Chapter 131 episode 131

Ucapan Kevin benar adanya pernikahan mereka tidak di dasari dengan cinta. Pondasi pernikahan mereka masih sangat rapuh.

" Kamu benar pernikahan kami mungkin hanya sampai satu tahun." Ucap Zira pelan sambil memandang jauh ke sungai.

Kevin melihat Zira.

" Apakah anda tidak ada perasaan dengan Tuan muda?" Ucap Kevin.

Zira tidak menjawab dia masih mencari di dalam hatinya apakah ada cela yang membuatnya mencintai Ziko. Zira lama menjawab pertanyaan Kevin, dia masih dengan pikirannya sendiri.

" Apakah anda baik-baik saja." Ucap Kevin khawatir.

" Aku tidak mengerti dengan perasaanku padanya, di satu sisi aku benci kalo mengingat dia memaksa ataupun mengancamku, tapi di sisi lain aku merasa cemburu jika dia dengan perempuan lain, apakah itu bisa di namakan cinta?" Ucap Zira.

Kevin tidak bisa menjawab karena dia juga belum pernah merasakan jatuh cinta. Kevin cuma mengandalkan instingnya saja.

" Saya belum pernah jatuh cinta dengan seseorang, dan saya juga kurang mengerti dengan arti kata cinta, tapi menurut saya cinta itu adalah saling memilikinya satu sama lain tanpa memaksakan kehendak dan menerima kekurangan dan kelebihan pasangannya." Ucap Kevin cepat.

Zira merasa takjub dengan pernyataan Kevin mengenai arti cinta. Menurutnya defenisi arti kata cinta yang di utarakan Kevin ada benarnya.

" Jadi apakah kami sudah saling mencintai." Ucap Zira pelan.

Kevin tidak menjawab dia hanya menggelengkan kepalanya. Dia tidak mau terjerumus ke dalam masalah mereka berdua, dia ingin keduanya menjadi lebih baik lebih baik lagi.

" Nona apakah anda sudah tau mengapa Tuan muda memukul David?" Ucap Kevin.

Zira menggelengkan kepalanya. Dia juga tidak mengetahui mengapa Ziko bisa memukul David yang awalnya mereka baik-baik saja.

" Saya rasa pasti ada sesuatu yang membuat Tuan Ziko marah." Kevin menyakinkan Zira.

Zira masih menimbang-nimbang ucapan Kevin benar tidaknya.

Kapal masih menyusuri sungai Seine River. Kevin dan Zira menikmati keindahan sungai tersebut. Hari sudah semakin petang suara ponsel Kevin berbunyi Ziko menghubungi Kevin kembali.

" Kamu dimana saja?" Ucap Ziko teriak.

" Saya dan Nona Zira sedang naik kapal menyusuri sungai Seine River." Ucap Kevin menjelaskan.

Ziko merasa cemburu mendengar Kevin dan Zira sedang naik kapal.

" Cepat kamu bawa balik dia." Ucap Ziko tegas.

Panggilan tersebut terputus, emosi Ziko memuncak mendengar mereka sedang pergi berdua. Kevin membawa Zira kembali ke hotel tapi Zira tidak mau, dia masih kesal dengan tuduhan yang di utarakan Ziko kepadanya.

" Nona saya mohon anda ikut saya, kalo nona tidak ikut dengan saya pasti Tuan muda akan berpikiran yang aneh-aneh tentang kita berdua." Kevin memohon kepada Zira.

Dengan malas Zira mengikuti kemauan Kevin, dia juga tidak mau melibatkan Kevin terjerumus dalam masalahnya. Tapi dia paham mengenai watak suaminya yang posesif. Ziko tidak pernah memandang bulu siapapun itu orangnya termasuk Kevin, semua akan di habisinya.

Kevin mengetuk pintu kamar Ziko. Tidak berapa lama pintu di buka oleh Ziko. Ziko melihat kebelakang Kevin ada sosok Zira sedang berdiri di belakangnya.

" Jelaskan padaku mengapa kalian bisa pergi berdua." Ucap Ziko marah.

Kevin menjelaskan semuanya mengenai dia mengikuti Zira dari naik taksi sampai naik kapal menyusuri sungai Seine River. Dan Kevin menjelaskan alasannya mengikuti Zira yaitu agar Zira tidak hilang atau kabur.

Ziko melihat Zira yang masih diam tanpa berbicara sepatah katapun. Ziko menarik Zira dan memeluknya dengan erat.

" Aku sudah melihat dari Cctv, kalo kamu tidak bersalah maafkan aku telah menuduhmu." Ucap Ziko mencium kening Zira.

Kevin melihat pemandangan itu, dia merasa senang melihat mereka kembali berbaikan. Tapi sampai kapan itu Kevin pun belum bisa memastikannya. Kevin pergi meninggalkan mereka berdua dia tidak mau menjadi nyamuk ataupun cicak di sana.

