Chapter 98 Tentang Nadia

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Gina sedang duduk bersama Yudha dengan bersandar di dadanya dan tangan Yudha memeluk pinggang Gina. Mereka selalu menikmati setiap momen yang mereka habiskan bersama. Mereka berusaha untuk pernah terlewatkan sedetikpun waktu berdua. Meskipun itu hanya menemani pasangannya melakukan pekerjaan kecil.

Gina menghubungi Nadia disela waktunya bersama Yudha

" Halo Nadia,, Apa kita bisa bertemu hari ini? " Gina menghubungi Nadia melalui ponsel

" Tentu saja Gina, sudah lama sekali kita tidak bertemu kan?

Nadia menjawab penuh semangat. Karena dia merupakan pribadi yang periang

" Baiklah, bagaimana kalau kita bertemu di restoran X nanti siang? "

" Tentu, sampai ketemu disana! "

Mereka pun mengakhiri panggilan telepon

" Apa kamu yakin akan menjadikan Nadia asisten mu? Kenapa tudak Satya saja? "

Yudha yang berada disamping Gina bertanya dengan lembut sambil membelai rambut panjangnya

" Apa kamu yakin kalau aku bekerja dengan Satya? Kurasa akan ada yang cemburu jika aku bekerja dengan laki - laki sebagai asisten pribadiku. Lagi pula dia itu asistenmu aku cukup meminta bantuannya jika memang diperlukan" Gina tersenyum menggoda sang suami.

" Tentu aku tidak keberatan. Aku tidak ingin hal terakhir kali terjadi lagi. Dimana aku harus melihatmu bersimbah darah. Aku ingin selalu berada disampingmu untuk melindungi mu. Dan mulai sekarang kemanapun kamu pergi, aku akan mengantarkan mu! "

" Kamu tidak perlu khawatir. Hal seperti itu tidak akan terjadi lagi. Aku janji. Aku tidak akan lengah lagi! " Gina tersenyum lembut dengan sebelah tangannya menyentuh pipi Yudha

" Aku akan bersiap untuk pergi menemui Nadia! "

Gina melepaskan diri dari pelukan Yudha dan berdiri untuk berganti pakaian

Siang harinya Yudha mengantarkan Gina terlebih dahulu sebelum dia kembali ke kantor.

" Aku akan kembali ke kantor. Setelah kamu selesai beri tahu aku, akan ku minta Hendri kemari untuk menjemput mu dan mengantarkan mu ke kantor nanti "

Yudha mengusap lembut kepala Gina. Kemudian mencium dahinya

" Baiklah, akan ku kabari setelah selesai nanti " Gina tersenyum lembut menerima perlakuan sang suami kemudian turun dari mobil dan melenggang masuk ke dalam restoran. Disana terlihat Nadia sudah duduk disalah satu kursi.

" Hai Nadia,, Maaf telah membuatmu menunggu? " Gina mendekati kearah Nadia dan menarik kursi untuk duduk bersamanya

" Ach tidak apa, aku juga belum lama tiba disini " Nadia tersenyum ramah menyambut Gina

" Aku ingin mengucapkan terimakasih banyak, karena kamu telah membantu ku untuk membalas Riko tempo hari " Gina tersenyum saat berbicara.

" Sama - sama. Tidak perlu sungkan padaku. Gina apa kamu mengingat ku? "

Gina memicingkan mata. Menatap Nadia

" Apa kita saling kenal?

Ku rasa kita tidak pernah bertemu sebelumnya! "

Gina berbicara sambil berusaha mengingat - ngingat

" Aku Nadia Dwi Praja. Kita selalu main bersama ketika kecil sampai akhirnya keluargaku bangkrut saat aku menjelang SMA. Kamu ingat papaku Angga Praja? "

Nadia berusaha membuat Gina ingat tentang masa lalu mereka

" Ach aku ingat. Kamu Nadia teman sekolahku, dulu paman Praja selalu mengajakmu bermain kerumah"

Gina berkata dengan senyum lebar dan Nadia menganggukkan kepalanya berkali - kali

" Benar, dulu kita selalu main bersama. Sampai kejadian buruk itu menimpa keluarga ku dan kita tidak pernah bertemu lagi "

Wajah Nadia berubag muram saat mengenang masa lalunya

" Sebenarnya apa yang terjadi, sehingga kamu meninggalkan kota ini tanpa pamit padaku? " Tanya Gina dengan wajah yang berubah sendu

" Keluarga ku bangkrut karena keluarga Riko, mereka diam - diam menyabotase harga saham perusahaan ku. Papa ku terkejut dan terkena serangan jantung, tidak lama setelah kepergian papa, mama pun sakit - sakitan dan meninggalkan aku dan Satya. Dan lebih parahnya lagi keluarga itu meminta anak buahnya untuk menculik dan memperkosa ku, hingga akhirnya aku mengalami depresi karena trauma. Kakak ku Satya bekerja keras untuk menyembuhkan depresi ku. Untungnya kami bertemu keluarga Kusuma. Mereka membantu kami dari keterpurukan " Tanpa sadar Nadia meneteskan air matanya

" Maaf, karena aku tidak tahu apapun mengenai itu. Dan lebih bodohnya lagi aku pernah jatuh cinta pada orang yang pernah merusak hidupmu "

Gina menyesal tidak mengetahui masa lalu Nadia dan tidak berada di sisinya disaat masa terburuk Nadia, sedangkan dulu Nadia selalu jadi teman yang setia saat dia sedang merasa mendapatkan ketidak adilan dari keluarganya. Dialah tempat berlindung bagi Gina saat Arin, Riska dan Siska selalu bersikap buruk padanya. Dia selalu mendengarkan keluh kesahnya dan menjadi sandaran saat Gina menangis.