Chapter 102 episode 102

Setelah selesai menikmati sarapan pagi Ziko dan Zira pergi meninggalkan mansion. Seperti biasa Kevin sudah menunggu mereka berdua.

Di dalam mobil Zira memperhatikan seorang pelayan hendak pergi keluar. Zira memperhatikan sampai mobil menjauh.

" Kamu kenapa?" Tanya Ziko.

" Sepertinya itu pakaianku?" Ucap Zira.

Ziko hanya diam karena dia mengetahui sebelumnya dari Pak Budi.

" Kan bukan kamu aja yang punya pakaian seperti itu. " Ucap Ziko santai.

" Hey! aku yang mendesain semua pakaian di butikku dan kalo pun ada hanya ada 10 macam permodel. " Ucap Zira cepat.

Zira melihat Ziko penuh curiga.

" Kenapa kamu melihatku seperti itu? Iya aku memang ganteng jadi nggak usah terpesona seperti itu. " Ucap Ziko santai.

" Siapa yang terpesona aku itu lagi curiga sama kamu? " Ucap Zira cepat sambil menatap Ziko penuh selidik.

Ziko masih santai dia tidak menghiraukan tatapan Zira yang penuh kecurigaan kepadanya.

" Aku tau semua pakaianku kamu berikan sama pelayan, benarkan? " Tanya Zira.

" Sudah tau masih nanya. " Ucap Ziko enteng.

" Kalo tau semua pakaianku ada sama pelayan pasti aku gak punya cicilan denganmu. " Ucap Zira sambil memonyongkan bibirnya.

Kevin hanya tersenyum dan memperhatikan pertengkaran kecil majikannya. Pertengkaran itu selalu menghibur dirinya. Pertengkaran itu seperti radio rusak yang selalu di paksa untuk dinyalakan.

" Bagaimana dengan lowongan itu? " Tanya Ziko.

" Sudah Tuan. Bahkan sudah ada yang mengirim lamarannya ke perusahaan. " Ucap Kevin menjelaskan.

" Suit suit yang mau dapat sekertaris baru? " Goda Zira.

Ziko melirik sebentar dan kembali lagi melihat kedepan.

" Asisten Kevin bagaimana kriterianya? Apakah harus cantik?" Tanya Zira sambil memajukan kepalanya ke sebelah Kevin.

Seketika Ziko langsung menarik bahu Zira.

" Apa sih. " Ucap Zira masih memajukan kepalanya lagi.

" Bagaimana? " Tanya Zira lagi.

Lagi - lagi Ziko menarik bahu Zira.

" Apa sih? Aku lagi serius nih ucap Zira masih memajukan kepalanya.

Ziko mulai kesal melihat Zira sok akrab dengan Kevin.

" Bisa tidak kamu duduk dengan benar." Teriak Ziko.

Zira tidak menghiraukan ucapan Ziko. Zira terus bertanya kepada Kevin.

" Aku bilang duduk dengan benar!" Bentak Ziko.

" Aku kan sudah duduk dengan benar apa kamu gak lihat, kalo aku jengking baru itu duduk tidak benar. " Ucap Zira melakukan pembelaan.

Ziko langsung menarik salah satu telinga Zira.

" Aw sakit." Zira memegang telinganya.

" Kalo Kevin rem mendadak tubuhmu bisa lompat keluar dari kaca mobil atau kalo Kevin rem mendadak kamu bisa mencium pipi Kevin. " Ucap Ziko keceplosan.

Zira melongo mendengar ucapan Ziko. Dan tiba - tiba Kevin rem mendadak. Pipi Zira langsung mencium belakang kursi Kevin.

" Nah itu salah satunya gak pake safety

belt." Ucap Ziko ketus.

" Dan kamu Vin. Kenapa kamu rem mendadak?" Tanya Ziko heran melihat Kevin yang tiba - tiba ngerem.

" Oh itu Tuan saya cuma mau tanya apa Tuan cemburu dengan saya?" Tanya Kevin pelan.

Ziko langsung memukul lengan Kevin dengan cepat.

" Apa perlu kamu ngerem kalo kamu bertanya seperti itu?" Ucap Ziko cepat.

" Maaf Tuan saya hanya mempraktekkan jika saya rem mendadak apa yang terjadi apa nona keluar dari mobil atau nona mencium pipi saya tapi ternyata saya salah nona mencium kursi belakang." Ucap Kevin pelan.

" Apa kamu bilang? " Ucap Ziko sambil menonjok lengan Kevin sekali lagi.

Zira hanya tertawa mendengar ucapan ziko. Sebenarnya Kevin hanya sedang memberikan test kepada Ziko. Dan ternyata Ziko cemburu dengan dirinya dan Kevin mendefinisikan arti kecemburuan itu bahwa sudah ada benih - benih padi yang tumbuh di diri Ziko.

" Sudah - sudah!" Ucap Zira sambil memegang tangan Ziko.

" Apa betul kamu cemburu?" Tanya Zira lagi sambil cekikikan.

Ziko kembali melihat kearah Zira.

" Apa maksudmu?" Tanya Ziko pura - pura gak tau.

Zira masih cekikikan dengan ucapan Kevin dan dengan ekspresi Ziko terhadap Kevin.

" Ada yang cemburu nih. " Goda Zira.

" Siapa yang cemburu." Ucap Ziko cepat.

