Chapter 148 episode 148

Ziko dan Kevin sudah sampai di kantor polisi, tidak berapa lama pengacaranya juga tiba di kantor polisi. Mereka sama-sama masuk ke dalam kantor polisi. Para polisi sangat segan dengan Ziko secara dia adalah orang terpandang di kota itu. Tim pengacara Ziko menjelaskan maksud tujuan mereka datang ke situ.

" Saya adalah Pengacara dari nona Zira, yang barusan kalian tahan." Ucap pengacara.

Polisi jaga pergi ke dalam menanyakan kepada pihak penyidik. Pihak penyidik mempersilahkan mereka untuk masuk, mereka memberikan ruang spesial untuk Ziko dan timnya. Mereka menunggu di ruangan yang lumayan bagus. Tim pengacara Ziko langsung berhubungan dengan pihak penyidik untuk menanyakan penyebab Zira di tahan. Sebagian Tim pengacara mencari bukti untuk memperingan tuduhan yang di berikan Zira. Setelah mendapatkan informasi mengenai penyebab Zira di tahan, pihak pengacara langsung menjelaskan kepada Ziko. Ziko kaget mendengar Zira telah menghajar dua orang sampai babak belur.

Pihak pengacara memberikan rekaman Video pertengkaran itu melalui aplikasi uuutube. Ziko dan Kevin sampai terheran-heran melihat istrinya dengan cepat dan cekatan dalam menghajar lawannya.

" Saya ingin menemui istri saya." Ucap Ziko kepada pengacaranya. Tim pengacara langsung masuk ke dalam ruang penyidik mereka meminta izin untuk bertemu dengan Zira. Tim penyidik mengizinkan mereka untuk bertemu dengan Zira. Mereka mempersilahkan Ziko dan beberapa tim pengacara untuk menunggu di ruang tunggu.

Tidak berapa lama seorang polisi datang membawa Zira kedalam ruang tunggu. Zira keluar dengan perban yang masih menempel di dahinya, baju Zira kotor karena terkena darah. Ziko langsung memeluk Zira tidak kuasa melihat Zira seperti itu.

" Apa ini sakit." Ucap Ziko perhatian sambil memegang dahi Zira yang di plester perban.

" Enggak aku enggak apa-apa." Ucap Zira menenangkan Ziko.

" Akan aku habisi mereka berdua." Ucap Ziko merapatkan kedua giginya.

" Tidak perlu kamu menghabisi mereka berdua aku sudah membuat mereka berdua cacat seumur hidup. Zira memang telah memukul mereka dengan keras Zira yakin kalo mereka berdua akan cacat.

" Tapi aku ingin membalaskan dendam mu." Ucap Ziko masih emosi.

" Enggak usah kamu balaskan dendamku, apa kamu mau masuk penjara juga?" Ucap Zira cepat.

Tim pengacara langsung mengambil kesempatan untuk bertanya pada Zira dengan detail. Zira menceritakan semua kejadian itu dari awal sampai dia menghajar Sisil dan Kia babak belur. Setelah mendapatkan bukti dan keterangan dari Zira. Pihak pengacara langsung membuat status kalo Zira melindungi dirinya dari ancaman yang akan membunuhnya. Tim pengacara langsung menyerahkan status itu kepada pihak penyidik agar di teliti dan di baca berkas perkaranya. Zira harus kembali lagi ke dalam ruang tahanan karena waktu sudah habis.

Ziko sudah stres dia tidak bisa membayangkan Zira harus tidur di dalam dinginnya ruang penjara. Pihak penyidik menjelaskan mengapa mereka langsung menahan Zira karena terbukti telah melakukan penganiayaan dan mereka belum bisa melepaskan Zira sebelum bukti semua lengkap. Jika bukti semua lengkap dan Zira di

akui melakukan karena melindungi dirinya maka bisa di pastikan Zira akan bebas seperti itulah penjelasan pihak penyidik.

