Chapter 175 episode 175

" Baik tuan saya akan mempersiapkannya." Ucap Kevin semangat.

" Awas kalo kamu buat dinner ku berantakan." Mewanti-wanti.

" Apa saya harus membeli bunga untuk dinner nanti."

" Enggak usah, biakan aku yang membeli bunga, aku enggak percaya sama kamu. Aku hanya ingin kamu mempersiapkan dinner ku terlihat sempurna dan romantis. Soal bunga biar aku yang atur." Ucap Ziko antusias.

Kevin akan mempersiapkan dinner romantis, dinner yang akan selalu diingat mereka berdua. Kevin sudah pergi meninggalkan mansion.

Ziko masuk ke dalam kamar melihat istrinya sudah membenamkan wajahnya ke dalam selimut. Ziko mendekati kasur sambil membuka selimut dari wajah istrinya. Ziko mendaratkan bibirnya ke mulut Istrinya.

" Hemmmmm apaan sih." Ucap Zira dengan mata terpejam.

" Kamu udah bobok?"

" Udahlah." Ucap Zira ketus sambil membelakangi suaminya. Ziko memeluk tubuh istrinya dari belakang.

" Istriku." Zira tidak menjawab.

" Istriku." Teriak Ziko di telinga Istrinya. Zira langsung membalikkan badannya dan memukul lengan suaminya secara berulang.

" Apaan." Ucap Zira setelah memukul lengan suaminya sambil kembali membelakangi suaminya.

" Lihat aku, memangnya enak bicara sama rambut." Gerutu Ziko

Zira membalikkan badannya. Mereka bertatap muka sangat dekat.

" Iya." Ucap Zira pelan sambil menatap lembut wajah dan mata suaminya.

" Kamu ingat enggak tiga hari lagi, hari apa?"

" Hari Kamis." Ucap Zira cepat.

" Iya hari Kamis maksud aku apa ada momen pada hari itu." Ucap Ziko mencoba mengingatkan istrinya.

Zira mencoba mengingat tanggal untuk tiga hari mendatang.

" Iya. Aku ingat." Ucap Zira pelan.

" Baiklah kalo kamu ingat." Ucap Ziko cepat sambil membuka baju istrinya.

" Ngapain sih." Ucap Zira cepat sambil menahan tangan suaminya.

" Sudah diam saja, aku mau mengerjakan pr ku." Ucap Ziko sudah tidak bisa mengontrol lagi.

Ziko melakukan jurus kungfu masternya. Jurus paling jitu yang pernah di kuasainya. Pasangan saumi istri membuat pr nya dengan sempurna dan lama.

Pagi harinya mereka di sambut dengan cahayanya. Cahaya yang menyilaukan mata. Pasangan suami istri itu turun ke ruang makan sudah ada adiknya di sana.

" Pagi kakak." Ucap Zelin ramah.

Ziko tidak menjawab hanya Istrinya yang menjawab.

" Pagi." Ucap Zira tersenyum manis.

" Ih manis banget senyumnya." Goda Zelin.

Hati Zira sedang berbunga-bunga. Dia sudah tidak sabar menunggu hari Kamis. Hari satu tahun pernikahan mereka. Pada hari itu dia akan mengungkapkan perasaannya. Zira akan mempersiapkan hari spesial itu dengan sempurna. Zira sudah merencanakan tampil secantik mungkin di depan suaminya.

Kevin sudah datang dan menunggu mereka di beranda depan. Pasangan suami itu keluar sambil bergandengan tangan.

" Aku tidak ikut, aku mau naik mobil ku sendiri." Ucap Zira melepaskan genggaman tangan suaminya.

" Siapa yang memberi perintah kamu apa aku." Ucap Ziko sambil menahan genggaman tangannya.

" Ayolah suamiku. Aku banyak pekerjaan ini hari." Zira merayu suaminya.

" Aku juga banyak pekerjaan."

" Suamiku, aku hari ini mau pergi ke panti. Sudah lama aku tidak berkunjung kesana. Boleh ya." Ucap Zira sambil memeluk lengan suaminya dengan salah satu tangannya.

" Baiklah, kamu hati-hati ya." Ucap Ziko sambil mengecup bibir Istrinya. Zira mengangguk kan kepalanya. Zira berjalan ke parkiran menekan remote mobilnya. Dia menyalakan mesin mobilnya sambil memakai kaca mata hitamnya. Zira melambaikan tangannya kepada suaminya sebelum meninggalkan mansion tersebut. Zira terlihat sangat anggun dan terlihat sangat bergaya dalam menaklukkan si roda empat.

