Chapter 97 episode 97

Zira hanya berdiam diri di kamar. Mau keluar tapi malu sama para pelayan. Zira aja malu melihat sekujur tubuhnya yang sudah seperti sisik ikan emas.

Hari ini Zira menjadi wanita kamaran bukan wanita rumahan. Zira mengambil ponselnya yang berada di atas meja. Dia menghubungi Lina.

Beberapa detik kemudian panggilan terhubung.

" Lina? " Ucap Zira cepat.

" Ya mbak. " Ucap Lina cepat karena di sudah hafal dengan suara atasannya.

" Saya hari ini gak kebutik. Kamu handle ya, kalo ada apa - apa kamu segera hubungi saya. " Ucap Zira pelan.

" Mbak Kenapa gak datang? " Tanya Lina lagi.

" Saya lagi kurang enak badan. " Ucap Zira.

" Ye yang kebanyakan indehoy. " Gurau Lina.

" Idih tau apa kamu tentang indehoy. " Gerutu Zira.

" Ya tau lah mbak, aku kan juga sudah cukup dewasa untuk mengerti itu. " Ucap Lina menjelaskan.

" Ya sudah kamu jangan kebanyakan ngegosip apalagi sama atasanmu. " Ucap Zira cepat.

Panggilanpun terputus.

Mobil telah melaju menuju pusat kota. Kevin memperhatikan tingkah Ziko, semenjak dari mansion sampai sekarang Ziko tersenyum - senyum sendiri.

" Tuan apakah tuan sedang kesurupan. " Tanya Kevin sedikit khawatir.

Ziko tidak mendengar ucapan Kevin karena dia lagi melamunkan beberapa jurus yang telah di terapkan tadi malam.

" Apa? Kamu bilang apa? " Tanya Ziko balik.

" Apa Tuan kesurupan? " Tanya Kevin cepat.

Ziko langsung menonjok belakang kursi yang di duduki Kevin. Kevin hanya meringis sedikit.

" Kenapa kamu bertanya seperti itu? " Tanya Ziko balik.

" Nggak Tuan saya perhatikan anda tersenyum - senyum sendiri. " Ucap Kevin pelan.

Ziko langsung mengalihkan pembicaraan, agar Kevin tidak bertanya lebih dalam.

" Ada informasi apa? " Tanya Ziko.

" Kita ada beberapa kendala dengan saham yang di luar negeri. " Ucap Kevin menjelaskan.

" Apakah terlalu besar kendalanya? " Tanya Ziko lagi.

" Ya Tuan sepertinya anda harus turun tangan langsung. " Ucap Kevin menjelaskan.

Ziko mulai berpikir tentang perjalanannya keluar negeri.

" Ada info lagi mengenai Bram? " Ucap Kevin.

" Apa? " Tanya Ziko.

" Bram telah menghilang dari kota ini dia telah pergi keluar negeri. " Ucap Kevin cepat.

Ziko hanya mengangguk kepala. Tidak membalas ataupun memberi perintah, sama sekali tidak di lakukannya. Kevin merasa heran dengan tingkah bosnya hari ini.

" Bagaimana Tuan, apa yang harus saya lakukan, apakah saya harus menjemput paksa? " Tanya Kevin cepat sambil melirik dari balik kaca.

" Tidak usah biarkan saja dia kabur pastikan saja dia tidak kembali lagi kesini. " Ucap Ziko pelan tanpa ada emosi sedikitpun.

Kevin hanya menganggukkan kepalanya. Biasanya Ziko yang dia kenal selalu tidak pernah memberi ampun lawannya tapi hari ini Ziko seperti Orang lain.

" Mengenai nona Sisil bagaimana Tuan? " Tanya Kevin lagi.

" Biarkan saja dia, dia tidak akan berani mengganggu istriku. " Ucap Ziko cepat.

" Tapi tuan saya khawatir dia akan menyakiti nona Zira. " Ucap Kevin khawatir.

" Kamu kan yang bilang kalo istriku bisa menjaga dirinya sendiri, dia memang pasukan Avengers. " Ucap Ziko sedang membayangkan istrinya jadi pasukan Avengers.

Aduh ini si bos kenapa pikiran nya bisa ke Avengers pasti gara - gara video Viral itu. Guman Kevin dalam hati.

Mobil sudah sampai di depan pintu loby Raharsya group. Kevin membukakan pintu mobil, Ziko keluar dari mobil sambil mengancingkan kembali jasnya.

" Beli semua baju di Zira Boutique dan kirim ke mansion. " Perintah Ziko.

