Chapter 142 episode 142

Ziko masih memikirkan siapa yang akan menjadi sekertarisnya.

" Bagaimana kalo nona Zira?" Kevin memberikan ide yang cukup cemerlang.

Ziko mengambil ponselnya dan ingin menghubungi Zira. Tapi dia membatalkan niatnya untuk menghubungi Zira. Dia baru ingat kalo ponsel Zira sudah rusak.

" Vin carikan ponsel baru untuk Zira." Ziko menghubungi nomor Lina.

Beberapa menit kemudian panggilan terhubung ada sahutan dari sana.

" Ya halo Tuan." Lina langsung mengenal siapa yang menghubunginya, dia sudah menyimpan nomor Ziko ke dalam daftar kontaknya.

" Berikan ponsel kamu sama istriku." Ucap Ziko cepat.

" Maaf Tuan kalo saya memberikan ponsel saya kepada mbak Zira, nanti saya pakai apa? Saya hanya punya satu ponsel dan itu juga butut." Ucap Lina cemas.

Bos sama anak buah sama-sama bego.

Ziko mendesah kesal dia seperti sedang berbicara dengan anak kecil.

" Siapa yang mau ambil ponselmu? Aku mau bicara dengan istriku." Ucap Ziko tegas.

" Baik Tuan." Lina langsung berlari ke lantai atas menuju ruangan Zira. Lina mengatur nafasnya sambil memberikan ponselnya kepada Zira. Zira bingung dengan Lina karena memberikan ponselnya tanpa berkata-kata.

" Untuk apa ini?" Ucap Zira bingung sambil memegang ponsel Lina. Lina hanya memberikan isyarat dengan tangannya agar Zira menjawab panggilan dari ponselnya. Zira langsung mengerti dengan isyarat Lina. Dia menjawab panggilan tersebut.

" Ya halo." Ucap Zira pelan.

" Kenapa lama sekali jawab panggilanku." Ucap Ziko kesal.

Zira langsung kenal dengan pemilik suara itu.

" Ada apa?" Ucap Zira pelan sambil tetap fokus dengan pekerjaan yang tertunda.

" Aku mau kamu jadi sekertarisku." Ucap Ziko cepat dan tepat.

Zira membelalakkan matanya sambil meletakkan pensilnya di atas mejanya.

" Apa yang terjadi dengan si kuntilanak?" Zira penasaran.

" Enggak usah bertanya aku hanya ingin mendengar jawaban darimu." Ziko kembali bertanya menunggu jawaban dari Zira.

Zira belum menjawab dia masih memikirkan dengan tawaran Ziko untuknya.

Apa yang terjadi dengan si kuntilanak apa dia sudah kembali ke alamnya.

" Hey kamu dengar enggak?" Teriak Ziko lagi.

" Kenapa dengan si kuntilanak?" Zira masih penasaran dia terus bertanya agar Ziko menjawabnya.

" Kamu mau enggak?" Ucap Ziko lagi dengan intonasi yang di tekan.

" Jawab aku apa si kuntilanak kamu kirim kembali ke alamnya?" Ucap Zira cepat.

" Aih kamu itu! Ya dia aku kirim ke alamnya." Ucap Ziko kesal.

" Kenapa? Apa sisirnya ketinggalan." Ucap Zira cepat.

Ziko pengen menyentil telinga Zira, karena selalu saja bercanda.

" Kamu mau tidak?"

" Enggak aku enggak mau, aku tidak pintar dalam hal-hal seperti itu." Ucap Zira cepat.

" Ok kalo kamu tidak mau jadi aku akan membuat lowongan kerja lagi." Ucap Ziko cepat.

Zira memang menolak tawaran Ziko, karena dia merasa belum memahami di bidang tersebut, tapi dia merasa khawatir dengan lowongan yang akan memperkerjakan orang baru lagi.

" Apa aku boleh request untuk kriterianya." Ucap Zira pelan.

