Chapter 166 episode 166

Ziko keluar dari kamarnya menuju meja makan. Dia melihat sekeliling ruangan tapi tidak menemukan istrinya hanya ada Zelin yang masih duduk di kursi makan.

" Tuan sudah bangun." Ucap Pak Budi sopan.

" Hemmmmm." Jawaban singkat dari Ziko sambil melebarkan pandangannya ke ruangan lain.

" Kakak ipar mana kak?" Sambi melihat ke arah tangga.

" Maaf Tuan, tadi nona Zira berangkat pagi, nona bilang banyak pekerjaan hari ini."

Ziko tidak menjawab pertanyaan adiknya. Dia membiarkan adiknya dan Pak Budi berpikir kalo tidak terjadi apa-apa dengan mereka berdua.

" Oh iya Pak, dia lagi sibuk ni hari."

Pak Budi mengambilkan makanan untuk tuannya dan meletakkannya di piring. Ziko memakan sarapannya walaupun masih kepikiran tentang masalahnya. Ziko tidak bisa menelan makanannya dengan baik. Ziko beranjak dari kursinya.

" Kakak mau kemana?" Zelin memperhatikan piring kakaknya yang masih banyak makanannya.

" Kakak mau berangkat kerja, asisten Kevin pasti sudah menunggu di depan." Ucap Ziko langsung keluar mansion. Ada Kevin yang sedang duduk di beranda depan.

Kevin langsung berdiri ketika melihat bosnya sudah berjalan mendekati mobil. Kevin berlari kecil membukakan pintu mobil. Ziko langsung duduk di tempat biasa. Kevin belum menyalakan mesin mobil, dia masih menunggu majikannya satu lagi.

" Kenapa enggak jalan?" Ucap Ziko melihat kevin yang masih melihat ke luar jendela sebelah samping kirinya.

" Tapi nona Zira belum naik tuan."

" Sudah jalan saja, dia sudah berangkat pagi tadi." Ucap Ziko cepat.

Kevin langsung menyalakan mesin mobil menuju pusat kota. Di pikiran Kevin telah terjadi sesuatu antara dua majikannya. Zelin sudah menyelesaikan sarapannya. Dia beranjak dari kursinya.

" Pak Budi, aku berangkat ya?" Ucap Zelin pamit sambil keluar mansion menuju parkiran.

Zelin menyalakan mesin mobil dan langsung keluar mansion. Ada taksi yang berhenti di depan mansion.

" Iya pak berhenti di sini." Ucap Vita memberitahu kepada supir taksi sambil mengeluarkan beberapa lembar uang dan menyerahkan kepada supir taksi.

Vita berdiri di depan mansion megah itu. Dia memandang kagum melihat kemegahan bangunan itu. Tidak banyak perubahan dari luar mansion masih sama dengan yang dulu pada saat Vita sering main ke bangunan itu. Hanya ada perubahan dari warnanya saja. Vita menekan bel yang ada di pinggir pagar. Seorang penjaga mansion dengan postur tinggi dan kumis tebal keluar dari mansion dan memperhatikan tamu yang ada di depannya.

" Mau apa?" Ucap penjaga tegas.

" Saya mau ketemu Ziko." Ucap Vita gugup.

Wajah penjaga memang sangar lebih sangar dari preman pasar.

" Tuan muda tidak ada. Ada keperluan apa anda mencari tuan muda." Masih dengan wajah sangarnya.

" Saya temannya dan saya baru datang dari Belanda." Ucap Vita menyakinkan penjaga.

" Silahkan anda pergi dari sini, karena tuan muda sudah pergi beberapa menit yang lalu." Ucap penjaga mengusir Vita dan langsung menutup pagar.

Vita kesal dengan sikap penjaga yang tidak ada ramah-ramahnya kepada dia. Vita melihat jam di tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan tepat.

" Hemm mungkin si penjaga benar, jam-jam segini adalah jam kantor. Lebih baik aku menemuinya di kantor."

Vita memanggil taksi yang lewat di depannya. Dia memberikan alamat yang di tujunya kepada supir taksi. Taksi langsung meluncur ke alamat tersebut.

