Chapter 129 episode 129

Ziko menyerah karena semua tebakan yang di berikannya salah. Akhirnya Zira mengizinkan Ziko untuk membuka kadonya. Betapa terkejutnya Ziko melihat isi kado tersebut.

" Apa ini?" Ucap Ziko sambil memegang bungkus plastik.

" Kamu enggak tau apa ini?" Ucap Zira heran.

Ziko menggelengkan kepalanya karena dia memang tidak tau benda apa yang di dalam bungkus plastik tersebut. Zira menepuk dahinya.

" Dasar horang kayah, kebanyakan makan stik golf sih jadi enggak tau jajanan seperti ini." Ucap Zira kesal.

Zira mengambil bungkus plastik yang di pegang Ziko dan coba membukanya, tapi karena plastik itu agak tebal jadi Zira membukanya dengan giginya.

" Idih kamu jorok jigongmu pasti sudah mengkontaminasi plastik itu." Ucap Ziko cepat sambil menarik plastik itu.

Ziko membuka plastik itu dengan sekali sobek. Dan memberikan kepada Zira. Zira mengambil isi yang ada di plastik tersebut dan menyuapi Ziko. Ziko merasa senang dengan makanan yang di berikan Zira, dia berulang mengunyah makanan tersebut.

" Apa nama jajanan ini." Ucap Ziko cepat.

" Keripik ubi." Ucap Zira cepat.

Ziko yang mendengar merasa mual dan hendak memuntahkan makanan yang ada di dalam mulutnya.

" Kenapa kamu memberiku keripik ubi." Ucap Ziko cepat.

" Lah memangnya kenapa kan bagus ubi makan ubi." Ucap Zira cepat.

Ziko berlari ke kamar mandi dan memuntahkan makanan yang baru di telannya. Ziko merasa jijik mendengar ubi, dia merasa sedang memakan ibunya sendiri. Sedangkan Zira tertawa terbahak bahak karena berhasil mengerjai Ziko.

" Buang saja itu. Aku enggak mau memakannya." Ucap Ziko cepat.

" Enak aja, udah susah payah dan penuh rintangan aku membuatnya sampai sini makanan yang aku buat di muntahkan." Gerutu Zira.

" Ya sudah kamu awetkan saja nanti kita simpan di museum." Ucap Ziko santai.

Zira tidak habis pikir dengan ucapan Ziko yang asal. Ziko memang suka ngomong asal sama seperti Zira. Zira menyimpan keripik tadi dia tidak berniat membuangnya.

" Aku mau kadoku." Ucap Ziko manja sambil membuka resleting gaun Zira.

Mereka melakukannya tanpa ada paksakan begitupun dengan Zira, dia dengan sukarela melayani suaminya tanpa ada paksakan ataupun perlawanan sama sekali. Mereka memecahkan rumus matematika itu di atas kasur berulang-ulang.

Hari sudah pagi Ziko masih memeluk Zira. Zira hendak pergi ke kamar mandi tapi dia tidak bisa bergerak. Zira menjerit histeris. Ziko yang mendengar teriakan Zira langsung kaget dan duduk dari posisi berbaringnya.

" Kenapa kamu teriak apa seperti itu juga cara membangunkan suamimu." Ucap Ziko sambil menguap.

Zira menunjukkan kakinya yang tidak bisa bergerak kepada Ziko.

" Kenapa dengan kakiku, kakiku masih gemetar." Ucap Zira lemas.

Ziko tersenyum lebar. Dia menutupi tubuh Zira dengan selimut.

" Kamu kebanyakan memecahkan rumus makanya kakimu seperti itu." Ucap Ziko sambil pergi ke kamar mandi.

Zira masih duduk di atas kasur dengan kaki yang lemas. Memang mereka membuat rumus itu menjadi sangat rumit sehingga efek sampingnya sekarang. Setelah agak enakkan Zira membersihkan tubuhnya di kamar mandi. Setelah selesai mereka berdua pergi untuk menikmati sarapan pagi. Ziko mengajak Zira ke Ai hotel karena Ziko hendak menyalin bajunya terlebih dahulu. Ziko pergi ke kamarnya sedangkan Zira sedang memilih makanan. Tiba-tiba ada seorang pria bule yang menghampiri Zira.

