Chapter 152 episode 152

Mereka sudah berada di mobil. Hari sudah petang matahari sudah sembunyi ke dalam persembunyian. Cahaya bulan sudah menunjukkan sinarnya sedikit demi sedikit.

Kevin ingin mengantarkan pulang sepasang suami istri ini. Tapi Zira masih ingin jalan-jalan menikmati indahnya sinar rembulan.

" Aku belum mau pulang."

" Jadi kamu mau kemana?" Ucap Ziko penasaran.

" Aku mau kita pacaran seperti sepasang kekasih." Zira bergelayut manja di lengan Ziko.

" Memangnya kamu mau pacaran di mana?" Ucap Ziko cepat sambil membelai rambut Zira.

Zira memikirkan sebuah taman yang sering di kunjungi sepasang kekasih. Zira memberitahukan lokasi taman itu berada. Mobil telah sampai di depan taman, taman yang lumayan besar dengan cahaya lampu yang berwarna-warni menambah kesan indah pada taman itu. Zira melarang Ziko untuk turun dia tidak ingin Ziko mengenakan jas tersebut.

" Lepaskan jas kamu?" Ucap Zira sambil berusaha melepaskan Jas yang menempel di badan Ziko.

" Kenapa kan bagus kalo aku pacaran pakai baju ini." Ucap Ziko komplain, dia lebih nyaman menggunakan pakaian yang lengkap.

" Apa kamu mau meeting? Mana ada orang pacaran mengenakan setelan jas seperti ini." Ucap Zira protes.

Ziko membuka jasnya dan menggulung sebagian lengan kemejanya, sehingga otot-otot tangannya terlihat sangat jelas. Hanya dengan mengenakan kemeja, dadanya yang bidang terlihat menonjol. Zira mencubit gemas dadanya Ziko.

" Kenapa kamu mencubit ku." Ucap Ziko protes sambil menepis tangan Zira dari dadanya.

" Hehehe berapa ukuran dadamu." Ucap Zira asal sambil mencubit lagi dada Ziko.

" Apa maksud mu?"

" Iya kalo ukuran kita sama kamu bisa pakai punyaku." Ucap Zira cepat sambil cekikikan. Kevin tertawa mendengar candaan Zira. Ziko menoyor kepala Zira pelan. Ziko menarik tangan Zira membawanya ke dalam taman itu. Kevin mengikuti dari belakang, dia seperti obat nyamuk yang menjaga tuannya kalo-kalo di gigit nyamuk.

Banyak pasangan muda-mudi yang duduk di atas rumput sambil menyanyikan lagu favorit mereka. Ada sepasang kekasih yang sedang bermesraan di bawah pepohonan. Dan ada seorang pengamen yang sedang memainkan gitarnya sambil menyanyikan sebuah lagu. Pengamen itu membuat suasana taman itu manjadi romantis, banyak pasangan muda-mudi mengelilingi pengamen itu, mereka meminta lagu favoritnya di nyanyikan sang pengamen.

Zira menarik tangan Ziko untuk ikut mengelilingi pengamen itu. Mereka terbawa suasana ke dalam kemesraan sepasang kekasih. Semua ikut menyanyikan lagu yang di mainkan sang pengamen, hanya Kevin yang tidak mengikuti nyanyian sang pengamen karena dia lebih hafal dengan nyanyian tok tok ????.

" Siapa yang mau menyumbangkan suara emasnya." Ucap sang pengamen menawarkan kepada para penonton. Tidak ada sepasang kekasih yang mengacungkan jarinya untuk menyumbangkan sebuah lagu. Tapi Zira dengan cepat langsung mengangkat tangannya. Pada penonton riuh bertepuk tangan, tapi tidak dengan Ziko dia merasa malu untuk melakukan hal itu.

" Apa yang kamu lakukan?" Ziko berbisik ke telinga Zira.

" Aku mau kamu menyanyikan lagu untukku." Ucap Zira berbisik.

" Aku tidak pernah nyanyi di depan umum, aku cuma penyanyi level kamar mandi." Ucap Ziko tetap berbisik.

" Sudah anggap saja kamu sedang di kamar mandi." Ucap Zira lagi masih dengan berbisik.

" Aku tidak bisa bernyanyi?" Ucap Ziko cepat sambil tetap berbisik ke telinga Zira. Zira sudah merayunya tapi dia tetap bersikeras untuk tidak menyanyikan sebuah lagu di hadapan orang banyak. Penonton sudah riuh meminta mereka untuk bernyanyi. Karena Ziko tidak mau bernyanyi jadi Zira yang akan menggantikannya. Lagi-lagi Ziko menahan tangan Zira, dia tidak yakin dengan suara Zira.