Zelin mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia mendengarkan alunan musik yang sedikit kencang sehingga membuatnya ikut terbawa suasana sambil menggoyangkan badannya ke kanan dan ke kiri. Zelin menghidupkan lampu sein mobilnya ke kiri, tapi pada saat dia hendak belok ke kiri mobilnya ada yang menabrak dari belakang. Zelin langsung memberhentikan mobilnya di tempat yang agak lebar. Si penabrak langsung bangun dari motor besarnya di bantu dengan beberapa orang yang ada di sekitar situ. Zelin keluar dari mobil dan melihat ke belakang mobilnya yang penyok karena kena tabrak.

Si penabrak langsung menghampiri Zelin.

" Maaf mbak saya enggak sengaja." Ucap si penabrak.

" Semua orang kalo sudah menabrak pasti bilangnya enggak sengaja." Zelin bicara ketus sambil mengambil ponsel dari dalam mobil. Dia hendak menghubungi nomor kantor polisi.

" Mbak mau ngapain?" Ucap si penabrak.

" Ya hubungi polisi lah." Ucap Zelin ketus sambil tetap menekan nomor kantor polisi. Tapi si penabrak langsung merampas ponsel Zelin.

" Kembalikan ponselku." Ucap Zelin ingin mengambil ponselnya. Si penabrak mempunyai tubuh yang tinggi jadi agak susah Zelin mengambil ponselnya.

" Aku akan menyerahkan ponsel ini, tapi aku mohon jangan hubungi pihak berwajib, kita ambil jalan damai saja ya?" Memohon kepada Zelin.

" Enggak." Ucap Zelin ketus.

Si penabrak mengambil dompetnya yang ada di saku celana bagian belakang dan menyerahkan beberapa lembar uang kepada Zelin.

" Untuk apa ini?" Zelin bingung karena si penabrak meletakkan beberapa lembar uang ke telapak tangannya.

" Untuk mengganti kerusakannya." Ucap si penabrak sambil menaiki motornya dan mengenakan helmnya kembali.

" Hei aku enggak butuh uangmu." Ucap Zelin menyerahkan kembali ke atas motor si pria.

" Jadi mau anda apa?" Si pria membuka lagi helmnya dengan sedikit emosional.

" Aku mau kamu masuk penjara atas tindakan mu ini." Ucap Zelin ketus sambil menuding ke wajah sang pria.

" Nona saya mohon jangan persulit, saya sudah terlambat kerja. Begini saja ambil kartu identitas saya sebagai jaminan." Ucap si pria sambil memberikan kartu identitasnya kepada Zelin.

" Hey apa kamu pikir dengan memberi ini masalah kita akan selesai." Ucap Zelin ketus sambil menunjuk kartu yang di pegangnya.

Si pria mengambil ponselnya sambil mengetik sesuatu dan menunjukkannya ke arah Zelin. Pria tersebut menunjukkan layar ponselnya.

" Ini nomor ponsel ku. Coba anda hubungi." Ucap si pria.

Zelin mengetik nomor tersebut ke dalam ponselnya dan mencoba menghubungi nomor itu. Panggilan terhubung langsung kepada ponsel si pria

" Itu nomor ku, dan itu kartu identitasku sebagai jaminan kalo aku enggak akan kabur. Aku sudah terlambat kerja, sore nanti aku akan menghubungi anda." Ucap si pria langsung menyalakan motor gedenya dan pergi meninggalkan Zelin bengong.

Mobil sudah sampai di depan gedung Raharsya group. Ziko langsung masuk ke dalam gedung itu di ikuti Kevin dari belakang. Ziko melihat meja sekertarisnya kosong tidak ada Koko di kursinya.

Di dalam ruangan.

" Kemana sekertaris itu? Apa dia sudah ijin sama kamu?" Ucap Ziko menanyakan kepada Kevin.

" Tidak ada tuan, dia tidak ada menghubungi saya." Ucap Kevin sambil melihat ponselnya, mengecek panggilan masuk.

" Cari informasi tentang pemilik properti perumahan X, aku ingin membeli propertinya."

" Maaf tuan kenapa anda tertarik di bidang ini." Ucap Kevin penasaran.

" Kamu tau, sebelumnya aku sudah mengecek kalo bidang properti perumahan X banyak menghasilkan untung dan setelah aku telusuri di antara properti perumahan di kota ini, perumahan X yang banyak peminatnya.

" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."