Chapter 97 Akhir dan awal semuanya

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Tanpa mereka sadari, ada dua orang yang sedari tadi berdiri di balik pintu dan telah memperhatikan mereka dalam waktu yang cukup lama, mereka melihat semua yang terjadi.

" Sayang, bagaimana menurut mu?

Bukankah ini cukup tragis?

Dia kehilangan kaki, perusahaan dan sekarang dia mengalami gangguan mental! "

Gina menggelengkan kepala sambil menutup mata karena iba, kemudian mendongak menatap Yudha, meminta jawaban.

Senyum menyeringai terlihat di wajah tampan Yudha

" Sayang,, bukankah ini cukup pantas untuk mereka? Mereka pernah berusaha membuat mu gila dan memasukan mu ke rumah sakit jiwa secara paksa. Tuhan cukup adil karena membuatnya benar - benar gila dan harus masuk rumah sakit jiwa "

Bicaranya begitu lembut dan senyumnya yang ditunjukkan hanya untuk istrinya itu begitu menawan.

Kemudian dia kembali melihat kedalam ruangan dan tersenyum sinis

" Itu balasan yang setimpal untuknya, setelah apa yang sudah dia lakukan terhadapmu "

" Sudahlah, kita kembali ke kamar mu, sudah terlalu lama kamu berkeliling di luar. Kamu masih harus banyak istirahat sayang! "

Yudha kembali membawa Gina ke kamar rawatnya dengan senyum yang selalu terpancar di wajahnya.

" Sayang bagaimana dengan bibi Riska? katanya dia masih kritis ya? "

" Ku dengar seperti itu. Dia masih belum melewati masa kritisnya,,kurasa,, dia tidak akan tertolong, karena lukanya cukup parah! "

Yudha mendorong Gina dengan hati - hati. Pemandangan itu terlihat begitu romantis. Riko yang memperhatikan mereka dari kejauhan pun merasa iri..

Dikamar rawat Gina kakek Dirga dan Wijaya telah menunggu

" Hai kakek,, apa kalian telah lama menunggu kami? "

Yudha menyapa kedua kakek begitu dia masuk kamar dan melihat mereka

" Kami sudah lumayan lama disini, kalian dari mana saja. Bagaimana keadaan Gina? "

Kakek Dirga bertanya dengan lembut

" Kami baru melihat pemandangan yang cukup memuaskan "

Yudha terlihat tersenyum licik

"

Gina sudah lebih baik, besok dia sudah bisa pulang "

Dia membantu Gina naik ke ranjang pasien dan menyelimutinya

" Ada apa dengan senyuman mu itu? Kakek yakin ada sesuatu! "

Kakek Wijaya menebak - nebak melihat senyum cucunya

" Kami tadi melihat Siska diruangannya. Kalian tahu apa yang terjadi? "

Kakek Dirga dan Wijaya saling menatap kemudian menggelengkan kepala secara bersamaan

" Katakan saja apa yang terjadi? "

Mereka berduasudah penasaran sedangkan Yudha tersenyum sinis

" Sepertinya dia akan secepatnya masuk kamar isolasi di rumah sakit jiwa "

Pernyataan Yudha sontak membuat kedua kakek terkejut dan membelalakkan mata. Kemudian mereka tertawa

" Apakah itu benar?

Hahahaha,, dia pantas mendapatkannya. Sudah terlalu lama dia menyakiti cucuku "

Kakek Dirga terbahak merasa puas mendengarnya

" Lalu, bagaimana dengan Riska dan Riko? "

Tanya kakek Wijaya

" Riska masih kritis. Dia tidak akan bertahan lama. Dan Riko juga keluarganya kurasa akan meninggalkan kota ini dan jadi gelandangan. Karena sudah tidak ada lagi keluarga Atmaja yang bisa membantu mereka " Yudha menjelaskan dengan begitu tenang

" Apa rencana kalian setelah keluar dari sini? " Kakek Dirga berkata dengan lembut kepada cucunya

" Aku akan istirahat beberapa hari, kemudian mempersiapkan untuk pembukaan perusahaan kita disini! "

Gina menjawab sang kakek dengan keyakinan

" Kamu jangan terlalu memaksakan, kakek tidak ingin kamu terlalu lelah dengan semua ini! "

Kakek Dirga menasehati cucunya dengan tersenyum lembut

" Kakek tenang saja!

Tapi,, apa kakek akan setuju dengan setiap perencanaan yang aku buat? "

Gina bertanya dengan ragu kepada sang kakek

" Kakek akan selalu mempercayaimu! "

" Terimakasih ya kek. Aku sayang sekali sama kakek! "

Senyum Gina terlihat begitu tulus..

Beberapa hari pun telah berlalu. Seperti yang sudah diperkirakan Yudha sebelumnya. Siska dirawat dikamar isolasi rumah sakit jiwa. Riko dan keluarganya meninggalkan kota A. Dan kakek Surya Atmaja bersama Arin dan Budi tinggal disebuah apartemen. Sedangkan Riska pada akhirnya tidak dapat ditolong. Ini menjadi akhir dan awal semuanya untuk Gina

" Sayang, apa kamu yakin akan mulai mengurusi perusahaan baru? "

Yudha sedikit khawatir kepada sang istri

" Tentu, tapi aku harus mencari orang - orang berbakat terlebih dahulu. Aku harus memulai semuanya dari awal sendiri. Apa kamu akan mendukung ku? "

Gina menatap Yudha dengan mata berbinar seakan berkata untuk mempercayai dan mendukungnya dirinya

" Tentu aku akan selalu mempercayai dan mendukungmu. Apapun yang kamu lakukan! "

Yudja teesenyum lembut dengan mengelus pucuk kepala Gina, kemudian mendaratkan sebuah ciuman di kening istrinya