Chapter 141 episode 141

Kevin mengantarkan Zira ke butik. Zira ingin ke butik terlebih dahulu dia ingin memberikan oleh-oleh kepada karyawannya. Mobil telah sampai di depan gedung Raharsya group. Semua karyawan dan karyawati menundukkan kepalanya ketika bertemu orang nomor satu di gedung itu. Begitupun Kia, dia langsung berdiri ketika Bosnya datang. Kia melihat ke belakang Ziko tidak ada Zira di belakangnya hanya ada Kevin yang mengikutinya. Ziko sudah memasuki ruangannya. Kia berlari ke pantry untuk menyiapkan kopi Ziko. Kia mengetuk pintu ruangan setelah ada sahutan masuk, Kia langsung masuk dengan membawa kopi. Kia meletakkan kopi di atas meja Ziko.

" Tuan ini kopinya." Ucap Kia sopan.

Ziko tidak memberikan sahutan sama sekali. Ziko sibuk dengan semua berkas yang menumpuk di atas mejanya. Kevin mengusir Kia dengan lambaian tangannya. Kia langsung keluar dengan wajah yang cemberut karena dia masih sangat ingin berada di situ.

" Cih aku hanya ingin menyapanya tidak lebih, dasar asisten pelit." Gerutu Kia.

Ziko di dalam ruangannya sangat sibuk. Mereka membahas masalah saham David. David telah mengambil semua sahamnya, dia telah memutuskan kerjasamanya dengan Ziko. Dengan otomatis Ziko harus mencari pemegang saham lain untuk menggantikan posisi David. Ziko mengambil telepon yang berada di atas meja, dia meletakkan gagang telepon di telinga tapi tidak ada suara sama sekali. Kevin langsung melihat kabel telepon yang berada di bawah meja. Kevin menemukan kabel yang terputus.

" Tuan coba anda lihat kabel ini." Ucap Kevin menunjukkan kabel telepon.

Ziko memperhatikan detail ujung kabel telepon yang terputus, dia menaruh curiga ada sesuatu yang terjadi di sini.

" Panggil dia." Ucap Ziko cepat. Kevin pergi keluar ruangan dan memanggil Kia. Kia datang dengan wajah senyum sumringah.

" Iya Tuan." Kia berusaha untuk memberikan senyum terbaiknya.

Ziko menunjukkan kabel telepon yang terputus kepada Kia. Kia terperanjat dia lupa untuk menghubungi pihak maintenance memperbaiki kabel telepon yang telah di putuskannya.

" Apa ini?" Ziko dengan wajah yang mengintimidasi.

" Kabel telepon tuan." Ucap Kia gugup.

Ziko menggebrak meja dengan keras sehingga Kia terperanjat takut dan pucat.

" Aku tanya sekali lagi apa ini!" Ucap Ziko teriak.

" Kabel telepon yang terputus Tuan." Kia merasa gugup dan takut dia tidak tau harus mengatakan apa lagi.

" Kenapa bisa putus." Ucap Ziko cepat.

" Ada tikus Tuan." Ucap Kia lagi dengan kegugupannya.

Ziko dan Kevin saling pandang, mereka tambah menaruh curiga kepada Kia. Mereka curiga telah terjadi sesuatu di ruangannya ketika mereka pergi ke luar negeri.

" Tikus? apa kamu kira ruanganku tempat sampah?" Lagi - lagi Ziko membentak Kia.

Kia merasa bodoh, dia tidak mempersiapkan aksinya dengan matang.

" Apa yang kamu lakukan di ruanganku." Ziko menatap Kia dengan tatapan mengintimidasi.

" Saya hanya mengantar berkas itu saja." Kia masih dengan kegugupannya.

" Baiklah kalo kamu tidak mau jujur kepadaku, aku akan mencari kebenaran jika terbukti kamu bersalah cepat-cepat kamu angkat kakimu dari gedung ini." Ucap Ziko cepat sambil membuka laptopnya.

Kia sudah ketakutan setengah mati bayangannya menjadi pengangguran sudah di depan mata. Dia tidak pernah memikirkan ada kamera cctv di ruangan Ziko.

" Saya bertengkar dengan nona Zira." Ucap Kia pelan sambil tertunduk.

Ziko langsung melotot ke arah Kia.