" Hemmmmm." Zira memberikan semua kriterianya yang di inginkannya beserta alasannya.

" Bagaimana." Ucap Zira lagi.

" Baiklah aku penuhi keinginanmu." Ucap Ziko cepat.

Ziko menutup panggilannya dan kembali melanjutkan percakapannya dengan Kevin. Ziko memberikan semua kriteria yang akan menjadi sekertarisnya. Kevin langsung paham dan pergi keluar ruangan Ziko. Kevin kembali ke ruangannya dia menghubungi penanggung jawab di HRD. Pintu di ketuk dari luar setelah dapat instruksi dari yang punya ruangan. Wanita paruh baya itu masuk ke dalam ruangan Kevin.

" Ya Pak, ada yang bisa saya bantu." Ucap Ibu Mery sopan.

" Buat lowongan kerja dengan posisi sebagai sekretaris."

" Maaf Pak sekertaris siapa?" Ibu Mery merasa penasaran.

" Presiden direktur."

" Maaf Pak bukannya sudah ada?"

" Kenapa kamu banyak tanya, cepat lakukan saja perintahku." Ucap Kevin tegas.

Ibu Mery tidak berani bertanya lagi. Dia sudah

cukup takut mendengar bentakan yang di berikan Kevin kepadanya. Di pikiran Ibu Mery biarlah jawaban untuk pertanyaannya menjadi Pr untuknya.

" Baik Pak, apa saja kriterianya." Ucap Ibu Mery lagi.

" Berjenis kelamin laki-laki, minimal umur 20 tahun keatas dan maksimal 25 tahun, jujur pekerja keras, dan mempunyai pengalaman di bidangnya kurang lebih 5 tahun."

Ibu Mery mencatat semua kriteria yang di berikan Kevin ke dalam note booknya.

" Ada lagi Pak?" Ucap Ibu Mery sopan.

" Aku mau kamu membuat lowongan itu sekarang dan tutup lowongan itu setelah tiga hari."

Setelah mencatatkan semuanya Ibu Mery kembali ke ruangannya. Dia melakukan tugas yang di berikan Asisten Kevin. Setelah memberikan tugas kepada Ibu Mery, Kevin pergi meninggalkan gedung Raharsya group. Kevin menyalakan mesin mobil dan menuju ke pusat kota. Kevin memberhentikan mobilnya di depan Mall terbesar di kota itu. Kevin ingin membeli ponsel untuk Zira seperti perintah dari Ziko. Kevin memasuki sebuah toko ponsel terkenal di kota itu. Seorang wanita penjaga toko ramah menyapanya.

" Ada yang bisa saya bantu." Ucap perempuan itu ramah.

Kevin hanya tersenyum dia masih melihat beraneka ragam jenis ponsel yang di pajang di etalase toko. Berbagai macam merek ada di dalam toko itu, dari yang mahal sampai yang paling murah di pajangkan di etalase toko itu. Kevin menjatuhkan pilihannya kepada ponsel dengan casing berwarna merah muda dan ada garis hitam di pinggirnya. Menurutnya ponsel itu cocok dengan kepribadian Zira. Warna merah muda menampilkan sosok kewanitaannya dan warna hitam menampilkan sosok jiwa pemberani yaitu sosok seorang Avengers.

Setelah melakukan pembayaran Kevin kembali ke gedung Raharsya group. Kevin menyerahkan ponsel yang di belinya kepada Ziko. Ziko melihat hasil pilihan Kevin.

" Apa ini keluaran terbaru?" Ucap Ziko sambil melihat ponsel yang di beli Kevin.

" Iya Tuan. Ini keluaran terbaru." Ucap Kevin cepat menjelaskan semua fasilitas yang ada di dalam ponsel tersebut.

Ziko menyimpan kembali ponsel tersebut kedalam boxnya. Dia ingin memberikan kejutan untuk Zira.

" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."