Chapter 144 episode 144

Mereka telah mengerjakan pr nya bersama-sama. Pr yang sulit di pecahkan tapi selalu ingin di kerjakan.

" Suamiku aku tau maksud kamu memberi nama Zevisa." Ucap Zira cepat.

" Apa?"

" Kamu pasti sedang memikirkan paket hemat untuk anak kita." Ucap Zira cepat.

Ziko membelalakkan matanya mendengar kata paket hemat.

" Apa maksudmu paket hemat?"

" Aku tau arti dari nama Zevisa. Ze artinya bunga dalam bahasa Ibrani, kalo visa artinya visa. Jadi paket hemat dong?" Ucap Zira cepat.

" Apanya yang paket hemat?" Ziko penasaran dengan ucapan Zira dengan kata paket hemat.

Zira menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

" Kan nama anak kita ada kata Visanya berarti gratis dong kalo ngurus Visa." Ucap Zira asal.

Ziko menoyor kepala istrinya. Dia kadang jengkel dengan kebodohan Zira tapi kadang Zira bisa pintar di luar dugaannya.

" Sok tau kamu, Zevisa artinya bunga yang selalu ada di semua tempat, Zinara itu dari nama kita yaitu Zi untuk zira dan Ra untuk Raharsya." Ucap Ziko menjelaskan.

Zira manggut-manggut mengerti. Setiap orang tua pasti ingin memberikan nama yang bagus dan arti yang baik untuk anaknya. Waktu sudah semakin larut, tidak ada suara sama sekali di ruangan itu. Hanya detik jam yang berdenting memecahkan kesunyian pada malam hari.

Keesokan paginya.

Semua yang bekerja di dalam mansion sedang melakukan aktivitasnya masing-masing. Dari berkebun, memasak sampai membersihkan setiap ruangan mereka kerjakan. Tidak ada rasa capek ataupun mengeluh, mereka sangat senang bekerja di sana karena mereka selalu di anggap sebagai keluarga di dalam mansion itu.

Setelah melakukan rutinitasnya yaitu sarapan pagi, Zira dan Ziko pergi bekerja. Mereka keluar dari mansion dengan wajah yang ceria. Karena mereka dapat menyelesaikan pr nya dengan baik.

" Selamat pagi semuanya." Sapa Kevin sambil membukakan pintu mobil.

Ziko dan Zira menjawab dengan anggukan dan senyuman. Kevin menyalakan mesin mobil dalam sekejap mobil sudah melaju ke jalan raya menuju pusat kota.

" Bagaimana hari anda Tuan." Ucap Kevin penasaran sambil melirik dari kaca mobil.

" Hemmmmm." Ziko sibuk dengan ponsel baru Zira. Ziko mengganti wallpaper ponselnya Zira dengan foto mereka berdua.

" Kenapa harus pakai foto ini lagi." Ucap Zira kesal. Ziko masih menyimpan foto mereka berdua di dalam jet.

" Eh jangan kamu komplain mengenai poniku." Ucap Ziko cepat memotong ucapan Zira.

Zira tidak jadi komplain mengenai poni Ziko karena sudah di semprot Ziko terlebih dahulu.

" Cih poni aja di banggakan." Ucap Zira cepat sambil memonyongkan bibirnya.

Kevin melihat pertengkaran kecil di antara mereka. Pertengkaran yang tidak pernah ada habisnya. Selalu saja ada bahan permasalahan yang terjadi di antara mereka dari pertengkaran kecil sampai pertengkaran besar, mereka pasti bisa menyelesaikan masalah. Kevin sampai heran dengan dua majikannya dia serasa ingin berguru kepada mereka berdua karena bisa menyelesaikan semua masalahnya.

" Tuan apakah poni anda sekarang sudah berubah?" Ucap Kevin cepat sambil tetap menatap ke depan.

" Apa maksudmu?"

" Enggak Tuan, mana tau poni anda berubah jadi kuda poni." Ucap Kevin asal.

