Chapter 170 episode 170

Ziko sudah mengemudikan mobilnya keluar dari area perumahan X. Kevin sudah duduk di belakang setir mobil dan ikut meluncurkan mobil sport milik majikannya.

" Nona anda memang luar biasa, bisa menyembunyikan identitas anda dengan baik. Tapi saya kecewa dengan anda dengan pilihan warna mobil ini." Gerutu Kevin.

Menurut Kevin pilihan warna mobil majikannya terlihat norak karena terlalu banyak warna seperti warna krayon. Kevin mengikuti mobil bosnya dari belakang.

Lalu lintas siang ini lumayan ramai, banyak pengedara yang membawa kendaraannya menuju pusat kota, baik hanya sekedar untuk berkeliling pusat kota maupun untuk sekedar nongkrong di tempat mangkalnya.

" Kita mau kemana?" Ucap Zira heran karena suaminya tidak membawanya ke butik atau ke kantor. Ziko masih membawanya berputar-putar entah kemana. Sampai setengah jam mereka berputar-putar di jalanan itu. Setelah mendapatkan notifikasi dari ponselnya, Ziko langsung membawa mobilnya ke rumah makan yang cukup asri. Banyak pepohonan disana sini sehingga membuat mereka serasa berada di taman. Ziko membuka pintu mobil dan mempersilahkan istrinya untuk keluar dari mobil sambil mengulurkan tangannya. Zira menyambut tangan suaminya. Ziko memeluk pinggang Istrinya membawanya ke dalam rumah makan itu.

Rumah makan itu di buat dengan nuansa joglo. Kanan kiri banyak terdapat joglo-joglo kecil sebagai tempat makan yang tidak ada sekat atau pembatas seperti dinding di kanan kiri joglo.

Ziko membawa istrinya lebih ke dalam yaitu tempat joglo besar berada. Joglo besar merupakan tempat private room. Mereka sudah sampai di depan Joglo besar ada dua pelayan yang membuka pintu joglo. Ziko menutup mata istrinya sambil menuntun kedalam rumah joglo tersebut. Ketika sudah sampai di dalam joglo Ziko melepaskan tangannya dari kedua bola mata istrinya.

Zira tidak menunjukkan keterkejutan sama sekali tapi suaminya yang terkejut dengan pemandangan di dalamnya. Sebelumnya Ziko telah memerintahkan asistennya untuk membuat kejutan dengan unsur bunga.

" Ini kamu bilang kejutan." Ucap Ziko kaku.

Kevin menganggukkan kepalanya cepat.

" Bagaimana dengan kejutannya nona? Apakah anda terkesan?" Ucap Kevin tersenyum bangga.

Ziko menarik lengan asistennya membawanya ke pojok ruangan.

" Aku bilang unsur bunga kenapa ada unsur bercocok tanam di sini." Ucap Ziko kesal.

" Maaf tuan saya bingung, waktu tidak memungkinkan untuk menata begitu banyak bunga di ruangan ini. Jadi saya punya ide kenapa tidak di berikan unsur yang lain saja yaitu unsur bercocok tanam." Ucap Kevin pelan.

Ziko melihat sekeliling joglo yang penuh dengan bunga dan sayur-sayuran.

" Kenapa ada bawang segala di sini? apa kamu pikir aku mau buat warung." Ucap Ziko heran sambil memegang bawang di tangannya.

" Hahaha." Zira tidak bisa menahan tawanya kejutan yang di berikan suaminya dan asisten Kevin telah mengocok perutnya.

" Sudahlah suamiku aku senang dengan kejutan dari mu." Ucap Zira tertawa terbahak bahak.

Ziko melihat sekeliling ruangan. Ada pot bunga di dalam ruangan itu.

" Vin, Ini bunga apa?" Ucap Ziko sambil memegang sesuatu. Ziko berpikiran kalo yang di pegangnya adalah rumput

" Itu daun bawang tuan." Ucap Kevin polos. Ziko langsung melempar daun bawang itu ke arah Kevin. Dia kesal rencananya gagal karena ulah asistennya.

Rencana Ziko gagal. Dia ingin memberikan kejutan kepada istrinya tapi bukan istrinya yang terkejut tapi dirinya sendiri. Zira mencoba mengontrol tertawanya.

" Sudahlah suamiku, aku sudah lapar mari kita makan." Ucap Zira tersenyum sambil mengelus lembut lengan suaminya.

Ziko menganggukkan kepalanya setuju. Mereka akhirnya makan siang di dalam joglo dengan nuansa bercocok tanam.

Di gedung Rahasrya group.

Koko menghubungi nomor ponsel orang yang di tabraknya.

" Selamat sore nona, saya sudah mau pulang kerja. Bisa kita ketemu." Ucap Koko pelan.

