Chapter 72 episode 72

Acara ulang tahun Kiki di adakan jam 1 siang. Zira membantu Novi mempersiapkan semua nya dari dari makanan, dekorasi sampai hal kecil dia lakukan.

Begitupun dengan Ziko , dia ikut membantu suami Novi menyusun kursi - kursi kecil. Karena kondisi rumah Lina yang tidak terlalu besar dan tidak mempunyai taman maka pesta di adakan di dalam rumah.

Gambar - gambar superhero di pajang di mana - mana, karena tema ulang tahun Kiki adalah Superhero.

Kiki mengenakan baju Superhero Iron man karena itu superhero favorit nya. Waktu menunjukkan jam 1 siang banyak anak - anak datang ke acara tersebut bersama dengan orang tua mereka.

Serangkaian acara telah di laksanakan. Waktunya para tamu undangan menikmati sajian yang Novi hidang kan. Para tamu undangan menikmati makanan yang sederhana tapi tidak mengurangi kelezatan nya.

Zira berdiri di pojok sambil menikmati makanannya. Ziko menghampiri nya beserta Kevin.

" Apa yang kamu makan? " tanya ziko.

Zira menunjukkan makanan nya kepada ziko.

" Aku mau, " ucap ziko.

" Ambillah di sana." ucap zira sambil menunjuk ke arah meja hidangan.

" Hey kamu harus menyuapi ku." Perintah ziko.

" Hey tuan jangan aneh - aneh ya, ini kan banyak orang. " Ucap Zira cepat .

" Kenapa harus malu, " Ucap ziko cepat.

Akhirnya Zira mengalah walaupun dia bersitegang dengan ziko toh dia pasti akan kalah.

Dia menyuapi ziko seperti anak kecil. Anak - anak melihat nya sambil bisik - bisik dengan teman nya. Kiki datang menghampiri Zira dan ziko yang lagi duduk di kursi sambil menyuapi ziko.

" Tante kenapa oom ini makan nya di suapi? " tanya Kiki.

" Oom masih bayi sayang bayi kolor. " ucap Zira sambil merapatkan giginya.

Kiki anak yang cerdas ada saja pertanyaan yang di ajukan nya.

" Kolor apa Tante? " tanya kiki karena tidak mengerti maksud ucapan Zira.

" Kolor ijo." ucap Zira cepat.

Kevin tertawa mendengar ucapan zira.

" Bukannya seharusnya baik kolot nona. " ucap Kevin sambil cekikikan.

" Nggak sekarang dah di ganti bayi kolor. " ucap Zira jutek.

Kiki masih berdiri melihat Zira menyuapi ziko.

" Kiki sekarang balik gih sama teman. " Ucap Zira sambil menunjuk ke arah teman Kiki.

Akhirnya acara telah selesai para tamu undangan pamit pulang. Setelah tamu undangan pulang Zira membantu mencuci piring kotor. Ziko mengangkat piring kotor yang berada di ruang tamu dan memberikan nya kepada zira.

Zira memperhatikan semua perilaku ziko yang menurutnya tidak ada rasa jijik sama sekali. Seorang tuan muda yang selama ini selalu mendapat perlakuan khusus tapi hari ini dia menjadi seseorang yang biasa.

Tuan aku salut sama mu, kamu bisa melakukan hal - hal yang biasa di lakukan seorang pelayan di rumah mu, guman Zira dalam hati.

Waktu sudah menunjukkan jam 6 sore, Zira dan Ziko pamit untuk pulang.

" Aku pulang ya. " ucap Zira sambil memeluk Novi.

" Iya, " ucap Novi masih memeluk Zira .

Mereka tetap menjadi sahabat walaupun ada jarak yang memisahkan tapi persahabatan mereka tidak pernah luntur satu sama lain.

" Janji kepada ku kamu akan datang ke pernikahan ku. " ucap Zira.

" Ya aku janji. " ucap Novi.

Setelah pamit Zira Ziko dan asisten Kevin pergi menuju bandara tempat pesawat jet di letakkan.

" Tuan kamu kan belum meminta kartu identitas ku, bagaimana kamu memesan tiket nya? " Tanya Zira sambil berjalan beriringan dengan Ziko dan asisten Kevin.

Ziko tidak menghiraukan pertanyaan Zira.

" Mana pesawat nya? " Tanya Zira heran karena mereka sudah masuk ke area tempat pesawat parkir.

Ziko menunjukkan jari nya ke arah jet pribadi nya sambil masih berjalan. Zira membulat kan mata nya sebuah pesawat jet telah parkir di depan nya.

Ziko menaiki tangga menuju pesawat jet tetapi tidak dengan Zira. Zira masih sibuk dengan ponsel nya dia berselfi ria. Zira memberikan ponsel nya kepada Kevin untuk mengabadikan foto Zira di depan pesawat jet.

Kemudian ziko membalikkan badan melihat Zira belum juga naik.

" Nggak usah norak. " teriak Ziko.

Mendengar teriakan Ziko, Zira langsung berlari menaiki tangga. Didalam pesawat Ziko sudah duduk, sedangkan zira masih dengan norak nya berselfi ria. Semua di abadikan Zira.

" Hey mulut micin, udah siap foto nya? " tanya ziko.

Zira mengangguk kan kepala nya sambil melihat hasil jepretan nya melalui ponsel nya.

" Mari sini. " Ziko melambaikan tangan memanggilnya Zira.

Zira datang mendekat Ziko. Dia berdiri di samping Ziko.

" Mana ponsel mu? " tanya ziko.

Zira memberikan ponsel nya kepada Ziko. Ziko melihat semua foto yang di abadikan Zira. Zira agak membungkuk kan badannya nya. Posisi wajah Zira berada sangat dekat dengan wajah ziko.

Cekrek

Sebuah foto telah di abadikan, Foto dimana ziko mencium pipi Zira. Zira mengelus pipinya yang baru saja di cium ziko.

" Jangan dihapus. " Perintah ziko.

" Cih kamu ini selalu aja mencari kesempatan dalam setiap kesempitan. " gerutu Zira.

Ziko hanya tertawa kecil mendengar ocehan calon istri nya.

" Jadi kan foto itu wallpaper di ponsel mu. " ucap ziko lagi.

" Nggak mau ." Ucap Zira menolak.

" Sudah berani membantah kamu ya, apa kamu mau aku mengganti posisi nya? " ucap ziko sambil tersenyum licik.

" Maksudnya. " tanya Zira.

" Ya aku dengan senang hati bisa mengganti nya, ciuman itu bisa aku ganti kebibir mu, apa kamu mau? " Ucap ziko sambil tersenyum tipis.

Zira dengan cepat langsung mengganti wallpaper ponsel nya.

" Like komen dan vote yang banyak ya. Yang belum vote di tunggu ya , terimakasih"