" Buahahaaa." Zira tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Kevin yang lucu. Ziko memukul kursi Kevin dari belakang.

Kevin tidak berkata-kata lagi dia fokus untuk menyetir mobilnya. Ziko teringat sesuatu mengenai ucapan Zira kemaren pada saat di telepon.

" Aku mau tanya kenapa kamu memberi kriteria pria sebagai sekretarisku." Ucap Ziko penasaran.

" Owh jadi kamu enggak setuju dengan kriteria yang aku ajukan." Ucap Zira ngambek sambil memalingkan wajahnya dari Ziko.

Ziko menyentil hidung Zira. Dia gemas dengan tingkah Zira yang lagi ngambek.

" Aku bukan enggak setuju tapi aku ingin mendengar alasan kamu." Ucap Ziko merayu Zira.

" Kemaren kan aku sudah memberitahumu alasan aku memilih kriteria cowok." Ucap Zira cepat.

" Ya tapi kurang jelas." Ucap Ziko lagi.

Zira masih ngambek dia enggan menjawab pertanyaan Ziko. Tapi Ziko berusaha merayu Zira agar menjelaskan maksud dari ucapan Zira.

" Aku enggak mau kalo kamu punya sekertaris wanita, karena aku enggak percaya denganmu." Ucap Zira sambil menuding ke arah Ziko.

Ziko terbelalak heran, karena Zira masih belum percaya sepenuhnya. Sulit untuk menumbuhkan kembali kepercayaan seseorang jika sudah di khianati.

" Ok baik kalo begitu, hukuman apa yang akan aku berikan kalo kamu yang bermesraan dengan sekertaris baru ku." Ucap Ziko cepat.

" Hahaha kamu seperti belum mengenal istrimu saja, coba hitung sudah berapa kali aku bermesraan dengan cowok lain." Ucap Zira menantang Ziko.

Ziko mencoba mengingat-ngingat tentang cowok yang pernah dekat dengan Zira.

" Berapa?" Ucap Zira cepat sambil menatap tajam Ziko.

" Satu." Ziko berkata pelan.

" Eh aku enggak bermesraan dengannya ya, dan juga pada saat itu kita juga belum menikah." Ucap Zira memberikan pembelaan.

" Ah sama saja itu." Ziko tidak mau kalah.

" Ok kalo sama saja, sekarang berapa kali kamu bermesraan dengan cewek lain, setelah status kita sah." Ucap Zira dengan intonasi yang tinggi menyindir Ziko.

Ziko tidak mau menyebutkan karena memang dia sudah beberapa kali bermesraan atau berpegangan tangan dengan lawan jenisnya.

" Malu untuk mengakui atau pura-pura lupa." Zira menyindir Ziko yang terlalu naif mengakui perbuatannya.

Ziko tidak bisa berkata-kata lagi. Dia kalah telak dalam berargumen dengan Zira.

" Awas kalo sampai kamu bermesraan dengan sekertarisku." Ucap Ziko mengancam.

" Ok siapa takut." Ucap Zira cepat.

Zira tidak ada rasa takut sama sekali dengan ancaman yang di berikan Ziko. Karena dia yakin dia tidak akan melakukan kesalahan yang sama dengan Ziko. Di dalam benaknya Zira, dia tidak akan melakukan hal yang sama dengan Ziko karena dia sudah mencintai Ziko. Tapi Ziko bisa melakukan kesalahan karena rasa cintai itu belum tumbuh dengan sempurna. Zira akan berusaha menumbuhkan rasa cinta itu sedikit demi sedikit. Dia yakin "Witing tresno jalaran Soko kulino" artinya Cinta tumbuh karena terbiasa.

Cinta oh cinta engkau datang begitu indah engkau pergi begitu menyakitkan. Cinta oh cinta engkau telah menyapaku dengan senyuman mu, berikan senyuman mu untuk dirinya agar cintanya tumbuh pada diriku. Satu kan kami dalam cintamu seperti cintanya Romeo and Juliet.

" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."