Chapter 160 episode 160

Hari berganti hari bulan berganti bulan tidak terasa waktu pernikahan mereka sudah mau memasuki satu tahun. Zira dan Ziko mempunyai pemikiran yang berbeda tentang hubungannya. Zira sudah sangat mencintai suaminya tapi tidak dengan Ziko. Zira belum bisa menebak tentang perasaan suaminya. Menurutnya perasaan Ziko kepadanya hanya sebagai tanggung jawab terhadap seorang suami kepada istrinya.

Di gedung Rahasrya group.

Kevin sedang membaca situs tentang lelang atau tender. Pihak perusahaan asing akan melelangkan tendernya untuk memperluas jaringan bisnisnya. Lelang atau sistem tender sangat di gemari terutama oleh perusahaan- perusahaan, mengingat jumlah nominal dan durasi kontrak dalam suatu lelang sangat besar dan bervariasi.

Kevin memberitahukan hal ini kepada Ziko.

" Pagi Tuan, saya membaca di sebuah situs kalo perusahaan A akan membuat tender."

Kevin mengambil laptop Bosnya dan mencari iklan tender itu melalui sebuah situs terkenal. Ziko membaca situs yang di perlihatkan kepadanya dengan cermat.

" Persiapkan semuanya aku mau perusahaan kita menang tender." Ucap Ziko yakin.

Ziko ingin mengikuti tender tersebut karena itu merupakan salah satu nilai upaya meningkatkan nilai usaha dan memperluas jaringan kerja.

" Apa saja syarat yang di ajukan perusahaan itu?"

Kevin menjelaskan beberapa persyaratan yang harus mereka penuhi sebelum mengikuti tender tersebut.

Ziko mendengarkan dengan seksama semuan persyaratan yang di bacakan Kevin.

" Apa persyaratan legal kita sudah lengkap untuk memenangi tender itu." Ucap Ziko memastikan semua persyaratan legal perusahaannya sudah lengkap.

" Sudah tuan semua persyaratan legal sudah lengkap.

" Kapan lelang itu akan di adakan?"

" Siang ini tuan?"

Ziko menimbang-nimbag pernyataan Kevin tentang waktu tender tersebut. Dia merasa ragu untuk mengikuti tender tersebut karena dia akan kedatangan tamu dari Jepang.

" Tapi kita akan ada tamu dari Jepang, dan dia adalah calon investor kita." Ziko masih ragu untuk mengikuti tender tersebut.

" Saya sudah mengkoordinasikan sebelumnya dengan asisten tuan Arata, kalo beliau akan tiba di tanah air kurang lebih jam 5 sore. Dan saya rasa pada saat jam tersebut pasti acara tender sudah selesai.

Ziko harus memenangkan tender tersebut agar usahanya tambah maju, karena ini merupakan kesempatan emas untuk perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya di bidang komunikasi.

Kevin mempersiapkan semuanya dengan matang dari persyaratan untuk mengikuti tender dan persyaratan legal semua sudah siap tersedia.

" Kamu kesini." Ucap Ziko memanggil sekertarisnya Koko.

" Saya akan pergi beberapa jam ada urusan yang harus saya kerjakan di luar. Kalo seandainya ada sesuatu atau tamu dari luar negeri kamu harus bisa menangani itu dengan baik." Ucap Ziko tegas sambil beranjak dari kursinya. Ziko membalikkan kembali badannya untuk mengatakan hal yang ada di dalam benaknya.

" Perlakukan tamu kita seperti raja, dan ubah sikapmu menjadi pria seutuhnya." Ucap Ziko lagi.

Koko membelalakkan matanya, dia harus merubah sikapnya menjadi pria seutuhnya.

" Maaf bos kalo menjadi pria seutuhnya saya kurang bisa saya udah dari sono seperti ini." Ucap Koko merengek dengan gaya syahdunya.

" Jangan kamu mempermalukan perusahaanku dengan sikapmu seperti itu." Ziko menatapnya dengan tatapan tajam. Koko tertunduk dia tidak berani menatap kembali mata bosnya.

" Bagaimana saya harus bersikap bos." Ucap Koko ragu.

" Bersikap wajar seperti pria pada umumnya seperti saya dan Kevin. Kamu bisa berlatih di mulai dari sekarang selama saya pergi." Ziko keluar dari ruangan tapi Koko mencegatnya lagi.

