Chapter 149 episode 149

Ziko merasa aneh dengan barang-barang yang ada di dapur. Ziko melihat sebuah ceret yang berada di atas meja dapur.

" Kenapa benda ini ada di sini? Bukannya harusnya ada di taman." Ucap Ziko sambil memegang ceret di tangannya.

Zira merasa heran dengan ucapan Ziko. Zira membalikkan badannya melihat Ziko yang sebelumnya sedang membelakangi Ziko.

" Apa maksud kamu?"

" Ini kan untuk menyiram tanaman kenapa di bawa kesini." Gerutu Ziko cepat sambil masih memegang ceret di tangannya. Zira tidak kuasa menahan tawanya mendengar ucapan Ziko yang polos.

" Dasar bayi unta, ini bukan untuk menyiram tanaman tapi ini untuk menyiram hatimu yang beku." Ucap Zira lagi asal sambil cekikikan.

Ziko langsung menutup mulut Zira dengan tangannya, dia takut mendengar Zira cekikkan. Zira melepaskan tangan Ziko dari mulutnya.

" Apaan sih?" Ucap Zira sambil melepaskan tangan Ziko dari mulutnya.

" Kamu jangan tertawa seperti itu, ini sudah malam aku tidak mau kamu mengundang mahluk gaib datang kesini." Ucap Ziko pelan sambil memegang bahu Zira.

" Mana ada mahluk gaib, apa kamu lupa kalo si kuntilanak sudah aku patahkan kakinya, kan tidak lucu kalo si kuntilanak datang pakai tongkat." Ucap Zira cepat sambil mengupas bawang.

" Jangan kamu tertawa seperti itu lagi. Aku takut dia datang kesini." Ucap Ziko dengan bulu tangan bergidik. Ziko memegang bulu tangannya yang bergidik dan tengkuknya yang juga bergidik.

" Istriku apa kamu tidak merasakan hal aneh. Buluku bergidik semua." Ucap Ziko takut sambil menunjukkan bulu tangannya yang bergidik.

Zira melihat tangan Ziko semua bulu tangannya bergidik.

" Kalo aku bukan bulu itu yang bergidik." Ucap Zira cepat sambil tetap fokus dengan kerjaannya.

" Bulu apa?" Ziko penasaran dan takut dia menempelkan badannya dengan badan Zira.

" Bulu kaki sama bulu ketek." Ucap Zira asal sambil menunjuk bulu kakinya dan keteknya yang tidak ada bulu.

Ziko menoyor kepala Zira karena omongan Zira yang asal.

" Apa yang bisa aku bantu." Ucap Ziko cepat. Ziko ingin membantu Zira menyelesaikan masaknya, karena Ziko tidak mau berlama-lama di dalam ruangan itu.

" Kupas bawang ini." Ucap Zira menyodorkan bawang merah dan bawang putih kepada Ziko.

" Bagaimana cara mengupasnya." Ucap Ziko bingung dia memang tidak mengenal dengan benda di depannya.

" Buka aja bajunya." Ucap Zira sambil menggoreng ayam. Ziko tidak bertanya lagi dia membuka bajunya untuk mengupas benda di depannya yaitu bawang merah dan bawang putih.

" Setelah itu apa lagi. Aku sudah buka baju nih." Ucap Ziko cepat. Zira tertawa melihat Ziko yang membuka bajunya.

" Aku menyuruhmu membuka baju si merah dan si putih bukan baju mu." Ucap Zira tertawa. Ziko menggaruk kepalanya dia tidak mengerti dengan istilah yang di ucapkan Zira.

" Kamu kalo kasih perintah itu harus jelas. Memangnya sejak kapan bawang merah dan bawang putih pakai baju." Ucap Ziko kesal sambil memakai bajunya kembali.

Zira tidak menjawab pertanyaan Ziko, Zira sudah fokus memasak. Zira memasak nasi goreng karena itulah yang paling cepat menurutnya. Zira memasukkan sesuatu ke dalam wajan sambil tetap mengaduk.

" Itu apa?" Ucap Ziko masih memperhatikan Zira memasukkan sesuatu kedalam wajan.

" Kecap." Ucap Zira cepat.

