Chapter 105 Hadiah paling berharga

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Gina akhir - akhir ini terlihat kurang sehat. Wajahnya tampak begitu pucat. Dia pun terlihat lemah dan lesu.

Yudha yang selalu memperhatikan sang istri pun tentunya semakin cemas.

" Sayang kurasa kamu tidak perlu pergi ke kantor. Wajah mu terlihat sangat pucat. Aku tidak mau sesuatu terjadi padamu "

Yudha dengan raut wajah yang khawatir berusaha membujuk istrinya

" Tidak bisa, aku harus pergi ke kantor. Aku harus melihat proses syuting hari ini. Ku mohon, ya sayang? " Gina bersikap manja agar mendapat izin dari sang suami.

Yudha hanya menghela nafas dan menerima keputusan sang istri

" Baiklah, asal kan kamu segera memberi tahuku jika terjadi sesuatu! "

Yudha menyentuh hidung Gina dan memasang wajah serius

" Siap pak bos! "

Gina tersenyum riang dan mereka pun bersiap untuk pergi ke kantor..

Setibanya dikantor seperti biasanya. Yudha menurunkan Gina di depan pintu masuk

" Hati - hati, nanti kabari aku ketika kamu tiba di kantormu "

Kata Gina dengan senyum yang terlihat dipaksakan

"Baiklah, aku pergi dulu! "

Yudha melambai dan berbalik

Tapi begitu Gina berbalik dan hendak masuk ke dalam gedung tiba - tiba

Bruk

Gina jatuh dan tidak sadarkan diri. Yudha yang baru saja masuk ke dalam mobilnya, melihat Gina terjatuh.

" Sayang! "

Dia terkejut dan dengan cepat keluar dari mobil lalu berlari ke arah Gina. Para karyawan lain yang baru tiba oun langsung berlari dan berkumpul melihat kondisi Gina

" Tolong bukakan pintu mobil ku! "

Yudha langsung menggendong Gina dan membawanya masuk ke dalam mobil. Dari mobil lain Chelsea melihat Yudha menggendong wanita tapi dia tidak tahu siapa yang di gendongnya

" Bukankah itu si tampan Yang di restoran?

Ada perlu apa dia disini?

Lalu siapa gadis yang dia gendong itu? "

Chelsea mengernyitkan alis penuh tanda tanya

Sementara itu Yudha yang panik melaju dengan cepat menuju rumah sakit. Dia teringat saat dimana Gina terluka dan koma. Air mata pun tanpa sadar mengalir dari kedua mata indahnya

" Sayang ku mohon bertahanlah!

Apa yang terjadi padamu?

ku mohon jangan membuatku takut! "

Yudha sesekali menoleh ke arah Gina. Memperhatikan istrinya yang tak sadarkan diri

Setelah beberapa lama, tibalah mereka di rumah sakit. Yudha menyerahkan kunci mobil pada tukang jasa parkir dan bergegas membawa Gina masuk

" Dokter tolong istri saya. Dia tiba - tiba saja pingsan! "

Yudha berkata dengan panik kepada dokter jaga

" Tuan tenang dulu. Biar kami periksa terlebih dahulu. Tuan bisa tunggu dulu diluar! " Dokter berkata dengan lembut kepada Yudha. Dia pun menurut dan menunggu di luar.

Yudha begitu panik, wajahnya pucat. Nafasnya tak beraturan. Dia duduk di kursi tunggu dengan kepala tertunduk dan kedua tangan di letakkan di mulut. Kakinya menopang tangan dan tak henti bergerak karena panik

Tak lama dokter yang memriksa Gina pun keluar.

" Dokter, bagaimana keadaan istri saya? "Yudha langsung berdiri menghampiri sang dokter

" Tidak perlu khawatir tuan. Selamat, karena anda akan segera menjadi ayah! "

Kata sang dokter dengan senyum lebar dan mengulurkan tangan untuk berjabat

Yudha yang masih tekejut dan terpaku mendengar berita dari sang dokter

" Apa? Benarkah istriku sedang hamil? " Yudha mengernyitkan alis dan nampak sangat terkejut

" Benar tuan, nyonya positif hamil! "

Setelah mendengar kepastian sang dokter Yudha pun tersenyum dan berlari menuju kamar Gina

" Terimakasih dokter! "

Ia duduk di sebelah Gina dan memegang kedua tangannya

" Sayang, terimakasih banyak. Ini adalah kado terindah yang pernah aku terima. Ini hadiah paling berharga dalam hidupku. Yudha menciumi tangan istrinya yang masih tak sadarkan diri "

" Aku akan merawat mu dan memastikan kalian sehat! "

Yudha tersenyum kepada Gina kemudian mengalihkan pandangannya ke bagian perut Gina dan menyentuhnya

" Sayang, sehat - sehat ya kamu disana dan jangan buat papi dan mami khawatir! "

Yudha dengan lembut berkata pada perut Gina, layaknya berbicara pada anaknya dan mencium perutnya

" Eeuh "

Tak lama Gina pun siuman dan melihat sang suami disampingnya, dia masih merasa pusing

" Aku dimana? "

Gina menoleh ke semua arah

" Sayang, kamu sudah sadar. Tenanglah tidak perlu cemas! "

Yudha mengusap kepala Gina perlahan

" Sayang terimakasih atas hadiah paling berharga yang kamu berikan. Sungguh itu adalah kabar paling menggembirakan yang pernah aku dapat! "

Yudha tersenyum riang. Berbeda dengan sang istri yang mengerutkan alis karena tidak tahu apa yang Yudha bicarakan

" Apa yang terjadi? Hadiah apa yang kamu maksud? " Ekspresi Gina terlihat sangat bingung

" Kamu hamil, sayang. Dan kita akan segera memiliki bayi di rumah kita!"