Ziko membalas lambaian tangan istrinya. Sebenarnya dia ingin ikut menemani istrinya ke panti. Tapi pekerjaannya sangat banyak hari ini. Ziko melambaikan tangannya kepada supir Zira. Supir itu berlari mendekat.

" Ya tuan muda." Ucap Pak supir ramah.

" Ikuti mobil nona Zira. Jaga jarak dan ganti mobil kamu." Ucap Ziko cepat, dia masih merasa khawatir kalo Zira pergi sendiri.

Walaupun Istrinya pasukan Avengers tapi dia masih merasa harus waspada terhadap musuh-musuhnya.

" Sudah bisa berangkat tuan." Ucap Kevin dari balik punggung bosnya.

Ziko membalikkan tubuhnya dan menganggukkan kepalanya. Kevin membukakan pintu mobil untuk bosnya. Mobil sudah meluncur ke jalan menuju pusat kota.

Zelin keluar dari mansion sambil naik ke mobilnya. Dari bibirnya menyunggingkan senyuman yang indah. Dia melewati jalan yang sama, jalan pada saat dia di tabrak Koko. Zelin mencoba melihat sekeliling jalanan dan melihat dari kaca spion. Dia berharap Koko ada di belakang mobilnya. Tapi Koko tidak ada di jalan itu. Walaupun agak kecewa karena tidak bisa melihat wajah Koko. Tapi dia masih senang karena sore nanti mereka akan bertemu. Mobil sudah sampai di parkiran kampus. Sudah ada Tia yang menunggunya di sana. Dia selalu menyediakan tempat parkir untuk sahabatnya agar mobil mereka bisa berjejer bersama.

" Kapan mobil kamu di perbaiki." Ucap Tia sambil mengelus bagian belakang mobil sahabatnya.

" Kemaren sore." Ucap Zelin cepat sambil menekan remote mobilnya agar terkunci dengan sendirinya.

Mereka berjalan beriringan melewati parkiran dan rerumputan yang ada di area kampus. Pemandangan yang indah untuk sebuah kampus. Kampus yang sangat mahal dan mewah di kota itu. Sesuai dengan harganya fasilitas di kampus itu juga memadai. Dari kantin, kafe, minimarket dan tempat fitness juga ada di dalam kawasan kampus itu.

" Berapa duit tuh benerinnya." Ucap Tia masih jalan beriringan.

" Enggak tau." Ucap Zelin cepat.

" Owh jelaslah enggak tau, secara kamu kan orang kaya, pasti tinggal beri perintah aja sama supir." Ucap Tia sambil menunjukkan jari telunjuknya ke semua arah mempraktekkan cara memerintah. Zelin langsung memukul jari telunjuk tia.

" Kamu apaan sih." Ucap Zelin memukul jari telunjuk tia dengan tangannya.

Tia tertawa kecil karena telah menyindir orang kaya di sampingnya.

" Bukan aku yang bayar tapi dia."

" Dia siapa?" Ucap Tia sambil memegang lengan sahabatnya agar berhenti berjalan.

" Itu loh yang nabrak aku kemaren." Ucap Zelin sambil berjalan lagi. Tia sedikit berlari mengejar sahabatnya.

" Bagaimana wajahnya ganteng enggak?" Ucap Tia penasaran. Zelin tersenyum tipis. Tia tertawa kecil melihat sikap temannya yang malu-malu.

" Kenalkan sama aku ya?" Ucap Tia juga penasaran.

" Enggak enak aja. Nanti kamu lirik lagi dia." Gerutu Zelin cepat. Mereka sudah sampai di dalam kelas.

" Enggak kok aku cuma ingin memberi penilaian saja tentang seleramu." Ucap Tia sambil duduk di kursi sebelah sahabatnya.

Zelin memikirkan sesuatu. Ada baiknya dia mengajak Tia, agar bisa menilai karakter Koko.

" Baiklah kamu ikut, nanti sore aku akan berjumpa dengannya, kamu enggak boleh gabung sama kami, kamu hanya boleh melihat dari jauh. Beri penilaianmu tentang dia, dan jangan berisik." Ucap Zelin cepat.

Dosen sudah datang dan semua mahasiswa mengikuti bidang studi yang dibawakan dosen tersebut.

Zira pergi ke panti terlebih dahulu. Setelah selesai dari panti dia akan pergi ke butik. Mobil sudah sampai di depan pagar panti asuhan. Panti terlihat sepi dari biasanya. Biasanya ada anak-anak yang bermain di taman. Zira melangkahkan kakinya menyusuri setiap lorong.

" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."