" Kenapa warnanya hitam." Ucap Ziko lagi penasaran.

" Kalo putih namanya ingus." Ucap Zira asal. Ziko langsung menutup mulutnya mendengar ucapan Zira. Lagi-lagi Ziko menoyor kepala Zira.

" Jorok kamu." Ucap Ziko sambil menoyor Zira.

" Kamu sih membuat pertanyaan yang aneh." Ucap Zira sambil meletakkan nasi ke dalam piring. Zira membawa piring yang berisi nasi goreng ke dalam kamar. Mereka menikmati makanannya di dalam kamar.

" Kamu tau enggak suamiku, kenapa kecap warnanya hitam?" Ucap Zira sambil mengunyah makanannya. Ziko menggelengkan kepalanya karena dia memang tidak tau menahu tentang masalah itu. Ziko mendengarkan Zira serius.

" Karena warna merah hijau kuning sudah di ambil sama Pak Polisi." Ucap Zira cekikkan. Lagi-lagi Zira membuat candaan di tengah malam. Ziko sudah malas mendengar ucapan Zira yang tidak pernah serius dia lebih memilih untuk tidur. Zira menghabiskan makanannya terlebih dahulu sebelum tidur. Zira memeluk Ziko, karena badan Ziko yang cukup besar Zira memeluknya dengan tangan dan kakinya juga.

Malam sudah bergeser menjadi pagi. Cahaya sang Surya sudah mengintip dari tempatnya. Cahaya yang sangat indah untuk di lewatkan. Semua penghuni mansion sudah melakukan aktivitasnya seperti biasa, hanya Zira dan Ziko yang masih tidur. Mereka melewatkan pagi yang cerah. Pagi sudah bergeser menjadi siang tapi pemilik mansion masih juga belum keluar dari kamarnya. Kevin yang menunggu dari pagi sudah mulai bosan. Dia memilih untuk beristirahat di kamar tamu sambil menunggu Ziko dan Zira keluar. Pak Budi sudah bolak balik menyiapkan makanan tapi Ziko dan Zira tetap belum keluar.

Zira membuka matanya perlahan. Dia terkejut karena pandangannya menjadi hitam.

" Suamiku kenapa dengan mataku? aku tidak bisa melihat." Ucap Zira sambil menggoyangkan badan Ziko. Ziko terkejut dia langsung bangkit dari posisi berbaringnya.

" Kenapa dengan mata mu?" Ucap Ziko penasaran dan takut.

" Aku tadi tidak bisa melihat karena mataku terhalang sama bulu ketekmu." Ucap Zira cepat sambil duduk di atas kasur. Ziko malas mendengar ucapan Zira, Ziko masih ngantuk dia lebih memilih untuk berbaring lagi. Zira sudah pergi ke kamar mandi. Jadwal Zira hari ini mau pergi ke rumah sakit untuk membuka perban di dahinya.

Zira keluar dari kamar mandi dan masih mendapatkan Ziko yang tertidur pulas. Zira membangunkan Ziko.

" Suamiku kamu tidak ke kantor." Ucap Zira sambil membisikkan ke telinga Ziko. Ziko tidak menjawab dia masih tetap tertidur pulas. Zira tidak membangunkan Ziko lagi. Zira memilih untuk bersiap-siap. Zira hendak keluar kamar tapi ada suara Ziko yang memanggilnya.

" Kamu mau kemana?" Ucap Ziko dengan suara serak bangun tidur dan masih tetap dengan posisi berbaring.

" Aku mau ke rumah sakit mau membuka perban ini." Ucap Zira sambil menunjuk perban di dahinya.

" Tunggu aku." Ucap Ziko sambil bergerak ke kamar mandi. Zira menunggu Ziko duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.

Zira membuka sebuah aplikasi melalui ponselnya. Zira terkejut melihat wajahnya seliweran di dalam aplikasi uuutube itu. Video Zira menghajar Sisil dan Kia menjadi Video Viral.

Ada caption yang berbunyi. Istri seorang presiden direktur bertangan baja.

Dan ada caption lain yang membuat Zira tertawa. Istri bertangan baja dan suami berkaki beton mereka akan berkolaborasi dalam membangun sebuah gedung.

" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."