" Kalo saya tidak bisa bagaimana?" Ucapnya ragu.

" Kamu tau pintu keluar gedung ini? Silahkan keluar dari gedung ini dan jangan pernah kembali lagi ke gedung ini. Kalo kamu tidak bersikap normal di depanku dan semua tamu." Ucap Ziko tegas sambil meninggalkan sekertarisnya yang masih bengong.

" Bersikap wajarlah jangan genit sama ku, aku dan kamu sama. Kita sama-sama pria. Jangan pernah menyukai sesama jenis, bergaulah dengan lawan jenis, jangan bergaul dengan orang yang sama sepertimu karena kamu akan ikut mengalir mengikutinya. Aku tau kamu bisa." Ucap Kevin menepuk bahu Koko sambil keluar gedung mengikuti Ziko dari belakang.

Koko ingin melompat kegirangan tapi dia ingat pesan bosnya bahwa dia harus bersikap normal seperti pria pada umumnya.

Ziko dan Kevin sudah meluncur ke acara tersebut. Koko berlatih dengan cara menonton aplikasi uuutube, dia menonton pertunjukan tinju dan menonton pertunjukan smackdown. Dia berlatih dari cara berjalan dan cara berbicara. Cara berjalan pelan-pelan dia sudah mengikutinya dengan baik walaupun belum sempurna tapi cara berbicara yang masih agak susah dia terapkan. Dia masih kurang yakin dengan suaranya.

Di mobil Ziko menghubungi istrinya.

" Ya halo." Ucap Zira pelan.

" Hari ini kita tidak bisa makan bersama aku ada urusan bisnis di luar, kamu makan sendiri ya." Ucap Ziko dari ujung ponselnya.

" Ah kamu kenapa baru bilang, aku sudah membawakan makanan dan sebentar lagi aku sudah sampai kantor." Gerutu Zira.

" Ya ini mendadak, begini saja kamu makan saja di kantor, enggak usah balik ke butik, setelah makan kamu baru boleh balik ke butik." Ziko tidak ingin istrinya mengalami namanya sakit maag, karena dia tau kalo istrinya pasti suka menunda-nunda makan.

Panggilan terputus, Zira memasuki gedung Raharsya group dengan beberapa tentengan di tangan kanan dan kirinya. Dan Ziko pergi menuju tempat acara tender tersebut di adakan.

Zira melihat Koko yang sedang serius melihat komputernya. Zira mengagetkannya dengan cara menepuk bahunya.

Koko kaget latah dengan cara melompat-lompat. Zira tertawa melihat latahnya Koko.

" Nona kenapa sih mengagetkan ku, aku baru saja berlatih untuk jadi pria seutuhnya." Ucap Koko cemberut.

" Apa maksudmu?" Sambil meletakkan bungkusan di atas meja Koko. Koko menceritakan semuanya dari urusan bisnis bosnya, sampai menceritakan keinginannya untuk berlatih seperti pria. Zira manggut-manggut mengerti.

" Tenang saja aku akan membantu mu untuk menjadi pria yang gagah perkasa seperti suamiku." Ucap Zira meyakinkan. Koko kegirangan tapi Zira langsung melotot melihatnya. Koko tidak jadi bersorak girang dia hanya menggigit jarinya sebagai ganti kegirangannya.

" Sebelum kita mulai pelajaran ada baiknya kita makan dulu." Koko pun setuju dengan saran Zira, mereka harus mengisi perut bagian tengah yang sudah waktunya untuk di isi. Karena dengan perut yang kosong mereka akan sulit berpikir tapi dengan perut yang telah terisi mereka akan dapat berpikir jernih. Sama halnya dengan tidur, ketika kita bangun tidur, kita akan kembali segar kembali.

Zira dan Koko makan di pantry. Zira memperhatikan cara makan Koko yang sangat kemayu. Zira membetulkannya, cara Koko memegang sendok normal seperti biasa tapi jadi kelingking dan jari manisnya agak naik seperti ingin menari.

" Lihat caramu memegang sendok aja sudah salah, kamu kalo mau jadi pria seutuhnya dari hal-hal kecil dulu yang di ubah." Gerutu Zira sambil memperagakan cara memegang sendok yang benar.

" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."