Ziko langsung masuk kedalam gedung. Sedangkan Kevin pergi menuju butik. Ketika Ziko memasuki gedung semua karyawan dan karyawati memberi hormat kepadanya. Kharismanya sangat kuat, dengan bentuk badan yang proporsional apalagi wajah yang sangat tampan, membuat kaum hawa klepek - klepek jika bertemu dengannya.

Ziko masuk ke dalam lift. Para karyawan mulai bergosip.

" Aduh beruntung banget ya istrinya, udah ganteng kaya lagi. " Ucap salah karyawati.

" Aku juga mau kalo di jadikan istri ke

seratus. " Ucap karyawati lagi.

Di butik.

Butik baru saja buka, butik Zira buka jam 9 pagi dan tutup jam 9 malam. Karyawati Zira membersihkan dan merapikan beberapa pakaian yang kurang rapi. Mereka menyusun sesuai dengan tempatnya.

Kevin masuk ke dalam butik dengan gagah. Salah satu karyawati menghampiri Kevin.

" Ada yang bisa saya bantu. " Ucap salah satu karyawati ramah.

" Siapa penanggung jawab di sini. " Tanya Kevin.

Lina mendengar percakapan antar Kevin dengan salah satu karyawati.

" Saya. " Ucap Lina ketus sambil berjalan mendekati Kevin.

" Tunggu bapak kan yang kerja sama Tuan muda? " Tanya Lina.

" Maaf pak atas ketidaknyamanan yang telah saya perbuat. " Ucap Lina sambil membungkukkan badan nya.

Kevin hanya memperhatikan tingkah Lina yang tidak jauh beda dengan atasannya yaitu Zira.

" Bungkus semua pakaian yang ada di sini. " Ucap Kevin memberi perintah.

Lina langsung membulatkan matanya sambil membuka mulutnya.

" Bapak gak bercandakan? " Tanya Lina cepat.

Kevin menggeleng kepalanya. Lina langsung memberikan perintah kepada karyawati untuk membungkus semua pakaian.

" Pak saran saya sebaiknya satu model satu ya? Gak mungkinkan dalam satu lemari model bajunya sama semua. " Ucap Lina menjelaskan.

Kevin menganggukkan kepalanya . Apa yang di bilang Lina memang benar. Dia merubah pesanannya.

" Ok satu model satu. " Ucap Kevin lagi.

Semua karyawati mulai memilih permodel.

" Bapak bisa menunggu di sana " Ucap Lina ramah sambil menunjuk ke ruang tunggu.

Kevin mengikuti Lina dari belakang. Lina membawa Kevin ke ruang tunggu yang berada di pojok butik. Tidak terlalu besar untuk sebuah ruang tunggu, tapi cukup nyaman untuk berada di ruangan itu.

Lina membawa kan cemilan dan soft drink.

" Silahkan pak. " Ucap Lina sambil duduk di seberang Kevin.

Kevin membuka minuman nya dan langsung meminumnya. Dengan posisi seperti itu jakun Kevin naik turun sehingga membuat Lina menelan salivanya dengan cepat.

Aduh bos sama bawahan sama - sama ganteng, aku maulah satu. Guman Lina dalam hati.

" Pak apa pakaian ini anda yang pakai? " Tanya Lina gugup.

" Apa maksud kamu? " Ucap Kevin agak sedikit emosi.

" Maaf pak, saya hanya heran kenapa bapak bisa membeli pakaian sebanyak ini sedangkan bapak kan belum menikah atau bapak mau menjualnya kembali. " Tanya Lina cepat.

Kevin tidak menjawab pertanyaan Lina dia pergi ke meja kasir dan membayar semuanya dengan kartu debit.

Di Mansion.

Zira membaringkan tubuhnya di atas kasur dia ingin menutup matanya sejenak. Panggilan masuk melalui ponselnya. Zira mengambil ponselnya dan menjawab panggilan tersebut.

" Ya ada apa? " Tanya Zira cepat sambil menutup matanya.

" Mbak stok di butik habis. " Ucap Lina cepat.

Zira langsung membuka matanya dengan cepat.

" Apa maksud kamu? " Tanya Zira cepat.

" Ya tadi ada yang memborong semua pakaian kita. " Ucap Lina cepat.

Zira langsung duduk dari posisi berbaringnya.

" Sekarang stok masih ada gak di butik. " Tanya Zira lagi.

" Masih mbak tapi nggak banyak. " Ucap Lina cepat.

" Ya udah pajangkan aja itu dulu dan hubungi para penjahit kita untuk menjahit beberapa desain, ada beberapa desain di laci kerja saya. " Ucap Zira menjelaskan.

Setelah Zira menjelaskan panggilanpun terputus.

" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih. "