Chapter 96 episode 96

Ziko menutupi tubuh zira dengan selimut. Dia merasa bahagia telah mendapatkan haknya sebagai suami.

Malaikat aku sudah melakukan kewajibanku sebagai istri walaupun aku dikibulin dulu sama dia, aku bisa menjaga kehormatanku sampai pada waktunya merupakan suatu kebanggaan bagiku. Catat amal baikku ya.

Guman Zira dalam hati.

Ziko meletakkan tangannya di dada Zira.

" Kenapa di letakkan disini, apa tidak ada tempat lain." Ucap Zira ketus sambil mengangkat tangan Ziko.

" Aku takut tanganku kepleset makanya aku berpegang pada ini." Ucap Ziko cepat sambil meletakkan kembali tangannya di dada Zira.

Zira mengangkat tangan Ziko dan dia ingin bangun dari tempat tidur. Tapi dia tidak bisa bergerak ada rasa nyeri di daerah sensitifnya. Ziko melihat Zira, dia merasa khawatir.

" Kamu kenapa?" Tanya Ziko cepat.

" Sakit." Ucap Zira cepat sambil menunjuk ke arah sensitifnya.

" Kamu jangan banyak bergerak, kamu tidur aja dulu besok pagi pasti sudah kembali normal." Ucap Ziko menenangkan.

" Nggak ah aku takut." Ucap Zira cepat.

" Takut apa?" Tanya Ziko lagi.

" Nanti kamu seruduk lagi aku. " Ucap Zira pelan.

" Nggak aku janji malam ini cukup sampai di sini tapi besok malam .... hahaha." Ucap Ziko tersenyum licik.

" Jangan bilang kamu seruduk aku lagi. " Ucap Zira cepat.

" Kalo soal seruduk menyeruduk aku ahlinya. " Ucap Ziko cepat.

Tubuh Zira di tutupi Ziko dengan selimut. Dia memeluk tubuh Zira dengan hangat. Zira tidak menolak sama sekali. Mereka tertidur berdua dengan posisi berpelukan.

Pagi harinya.

Zira terbangun ketika ada cahaya matahari masuk melalui celah jendela. Zira membuka matanya yang silau. Dia melihat tidak ada Ziko di sebelahnya. Zira bangun dari posisi berbaring dan duduk di pinggir tempat tidur sambil menutupi tubuhnya dengan selimut. Zira hendak pergi kekamar mandi tapi Ziko menahannya.

" Stop kamu jangan jalan. Tunggu di situ aku akan menggendongmu." Ucap Ziko cepat masih dengan handuk di pinggangnya.

" Aku sudah baikkan kok." Ucap Zira cepat.

Ziko menghampiri Zira. Dia mengambil selimut yang menutupi Zira.

" Kenapa di ambil selimutnya." Ucap Zira pelan.

Zira menahan selimut dengan kedua tangannya. Tapi dengan mudah ziko melemparkan selimut itu ke lantai.

" Apa yang kamu lakukan." Ucap Zira sambil menutupi badan dengan kedua tangannya.

Tanpa pikir panjang Ziko langsung menggendong Zira dan membawa Zira ke kamar mandi. Ziko meletakkan Zira di dalam bathtub. Ziko melepaskan handuknya di depan Zira. Ziko mulai melakukan aksinya lagi selama setengah jam. Ziko membersihkan tubuhnya dan meninggalkan Zira di kamar mandi sendirian.

" Ayo cepat mandi jangan lama - lama seperti itu, apa kamu mau ini. " Goda Ziko sambil keluar dari kamar mandi.

Zira langsung membersihkan tubuhnya. Setelah selesai dia keluar dengan mengenakan handuk. Dia menuju ruang ganti dan begitu dia melihat kekaca dia teriak kencang.

" Aaaaaa. " Teriak Zira.

Ziko langsung berlari ke ruang ganti, dia melihat Zira yang sedang menatap kaca.

" Jangan bilang kamu kesurupan." Ucap Ziko cepat.

" Ini loh apa kamu gak lihat warna tubuhku berubah." Rengek Zira.

Ziko hanya tertawa senang. Melihat tubuh Zira seperti ikan .

" Badanku seperti sisik ikan." Rengek Zira lagi.

Zira masih ngomel - ngomel di depan kaca. Dengan cepat ziko langsung mengangkat tubuh Zira dan meletakkannya di atas kasur. Ziko dan Zira melakukannya lagi. Ziko kembali kekamar setelah mandi yang ketiga kalinya. Dia melihat Zira sudah terkapar tak berdaya.

" Ayo mandi kamu mau ke butik gak, atau kita main jungkat jungkit lagi disini." Goda Ziko.

Dengan lemas Zira bangun dari posisi telentangnya. Dia berjalan menuju kamar mandi tidak berapa lama Zira Keluar dengan mengenakan kimono handuk yang telah di temukannya.

Ziko masih menunggunya dengan duduk diatas sofa.

" Sayang aku gak pergi ke butik." Ucap Zira masih dengan kimononya.

" Kenapa?" Tanya Ziko cepat.

" Bagaimana mau pergi badanku udah seperti sisik ikan." Ucap Zira cepat.

Ziko tertawa mendengar ucapan Zira.

" Ya udah kamu bersiap kita sarapan dulu." Ucap Ziko cepat.

" Aduh aku kan gak punya baju dan gak mungkin juga aku keluar dengan badan seperti ini." Ucap Zira sambil menunjukkan badannya.

" Ya sudah kita sarapan di sini saja." Ucap Ziko sambil berjalan menuju nakas dan mengambil gagang telepon untuk menghubungi Pak Budi.

Setelah berbicara dengan Pak Budi, Ziko meletakkan kembali gagang teleponnya.

Tidak beberapa lama makanan sudah datang, mereka sarapan dengan lahapnya karena baru saja melakukan jurus mencari gua.

Ziko pergi kekantor dan Zira hanya berdiam diri di kamar.

" Like komen dan vote yang banyak ya terimakasih. "