Chapter 41 episode 41

" kamu gak lagi bercanda kan ", elak Zira menutupi kegugupannya nya .

" Nggak aku serius , aku menyukai mu dari hari pertama kita bertemu , melihat mu dengan Naura perasaan ku sangat nyaman , aku terus memikirkan kamu " , fiko menjelaskan semuanya .

Zira masih bertempur dengan jantung nya yang super duper kencang , Zira tidak bisa berkata - kata , ntah setan apa yang menutup mulutnya , Zira yang biasanya bawel hari ini bisa diam seribu bahasa .

" Aku tau ini adalah hari kedua kita bertemu , terlalu cepat untuk ku mengungkapkan perasaan ku padamu , tapi aku tidak bisa menutupi nya , aku ingin kamu tau tentang perasaan ku " , ucap fiko .

Zira masih saja tidak bisa berkata - kata .

Apa seperti ini perasaan seseorang ketika di tembak cowok , ya Allah mimpi apa aku tadi malam , seumur - umur belum pernah ada yang menembak ku , dan hari ini seorang pangeran mengungkapkan perasaannya kepada ku , aku harus gimana , masak aku harus bilang wow gitu , batin Zira .

Zira melirik jam di tangan nya , teng nong waktu menunjukkan jam 6 sore , otak Zira berputar keras .

Aduh aku harus pergi ke acara Nyonya Amel nih , tapi momen ini sungguh so sweet , tapi tapi kalo aku gak datang bisa bisa aku di jadikan rempeyek , batin Zira .

Zira melepaskan tangan nya yang di genggam fiko .

" hemmmmm anu anu ", Zira gugup .

Gimana ngomong nya , aduh ini mulut sama otak kok gak bisa kerja sama sih kalo sama si ubi kayu aja bisa kompak , aduh aku harus bilang apa , batin zira .

Fiko memperhatikan Zira yang gugup dan keringat dingin .

" Kamu tidak harus menjawab sekarang , aku akan menunggu jawaban mu ", fiko mencium telapak tangan Zira .

oh so sweet , romantis amat ini pangeran beda banget sama si ubi kayu , kok aku jadi memikirkan dia , batin Zira .

" Hemmmmm baiklah aku harus pulang sekarang karena sebentar lagi sudah mulai gelap , terimakasih atas semuanya ", ucap Zira .

" Baiklah akan aku antar " ,

" eh eh gak usah , di sini masih banyak tamu dan jangan tinggalkan Naura sendiri , aku biasa naik taxi kok ", ucap Zira spontan .

bukan gak mau di antar pangeran tapi kalo kamu antar aku , kamu akan tau jantung ku sudah lompat kesana kemari gak tentu arah , batin Zira .

Zira pamit kepada Naura , wajah Naura terlihat sedih tapi Zira bisa berhasil membujuk nya .

Fiko mengantarkan Zira ke depan gerbang , tempat taxi tersebut menunggu , kemudian Fiko membuka pintu taxi , dia mempersilakan Zira untuk masuk .

" Hati - hati ", ucap fiko .

Zira mengangguk kan kepalanya .

Zira mendapatkan perlakuan yang begitu romantis dari seorang fiko , hati nya berbunga - bunga .

Taxi sudah melaju meninggalkan rumah fiko , taxi berjalan dengan kecepatan sedang .

Zira masih memikirkan ucapan fiko , ada rasa kebahagiaan tapi ada rasa kegundahan dalam diri nya , dia pun belum tau apa sebabnya .

Zira melirik jam di tangan nya waktu sudah menunjukkan jam setengah 7 .

" Waduh mati aku , pasti supir nya Nyonya Amel sudah datang aduh terlambat nih , jalanan macet lagi , aduh bagaimana nih " , guman Zira pelan .

Zira duduk tidak tenang sesekali dia melihat keluar jendela mobil , sesekali melihat jam , dan sesekali melihat ponsel nya .

" Waduh ada panggilan dari nyonya Amel , aku jawab gak ya ,duh kenapa aku bisa sepanik ini sih " , gerutu Zira .

" Hello readers maaf jika ada typo, like episode favorit kalian ya , dan komen Sebanyak mungkin ". Terimakasih