Ziko sudah mondar mandir di dalam ruang tunggu. Mereka masih setia menunggu keputusan dari pihak penyidik. Kevin langsung menghubungi kepala kepolisian di situ. Kevin hanya menjelaskan bahwa Tuan Ziko ada di ruang tunggu. Tidak berapa lama Bapak kepala polisi datang ke dalam ruang tunggu di dampingi rekan kerjanya. Bapak kepala polisi menyapa Ziko dan tim pengacara dengan ramah. Tim pengacara langsung mengambil kesempatan untuk menjelaskan permasalahan yang terjadi. Bapak kepala polisi mengerti, beliau memerintahkan anak buahnya untuk menyelesaikan hasil penyelidikan kasus Zira dengan cepat hari ini juga. Setelah berbicara panjang lebar Bapak kepala polisi langsung pergi meninggalkan ruang tunggu. Ziko dan timnya masih menanti Zira di ruang tunggu. Lama mereka menunggu sampai tengah malam tapi Zira juga belum keluar. Mereka belum ada yang pulang karena Bapak kepala polisi sudah menginformasikan kalo kasus Zira akan di selesaikan hari ini.

Jam satu pagi akhirnya Zira keluar. Zira di dampingi pihak kepolisian menuju ruang tunggu. Pihak polisi juga sudah menyerahkan barang-barang Zira. Mereka keluar dari kantor polisi. Beberapa tim pengacara menyelesaikan beberapa berkas yang harus di tanda tangani. Mereka semua menuju parkiran, Ziko membisikkan sesuatu ketelinga sang pengacara.

" Aku mau mereka berdua di hukum seberat-beratnya." Ucap Ziko pelan sambil membisikkan ke telinga sang pengacara.

Ziko dan Zira sudah berada di mobil, Kevin langsung menyalakan mesin mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Karena pada saat jam satu lalu lintas sudah sepi jadi Kevin bisa melajukan mobilnya dengan kencang.

Ziko memeluk Zira dan membenamkan kepala Zira di dadanya sambil mengelus rambut Zira berulang-ulang. Ada sesuatu yang ganjal yang ingin ditanyakan Ziko, dari tadi pertanyaan itu selalu mutar di pikirannya.

" Istriku dari mana kamu belajar menendang dan memukul seperti itu." Ucap Ziko penasaran sambil mengelus rambut Zira berulang-ulang.

" Dari Thanos." Ucap Zira asal. Dia sudah malas membahas masalah itu.

" Berapa lama anda berguru dengan Thanos." Ucap Kevin cepat sambil tersenyum-senyum.

" Ada apa sih dengan kalian? Apa kalian juga mau di hajar seperti itu." Ucap Zira kesal. Dia merasa capek, capek pikiran dan badannya capek.

Ziko dan Kevin tidak berniat melanjutkan percakapannya. Mereka fokus dengan pikiran mereka masing-masing. Kevin fokus menyetir mobil dan Ziko fokus dengan pikirannya. Begitu mobil sampai di depan mansion Zira langsung berlari ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang seharian lengket karena keringat dan membersihkan beberapa bekas darah yang masih menempel di pipi dan lehernya.

Ziko membantu Zira membersihkan rambutnya. Karena plester yang menempel di dahi Zira tidak boleh terkena air jadi mau tidak mau Zira meminta Ziko untuk membantunya. Ziko menyiram rambut Zira dengan shower seperti seorang pekerja salon. Ziko ingin membantu Zira dengan memandikan Zira. Tapi Zira melarangnya.

" Aku bisa mandi sendiri." Ucap Zira cepat sambil mengusir Ziko keluar kamar mandi.

" Siapa yang mau memandikan mu, aku mau kamu memandikan ku." Ucap Ziko cepat sambil menarik tangan Zira. Ziko dan Zira melakukan jurus membersihkan toilet di kamar mandi. Jurus itu berakhir karena perut Zira sudah bernyanyi.

Mereka keluar kamar mandi dengan bersama-sama. Ziko mengambil telepon yang ada di nakas, Ziko ingin menghubungi Pak Budi tapi Zira menahannya.

" Biarkan mereka beristirahat." Ucap Zira cepat sambil menahan tangan Ziko agar tidak menghubungi Pak Budi.

" Tapi kamu lapar?" Ucap Ziko khawatir.

" Ya aku lapar tapi tanganku masih kuat untuk memasak." Ucap Zira cepat sambil mengepalkan tangannya. Ziko membelalakkan matanya, dia seperti sedang berbicara dengan anak Thanos.

Mereka berdua pergi ke dapur. Ini adalah pertama kalinya Ziko menginjakkan kakinya ke dapur. Dia tidak pernah sama sekali menginjakan ke dalam ruangan itu. Ziko merasa aneh dengan barang-barang yang ada di situ.

" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."