" Siapa yang menang dalam perkelahian kalian." Ucap Ziko cepat.

" Nona Zira yang menang saya kalah telak." Ucap Kia pelan masih dengan kepala tertunduk.

Ziko masih membuka laptopnya dia melihat hasil rekaman beberapa seminggu yang lalu. Ziko melihat dengan jelas semuanya dari Kia duduk di kursinya sampai Zira mencengkram leher Kia.

" Keluar kamu dari sini." Bentak Ziko.

" Tuan saya mohon jangan pecat saya, saya tau saya khilaf, saya hanya ingin merasakan duduk di kursi anda, tapi nona Zira tidak menginjinkan." Ucap Kia dengan wajah yang sudah pucat.

Ziko merasa alasan Kia terlalu di buat-buat.

" Apa hakmu duduk di kursiku." Ucap Ziko marah.

Kia tidak menjawab dia sudah meneteskan air matanya. Dia sudah pasrah dengan semuanya.

" Tuan saya menyukaimu." Ucap Kia dengan derai air mata.

Kevin dan Ziko saling pandang, mereka tidak percaya dengan keberanian Kia mengungkapkan perasaannya kepada Ziko.

" Saya mohon jangan pecat saya, saya hanya ingin bekerja disini, dan saya tidak meminta anda untuk membalas cinta saya." Ucap Kia masih dengan derai air mata.

" Apa kamu pernah berpikir panjang sebab akibat yang telah kamu lakukan?" Ziko menekan intonasinya.

Kia menggelengkan kepalanya. Dia memang tidak memikirkan sebab akibatnya.

" Pakai otakmu untuk berpikir sebelum kamu merusak rumah tanggaku." Ucap Ziko cepat.

Air mata Kia sudah berderai dengan kencang. Matanya sudah sembab karena kebanyakan menangis.

" Kevin bawa dia keluar." Perintah Ziko tegas.

Kevin memegang lengan Kia dengan keras. Kevin menarik Kia keluar dari ruangan Ziko.

" Tuan jangan pecat saya, kalo Tuan tidak ingin saya jadi sekertaris, Tuan bisa memindahkan saya ke departemen lain." Ucap Kia masih bertahan.

Kevin memegang lengan Kia dengan keras. Dia membawa Kia keluar dari gedung itu dengan paksa. Banyak karyawan yang menonton kejadian itu, mereka saling bertanya satu sama lain. Kevin melihat karyawan yang sibuk dengan pemikirannya masing - masing.

" Apa kalian semua mau menjadi orang selanjutnya." Bentak Kevin. Karyawan yang tadi menonton kejadian itu langsung lari untuk kembali bekerja mereka tidak mau menjadi daftar orang yang di pecat dengan tidak hormat. Mereka sudah sangat nyaman untuk bekerja disitu. Semua orang berlomba - lomba untuk dapat bekerja di situ. Jadi mereka tidak akan membuat kesalahan sekecil apapun agar dapat bertahan di perusahaan itu.

Kevin kembali ke ruangan Ziko. Ziko masih melihat rekaman cctv minggu lalu. Dia merasa sangat senang ketika Zira mencengkram leher Kia.

" Kamu lihat betapa hebatnya istriku." Ziko memuji Zira sambil menunjukkan laptopnya kepada Kevin.

" Nona Zira memang perempuan yang tangguh dan kuat. Dia bisa menghajar Sisil dan Kia dengan tenang." Kevin juga memuji ketangguhan Zira.

" Aku tidak bisa bayangkan apa jadinya kalo aku berselingkuh." Ucap Ziko sambil tertawa kecil.

Tuan anda adalah orang yang di cintainya, jangan pernah kecewakan istri anda. Hargai dia Tuan, seperti dia menghargai anda. Saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi seandainya anda mengecewakannya lagi.

" Mungkin Tuan akan di hajar juga oleh nona Zira, kalo perlu saya akan merekam ketika anda di hajar." Ucap Kevin cepat.

Ziko melemparkan penanya ke arah Kevin. Ziko kesal dengan Kevin yang mendukung Zira sepenuhnya. Kevin mengambil pena yang jatuh di lantai dan meletakkan di atas meja Ziko.

" Tuan siapa yang akan menjadi sekertaris baru anda?"

" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."