Ziko terus menciumi Zira dia merasa bersalah karena tidak memberikan Zira kesempatan untuk menjelaskan. Ziko membawa Zira ke atas kasur.

" Kamu mau ngapain?" Ucap Zira cepat.

" Aku mau menebus kesalahanku." Ucap Ziko tersenyum licik.

Ziko menebus kesalahannya dengan berulang kali, walaupun lelah dia tetap berusaha menyenangi hati Zira.

" Suamiku kenapa kamu memukul pria tadi." Penasaran.

" Dia mau menyerahkan sahamnya tapi dengan syarat menikmati tubuhmu." Ucap Ziko cepat.

Zira merasa terkejut dengan ucapan Ziko. Ziko telah mengangkat marwahnya sebagai seorang isteri. Zira bangga dengan tindakan suaminya.

" Terimakasih suamiku." Ucap Zira sambil memeluk Ziko.

Mereka kembali berbaikan dan mengobrol layaknya orang normal.

" Mana kado dari ku?" Zira mencari kadonya yaitu keripik ubi.

Ziko menyerahkan keripik ubi tersebut kepada Zira. Ziko enggan memakannya dia masih merasa jijik. Zira memakan keripik ubi tersebut tapi dia tidak menghabiskan semuanya.

" Kenapa tidak kamu habiskan?" Ziko memperhatikan Zira yang sedang menyimpan keripik ubi.

" Aku sisakan untuk asisten Kevin." Ucap Zira cepat.

" Apa?" Ziko teriak.

Zira kaget mendengar Ziko berteriak.

" Kenapa teriak?" Ucap Zira cepat.

" Jangan kamu kasih ubi ku sama si Kevin." Ucap Ziko merasa jijik.

Zira tertawa terbahak bahak melihat Ziko membayangkan keripik ubinya di makan Kevin.

" Habiskan, aku enggak mau kalo Kevin yang menghabiskan." Ucap Ziko cepat.

Zira menghabiskan keripiknya sambil tertawa lucu melihat tingkah Ziko yang jijik. Setelah menyelesaikan keripiknya Zira kembali ke kasur karena sudah mendapat lambaian tangan dari yang punya kasur. Ziko kembali memeluk Zira.

" Kenapa ucapan ulang tahunmu mengatakan semoga aku lebih baik lagi. Apa menurutmu aku kurang baik sekarang." Ziko protes.

Zira mencoba mengingat ucapannya kemaren malam pada saat di wawancarai reporter televisi.

" Owh yang itu, kan bagus kalo aku mengucapkan semoga kamu lebih baik lagi." Ucap Zira cepat.

Ziko tidak suka dengan ucapan Zira yang terlalu pendek dan singkat.

" Ganti ucapanmu." Ucap Ziko cepat.

Zira memindahkan posisi duduknya yang tadi di samping Ziko sekarang duduk berhadapan dengan Ziko. Zira mengambil ancang-ancang untuk meralat ucapan ulang tahun Ziko.

" Semoga kamu menjadi lebih buruk lagi." Ucap Zira santai.

Ziko menarik hidung Zira. Dia kesal dengan ucapan ulang tahun yang barusan di ucapkan Zira.

" Ganti, apa perlu aku mengajarkan kamu cara mengucapkan selamat ulang tahun yang baik." Ucap Ziko ngambek

Zira tersenyum lebar, dia sukses telah membuat Ziko ngambek.

" Selamat ulang tahun suamiku semoga kamu menjadi suami yang baik." Kalimat Zira di potong Ziko.

" Itu sama saja kamu cuma mengganti kata kamu menjadi kata suami." Ucap Ziko protes.

Zira menepuk dahinya, sebenarnya dia belum selesai dengan kalimat ucapannya tapi sudah di potong oleh Ziko terlebih dahulu.

" Kamu bisa diam enggak sih, bagaimana aku bisa menyelesaikan kalimatku kalo selalu kamu potong kalimatku." Ucap Zira marah.

Ziko menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Dia mempersilahkan Zira untuk berbicara. Ziko membujuk Zira agar dia mau mengucapkan ucapan ulang tahun yang romantis dari istrinya. Karena menurut Ziko ucapan dari seorang istri adalah doa. Zira menarik nafasnya sebelum mengucapkan ucapannya.

" Selamat ulang tahun suamiku, semoga kamu menjadi lebih baik dari sekarang, aku berharap kamu bisa menerimaku apa adanya, dan semoga pernikahan kita bisa lebih dari satu tahun dan selamanya." Ucap Zira sambil mencium punggung tangan Ziko.

Ziko merasa terharu mendengar ucapan Zira. Ucapan Zira adalah doa terindah buatnya.

" Aamiin." Ucap Ziko sambil mengecup bibir Zira.

" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."