" Apa kamu bisa bernyanyi?" Ucap Ziko penasaran.

" Aku bisa bernyanyi dengan suara perut." Ucap Zira asal.

Zira sudah ingin melangkahkan kakinya ke depan bergabung dengan pengamen itu tapi Ziko menahannya.

" Jangan kamu rusak citraku dengan suara perutmu." Ziko menatap Zira dingin.

" Tenanglah kalo suara perutku jelek aku bisa menggunakan bahasa isyarat?" Ucap Zira cepat sambil menepis tangan Ziko. Ziko berdiri dengan penonton yang lain dia tidak ingin bergabung dengan Zira. Dia mencari posisi aman jika suara Zira hancur maka dia tidak akan terlalu di sorot orang banyak. Penonton yang mengelilingi sang pengamen sudah riuh, mereka semua bertepuk tangan. Zira mengambil mikropon yang ada di depannya.

" Test test."

Ziko menutup wajahnya dengan satu tangannya dia khawatir dengan suara Zira yang hancur.

Zira membisikan sesuatu ketelinga sang pengamen. Ziko melihat adegan seperti itu mulai marah, dia ingin berjalan mendekati mereka tapi Kevin memegang bahu Ziko.

" Tuan kendalikan emosi anda, ini cobaan." Ucap Kevin sambil memegang bahu Ziko.

Sang pengamen sudah memainkan gitarnya dengan Zira sudah mulai menyanyikan sebuah lagu.

Oooh... (Kumau dia)

Kuharap semua ini bukan sekedar harapan

Dan juga harapan ini bukan sekedar khayalan

Biarkan 'ku menjaganya sampai berkerut

Dan putih rambutnya jadi saksi cintaku padanya

Tak main-main hatiku

Apapun rintangannya kuingin bersama dia

Kumau dia, tak mau yang lain

Hanya dia yang s'lalu ada kala susah dan senangku

Kumau dia, walau banyak perbedaan

Kuingin dia bahagia hanyalah denganku

Biarkan ku menjaganya sampai berkerut

Dan putih rambutnya jadi saksi cintaku padanya

Tak main-main hatiku

Apa pun rintangannya kuingin bersama dia

Kumau dia, tak mau yang lain

Hanya dia yang s'lalu ada kala susah dan senangku

Kumau dia, walau banyak perbedaan

Kuingin dia bahagia hanyalah denganku

Bukan ku memaksa, oh, Tuhan

Tapi kucinta dia (Yang kucinta hanya dia)…

Jantung Ziko berdebar mendengar nyanyian Zira, dan kata yang terakhir di dengar Ziko membuat hatinya bergumuruh tidak karuan. Ziko menepis tangan Kevin dari bahunya, dia berjalan mendekati Zira yang masih berdiri di depan mikropon. Tanpa sadar Ziko memeluk pinggang Zira dan mengecup bibirnya dengan lembut. Semua penonton riuh bertepuk tangan melihat gembira kemesraan yang mereka tampilkan.

Zira baru sadar dengan kegilaaan yang dibuat Ziko. Mereka pergi dari keramaian itu, mereka kembali ke mobil, kevin melihat dan merekam setiap kejadian itu. Ziko merasakan hatinya sedang berbunga-bunga, dia memeluk Zira dengan erat.

" Tatap aku? Apa yang kamu nyanyikan tadi memang keluar dari hatimu yang paling dalam atau hanya mengikuti lirik lagu penyanyi aslinya."

" Kamu kenapa?" Ucap Zira mengalihkan pembicaraan.

Dia sudah salah memilih lagu, sebenarnya dia tidak ingin menyanyikan lagu itu. Tapi entah kenapa lagu itu keluar begitu saja dari mulutnya. Zira belum bisa mengatakan perasaan yang sebenarnya, Zira masih menunggu sampai waktunya yaitu waktu satu tahun kebersamaan mereka.

Walaupun lagu itu merupakan gambaran perasaan hatinya tapi dia menutup dulu pintu hatinya. Zira ingin Ziko memahaminya sendiri dan mengatakannya terlebih dahulu. Dia ingin Ziko melakukannya tanpa harus ada dorongan dari siapapun, dan waktu itu akan tiba.

Perasaan itu berhubungan dengan cinta. Dan cinta berhubungan dengan hati. Jika perasaan sudah mengenal tempatnya maka cinta itu akan tumbuh, dan jika cinta sudah tumbuh maka sang hati akan tetap terjaga.

" like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."