" Baik aku tunggu kamu di taman di pusat kota." Ucap Zelin dari ujung teleponnya.

Koko keluar dari gedung Raharsya group menuju parkiran. Dia menyalakan motor gedenya dengan gagah menuju taman.

Taman itu terletak di pusat kota. Dalam sekejap Koko sudah sampai di sana. Koko memarkirkan motornya di area parkir taman. Koko menunggu Zelin di bangku taman. Kurang lebih 15 menit Koko menunggu kemudian ponsel berdering.

" Kamu di mana?" Ucap Zelin dari ujung ponselnya.

" Aku di bangku taman."

Zelin melebarkan pandangannya. Ada lambaian tangan dari seseorang yang belum di kenalnya tapi sudah sok akrab dengannya.

Zelin mendatangi pria itu.

" Ini kartu mu." Ucap Zelin mengembalikan kartu Koko.

Koko menerimanya sambil meletakkan kartu tersebut dialam dompetnya. Zelin sudah pergi meninggalkan Koko yang masih sibuk dengan dompetnya. Koko berlari mengikuti langkah kaki Zelin.

" Koko." Ucap Koko sambil mengulurkan tangannya.

" Udah tau." Ucap Zelin tetap berjalan. Koko mengikutinya sambil berjalan beriringan.

" Tapi aku belum tau nama anda nona." Ucap Koko merayu.Koko merasa heran dengan dirinya Karena dia merasa sedang merayu seorang wanita.

Zelin tidak memperdulikan pria di sampingnya. Dia sudah menekan remote mobilnya. Dan memegang handle pintu mobil mau membuka pintu tapi di tahan sampai Koko.

" Nona bagaimana cara saya mengganti kerusakan mobil anda?" Ucap Koko menahan pintu mobil.

" Aku tidak perlu uangmu." Ucap Zelin cepat sambil menepis tangan pria itu dari pintu mobilnya.

" Nona jangan seperti ini, ijinkan aku menggantinya." Ucap Koko cepat. Dia khawatir kalo Zelin akan melaporkannya ke kantor polisi.

" Bagaimana kalo kita ke bengkel." Ucap Koko cepat sambil mengambil kunci mobil dari tangan Zelin. Dia menggeser badan Zelin menjauh dari pintu mobil dan langsung masuk dan duduk di belakang setir mobil. Zelin bingung dengan tingkah pria di depannya.

" Ayo." Ucap Koko sambil melambaikan tangannya mengajak gadis cantik itu untuk masuk ke dalam mobil. Walaupun ragu Zelin masuk juga ke dalam mobilnya duduk di samping Koko.

Koko menyalakan mesin mobil dan menekan pedal gas, menuju bengkel terdekat.

" Aku Koko." Ucap Koko sambil mengulurkan tangannya ke arah gadis cantik di sampingnya.

Zelin tidak memabalas uluran tangan pria di sampingnya.

" Zelin." Ucapnya ketus sambil melirik sinis.

Koko memaklumi sikap Zelin. Dia menganggap Zelin masih kesal karena perbuatannya. Koko memarkirkan mobilnya di depan bengkel. Koko membicarakan tentang kerusakan mobil kepada montir tersebut. Montir tersebut langsung memperbaiki mobil Zelin.

Koko dan Zelin duduk di ruang tunggu. Pihak bengkel memberikan minuman dingin kepada Koko dan Zelin. Zelin menegakkan minuman itu dalam tenggorokannya begitupun dengan Koko. Koko memperhatikan gadis yang duduk di sampingnya. Di pikirannya wajah Zelin sangat tidak asing.

" Kenapa kamu menatapku seperti itu." Ucap Zelin sambil melirik pria di sebelahnya.

" Eh maaf nona Zelin wajah anda sangat tidak asing. Aku seperti pernah melihat anda sebelumnya tapi aku lupa di mana dan kapan." Ucap Koko sambil mengingat sesuatu.

" Sudah sering aku mendengar orang lain berkata seperti itu. Rayuanmu sungguh pasaran." Ucap Zelin ketus.

Koko tidak berkata lagi, menurutnya gadis di sampingnya sangat cantik walaupun sombong. Mereka masih menunggu mobil selesai diperbaiki. Tanpa bicara tanpa berkata-kata. Mereka hanya berperang dengan pikirannya sendiri. Mobil telah selesai di perbaiki, Koko membayar semua biayanya. Dan kembali kembali ke taman untuk mengambil motornya.

Koko keluar dari mobil tanpa berkata-kata. Zelin memindahkan tempat duduknya ke belakang kemudi mobil. Zelin langsung menekan pedal gas meninggalkan Koko yang masih diam di tempat. Walaupun sikap Zelin dingin tapi Koko mengaguminya.

" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."