" Owh gak cemburu ya, Ok kalo begitu. Asisten Kevin coba ulangi rem mendadak apakah saya akan mencium anda atau saya malah akan mencium karpet mobil. " Ucap Zira cekikikan.

Ziko langsung menoleh ke arah Zira.

" Jaga ucapanmu atau aku tambah cicilanmu menjadi tujuh kali tiga kali tujuh kali sepuluh. Apakah kamu mau? " Ucap Ziko melakukan pembelaan.

Zira mulai menghitung dengan jari jarinya.

" Aih ngeri betul, kalo pun aku sanggup pasti kamu juga nggak akan sanggup." Ucap Zira melakukan pembelaan.

" Apa maksudmu?" Ziko menoleh ke arah Zira.

Tiba - tiba Kevin bertanya.

" Maaf tuan apa yang di maksud dengan tujuh kali tiga kali tujuh kali sepuluh. Apakah itu rumus matematika yang baru? " Tanya Kevin pelan.

Ziko yang tadi menoleh ke arah Zira langsung melihat kearah Kevin.

" Bukan urusanmu." Ucap Ziko tegas ke Kevin.

Sedangkan Zira tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Kevin barusan.

" Ya itu rumus untuk memecahkan rumus biologi." Ucap Zira masih cekikikan.

Kevin mencoba menelaah ucapan Zira.

" Nona apakah biologi punya rumus? " Tanya Kevin karena dia tidak mengerti ucapan Zira.

Zira tertawa terbahak bahak Ziko menatap tajam ke arah Zira. Zira langsung menutup mulutnya agar tidak tertawa.

Kevin oh Kevin kenapa kamu bisa polos seperti itu.

Zira menutup mulutnya agar tidak tertawa dan tidak menjawab pertanyaan Kevin. Kevin pun tidak bertanya lagi. Biarlah pertanyaan itu jadi PR untuknya.

Zira memang gak pernah diam dengan semua celotehnya. Dia melakukan itu agar tidak bosan dengan kemacetan lalulintas.

" Asisten Kevin saya punya ide nih. Nanti pada saat menyeleksi calon sekertaris suamiku." Ucap Zira sambil melihat kearah Ziko.

" Ya. "

" Kamu terima yang gendut aja. Biar nyahok nih orang. " Ucap Zira sambil melirik ke arah Ziko.

Ziko melihat kearah Zira.

" Sepertinya kamu cemburu istriku. " Ucap Ziko balik.

" Lah kenapa aku harus cemburu. " Ucap Zira cepat.

" Kalo kamu gak cemburu kenapa kamu memberi kriteria khusus kepada Kevin apa itu tidak cemburu namanya." Ziko melihat Zira dan tersenyum lebar sekarang pertanyaan itu kembali kepadanya.

Zira mulai gelagapan dengan pertanyaan Ziko.

Aih apa betul aku cemburu, kenapa juga aku harus cemburu seharusnya aku senang kalo dia memiliki sekertaris yang seksi dengan demikian aku bisa bebas sebelum satu tahun.

" Asisten Kevin aku ralat ucapanku. Nanti kamu memilih sekertaris yang seksi. " Ucap Zira cepat.

" Apa kamu yakin? " Tanya Ziko cepat.

Zira menganggukkan kepalanya.

" Gara - gara Sisil menciumku aja, kamu udah cemburu apalagi satu harian aku dengan sekertaris yang seksi. Nanti kamu bunuh diri lagi." Goda Ziko.

Zira mulai melakukan pembelaan untuk dirinya.

" Owh kalo Sisil itu bukan cemburu tapi jealous. " Ucap Zira cepat.

" Itu sama saja. " Ucap Ziko cepat.

" Owh sama ya bukannya mereka tidak saudara kenapa bisa sama? " Ucap Zira santai.

Ziko memijat dahinya dengan tangannya.

" Berapa nilai bahasa Inggrismu waktu sekolah dulu? " Tanya Ziko sambil tetap memijat dahinya.

" Owh kalo bahasa Inggris aku gak pernah belajar yang pernah aku pelajari bahasa daerah ada bahasa Jawa, padang, batak semua bahasa aku bisa. " Ucap Zira santai.

" Apa kamu mau mengetes bahasa daerah ku? " Ucap Zira sambil menaikan salah satu alisnya.

" Vin kamu cari kursus bahasa Inggris kilat. " Perintah Ziko.

" Untuk siapa?" Tanya Zira.

" Ya untuk kamu." Ucap Ziko sedikit berteriak.

" Hahaha makasih aku senang dengan bahasaku gak usah repot menyekolahkanku lagi. " Ucap Zira cepat.

Ziko mulai kesal dengan istrinya ini. Istrinya ini kadang pintar kadang kelewat bodoh.

" Untung kamu bukan jadi sekertarisku. " Ucap Ziko cepat.

" Maaf suamiku apakah sekertaris yang dulu namanya untung." Ucap Zira menggoda Ziko.

" Apa! "

Mereka berdua dalam perjalanan selalu saja berkelahi tidak ada yang mau mengalah ada saja perbicangan yang di buat Zira. Zira memang perempuan yang unik.

" Like komen dan vote ya readers dah turun lagi nih Votenya. Kalo sudah baca di like dong terus komen nah satu lagi Vote. Vote ini penting loh bagi author. " Terimakasih sebelumnya.