Chapter 92 Kehancuran keluarga Atmaja

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Budi terkejut mendengar kabar bahwa istri dan anaknya kecelakaan. Seketika kakinya terasa lemas, tubuhnya bergetar. Diapun akhirnya duduk di sofa dalam ruangan. Dia tak habis pikir dengan semua yang terjadi. Ibunya baru saja siuman, Gina juga belum tahu bagaimana keadaannya, ditambah lagi sekarang istri juga anak perempuan satunya lagi juga mengalami kecelakaan.

Kakek Atmaja memperhatikan wajah putranya yang tiba - tiba berubah pucat.

" Apa yang terjadi? Apakah ada sesuatu yang serius? "

Kakek Atmaja mendekati Budi dengan kursi rodanya

" Itu,, Siska dan ibunya mengalami kecelakaan. Mereka sedang di ICU, sekarang. Aku akan kesana dulu yah "

Budi berdiri dan beranjak meninggalkan ruang tempat ibunya dirawat

" Suster, bagaimana keadaan istri dan anak saya? mereka pasien korban kecelakaan mobil "

Budi langsung bertanya ketika melihat suster keluar dari ruang ICU

" Dokter masih memeriksa kondisi pasien tuan "

Jawab suster

" Terima kasih suster "

Suster pun berlalu meninggalkan Budi yang masih khawatir dengan keadaan istri dan anaknya..

Sementara itu kabar mengenai saham perusahaan Atmaja yang sedang mengalami kemunduran sudah tersebar hingga ketelinga Riko dan keluarganya.

" Riko, ayah dengar perusahaan Siska sedang mengalami krisis. Lantas bagaimana dengan nasib kita?

Jika mereka bangkrut, maka mereka tidak bisa lagi membantu kita "

Riko dan ayahnya sedang berbincang diruang keluarga

" Aku belum tahu yah, Siska belum memberi kabar padaku "

Riko dengan tenang menjawab sambil menonton televisi

" Kurasa dia masih marah padaku atas kejadian kemarin" Katanya dalam hati

Diapun menonton saluran berita

" Telah terjadi sebuah kecelakaan mobil yang melibatkan 1 mobil pribadi dengan 1 mobil box di jalan xx. Terdapat 2 korban luka parah yang dan 2 korban luka ringan. Korban luka parah merupakan sepasang ibu dan anak yang berada di dalam mobil pribadi dengan plat nomor FE 2931 AO. Korban segera dilarikan kerumah sakit X setelah kejadian. Demikian breaking nems kali ini. Sampai jumpa "

" Itukan mobil ibu Riska. Berarti Riska dan ibunya.... "

Belum selesaI Riko bergumam dia langsung bangun dan beranjak pergi meninggalkan ruangan

" Riko mau kemana kamu? "

Tanya ayahnya berteriak

" Kerumah sakit! "

Riko beejalan tergesa - gesa, setengah berlari

Setibanya dirumah sakit dia berlari menuju ruang ICU. dilihatnya sang ayah mertua tengah duduk menunggu

" Ayah,,,"

Budi langsung menoleh mendengar suara orang yang dirasa familiar ditelinganya

" Bagaimana kondisi Siska dan ibu? "

tanya Riko yang sedikit terengah karena berlari

" Dokter masih memeriksa keadaan mereka "

Jawab Budi dengan tenang.

" Ayah, tadi aku melihat berita. Katanya perusahaan sedang mengalami krisis? benarkah itu ayah? "

Riko bertanya dengan linangan air mata

" Aku tidak tahu, kalaupun itu terjadi, aku sama sekali tidak peduli "

Budi menjawab dengan tenang sambik bersandar pada tembok rumah sakit

Tidak lama dokter keluar dari ruang ICU. Dan Budi langsung berdiri menghampiri setelah melihatnya .

" Dokter, bagaimana kondisi istri dan anak saya?

katanya dengan wajah yang panik dan khawatir

" Sang ibu masih dalam kondisi kritis karena benturan yang sangat keras, akan tetapi sang anak... "

Dokter ragu - ragu untuk mengatakan yang sebenarnya

" Ada apa dengan putri saya? "

" Kenapa dengan istri saya dok? "

Budi dan Riko penasaran dengan kondisi Siska

" Kami harus melakukan amputasi pada sebelah kaki putri anda. Karena terjepit sebelah kaki anak anda mengalami kerusakan yang serius. Jika dibiarkan itu akan sangat membahayakan "

Kata dokter kepada Riko dan Budi. Dan itu berhasil membuat mereka terkejut dan membelalakkan mata

" Tapi dokter dia seorang model, apa tidak bisa jika tidak melakukan amputasi pada kakinya?

Dia akan sangat sedih dan tidak akan bisa menerima semuanya! "

kata Riko dengan emosi

" Kami tidak memiliki opsi lain, silahkan tanda tangani ini! "

Dokter menyodorkan sebuah dokumen kepada Budi dan ia langsung menandatangani itu

Arin sudah sadar dan dia langsung diperbolehkan pulang keesokan harinya. Dokter mengatakan kalau tekanan darah tingginya sempat naik dan dia harus bisa mengontrol emosinya agar tetap stabil.

Tapi begitu dia tiba di rumahnya bersama Budi dan Atmaja betapa terkejutnya dia melihat rumahnya

" Apa yang terjadi?

Kenapa rumah ini akan disita? " kata Arin dengan tak percaya kepada Budi

" Perusahaan sedang mengalami krisis bu. Kami sudah mencari cara untuk menstabilkannya tapi tidak berhasil "

Kata Budi dengan kepala tertunduk

" Apakah semua akan hancur begini saja, semua usaha yang aku lakukan selama ini apakah sia - sia saja? "

Batin Arin bertanya - tanya