" Nah gitu." Ucap Novi sambil memukul pelan bahu pria di depannya.

" Novi jangan kamu libatkan masalah ini kepadanya. Aku tidak mau menyusahkan dirinya." Ucap Zira pelan sambil tertunduk.

Kevin merasa kasihan melihat majikannya yang tidak ada semangat-semangatnya. Dia mau melihat Zira seperti dulu yang penuh dengan keceriaan. Dan semua ada di tangannya.

" Nona saya tidak keberatan untuk melakukan sandiwara ini, saya siap menjadi suami kw anda." Ucap Kevin cepat.

Zira terkejut mendengar ide bodoh yang di setujui Kevin. Matanya sudah berkaca-kaca mendengar kesediaan pria itu. Novi memperhatikan sikap temannya.

" Cup sudah, aku tidak mau ada yang menangis lagi di dalam kamar ini." Ucap Novi cepat menyudahi, dia tidak mau melihat Zira banjir air mata lagi. Menurutnya kesedihannya harus digantikan dengan kegembiraan. Novi menatap tajam ke arah pria di depannya.

" Jadilah suami kw siaga, perhatikan pola makannya dan bawa dia kontrol minimal sebulan sekali. Dan satu lagi awasi dia untuk tetap minum vitaminnya dan susu hamilnya." Ucap Novi seperti seorang dokter.

Kevin menganggukkan kepalanya paham. Walaupun dia belum mengerti harus seperti apa menghadapi ibu hamil tapi dia nanti akan banyak belajar dari Mbah guuuling.

Zira dan Kevin sepakat menjadi pasangan suami istri kw sampai proses cerai itu jatuh. Tidak berapa lama suara ponsel Zira berbunyi. Zira melihat ada nomor pengacaranya di layar ponselnya.

" Ya halo." Ucap Zira cepat.

" Mbak Zira. Bisa kita bertemu?" Ucap pengacaranya.

" Maaf Pak saya sedang berada di luar kota. Ada apa pak?" Ucap Zira cepat.

" Ada yang harus kita bahas." Ucap Pengacara itu dari ujung ponselnya.

" Bagaimana Pak tapi saya lagi di luar kota?" Ucap Zira lagi.

" Baiklah besok kita berjumpa, tapi saya harus menanyakan intinya saja perihal tentang perceraian anda." Ucap Pak pengacara.

Zira menjelaskan semuanya kepada pengacaranya. Pengacaranya adalah pengacara eyangnya. Beliaulah yang mengurus semua harta kekayaan eyangnya. Jadi mereka tidak ada rasa sungkan sama sekali. Bapak pengacara itu diam setelah mendengarkan penjelasan dari Zira.

" Maaf sebelumnya ini hanya pandangan saya saja. Kalo menurut hukum seandainya istri dalam keadaan hamil dan menggugat untuk bercerai dengan alasan yang masuk akal maka biasanya pihak hakim akan banyak mengambil pertimbangan dan syukurnya anda tidak dalam keadaan hamil." Ucap Pak pengacara itu.

Zira terdiam, dia takut kalo keputusan cerainya akan di persulit hakim kalo tau dia sendang mengandung. Tapi dia lebih khawatir kalo dia kena pasal karena menutupi kehamilannya.

" Saya sedang hamil Pak." Ucap Zira pelan dari ujung ponselnya.

Tidak ada suara dari ujung ponsel Pak pengacara. Pak pengacara sedang memikirkan dan melihat apakah ada celah untuk mereka memenangkan kasus ini.

" Setelah saya baca menurut ketentuan hukum, anda bisa bercerai dengan alasan yang masuk akal, tapi anda tidak bisa menikah sampai anda melahirkan." Ucap pengacara tersebut.

" Bapak urus saja semuanya. Saya mau secepat bercerai dengannya." Ucap Zira semangat.

" Baiklah besok kita membicarakan langkah selanjutnya." Ucap pengacara sambil menutup panggilannya.

Zira meletakkannya ponselnya. Ada rasa kekhawatiran pada dirinya kalo dia batal cerai.

" Siapa yang menghubungi kamu?" Ucap Novi penasaran.

" Pengacara." Ucap Zira khawatir.

" Kenapa kamu terlihat khawatir seperti itu." Ucap Novi lagi.

" Pengacara bilang kalo kondisi hamil bercerai maka pihak hakim akan banyak mengambil pertimbangan. Tetap bisa di menangkan, tapi." Ucap Zira menggantung.

" Tapi apa?"

" Bagaimana dalam hukum agama?" Ucap Zira khawatir.

Novi langsung mengambil ponselnya temanya dan mencari dari aplikasi guuuling.

" Di sini aku baca kalo talak di bagi menjadi dua yaitu talak sunni dan talak bid'i. Kalo talak sunni talak yang di lakukan sesuai ajaran syariat. Dan talak bid'i kebalikannya." Ucap Novi lagi sambil membaca kembali.

" Dan di sini di sebutkan mentalak istri dalam keadaan hamil termasuk talak sunni dan ini hadisnya shahih." Ucap Novi cepat.

Zira bisa bernafas lega. Awalnya dia khawatir kalo perceraiannya tidak sesuai dengan syariat agama tapi setelah mendapatkan penjelasan dari temannya dia bisa bernafas lega.

Mereka meninggalkan Zira di kamar untuk beristirahat. Novi mengajak asisten Kevin ke ruang keluarga.

" Asisten Kevin saya mohon dengan sangat kamu jaga sahabatku, aku khawatir dia stress dan takut membahayakan janinnya. Dan tolong hindari makanan seperti tape, durian, nenas, soda, pokoknya makanan yang sangat di larang untuk ibu hamil." Ucap Novi menjelaskan semuanya.

Novi masih khawatir mengenai perkataan Zira pada dokter tentang menggugurkan kandungannya. Dia takut Zira akan melakukannya jadi lebih baik dia memberirahukan semuanya kepada Kevin.

" like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."