" bonjour (halo)." Ucap bule tersebut.

Zira hanya tersenyum tidak membalas sapaan bule tersebut dia lagi meletakkan makanannya ke dalam piring.

" Je veux aider (mau saya bantu)." Ucap bule itu menawarkan bantuan kepada Zira.

" non merci (tidak terima kasih)." Ucap Zira cepat sambil meninggalkan bule tersebut.

Zira meletakkan piringannya ke atas meja ketika Zira hendak menarik kursi, tiba-tiba kursinya sudah di tarik pria bule tersebut.

" Merci (terimakasih)." Ucap Zira sambil duduk di kursi yang telah ditarik pria bule tersebut.

" puis-je m'asseoir ici (boleh saya duduk di sini)." Ucap bule tersebut langsung duduk.

Zira bingung dengan tingkah bule di depannya dia belum mengizinkan pria bule itu untuk duduk di depannya, tapi pria itu langsung saja duduk dengan santai sebelum ada persetujuan dari Zira.

Zira khawatir dengan amukan Ziko, masih teringat jelas di dalam benaknya ketika Ziko menghajar Fiko. Dan Zira tidak mau itu terulang lagi. Zira hendak beranjak dari kursinya tapi tangannya sudah di pegang pria bule tersebut.

Dia menahan tangan Zira agar jangan pergi meninggalkannya. Dari jauh Ziko melihat kejadian tersebut, emosi Ziko sudah di ujung tanduk. Ziko berjalan menuju meja, Zira yang melihat dari jauh sudah mulai ketar ketir dan pria bule tersebut memperhatikan arah pandangan Zira. Ziko sudah menggenggam tangannya ingin memukul pria tersebut tapi seketika pria tersebut membalikan badannya ingin melihat siapa yang di perhatikan Zira.

" Ziko you are here (Ziko kamu di sini)." Ucap pria bule tersebut.

Ziko tidak jadi memukul pria bule tersebut, pria bule tersebut adalah rekan kerjanya yang merupakan warga negara Amerika.

" What are you doing here (apa yang kamu lakukan di sini)." Ucap Ziko ketus.

" I'm staying here (aku menginap di sini)." Ucap pria bule tersebut sambil melirik ke arah Zira.

Ziko melihat tatapan yang di berikan rekannya kepada Zira. Ziko langsung memeluk Zira dan mengecup pipi Zira. Pria bule tersebut kaget melihat perlakuan Ziko kepada Zira.

" do you know each other (apa kalian saling mengenal)." Ucap pria bule tersebut heran.

" this is my wife (ini istriku)." Ucap Ziko sambil mengecup pipi Zira lagi.

Ziko sengaja mempertontonkan kemesraan mereka di depan rekan kerjanya, karena Ziko sudah mengenal tentang karakter rekan kerjanya ini, pria bule itu sangat menyukai perempuan yang bertubuh bahenol seperti Zira. Dan untuk mengantisipasi hal itu Ziko langsung saja mempertontonkan kemesraannya.

" don't you intend to introduce your wife to me ( apa kamu tidak berniat memperkenalkan istrimu kepadaku)." Ucap pria bule tersebut.

" her name is Zira she is my wife (namanya Zira dia istriku)."

Ziko sengaja tidak menyuruh Zira untuk memperkenalkan dirinya kepada rekannya yaitu David. Ziko tidak mau tangan Zira di pegang oleh orang seperti David. Zira kurang mengerti dengan pembicaraan mereka dia hanya menikmati makanannya tanpa mau terlibat dengan percakapan mereka.

" how can you get a beautiful wife like this (bagaimana kamu bisa mendapatkan istri cantik seperti ini)." Ucap pria bule tersebut sambil melirik ke arah Zira.

Pria bule tersebut tidak mengalihkan pandangannya ke arah Zira. Dia menikmati bidadari di depannya. Ziko sudah merasa risih dengan tatapan rekannya David. Ziko tadi berniat ingin memukul tapi begitu dia tau orang yang sedang memegang tangan istrinya adalah David rekan kerjanya jadi dia mengurungkan niatnya. Mereka menjalin kerjasama untuk memajukan usaha mereka. Mereka sudah lama menjalin hubungan bisnis. Dan Ziko tidak mau hubungan bisnis mereka rusak karena ulah David.

" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih."