Chapter 91 Sadarnya Gina

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Yudha selalu berada di samping Gina yang masih belum sadarkan diri pasca operasi.

" Kakek, nenek, ibu. Kalian pulanglah dulu. Aku akan disini menemani Gina. Kalian pasti lelah sejak kemarin disini. Kalian harus beristirahat! "

Yudha telah kembali ke pembawaannya yang tenang dan dengan sopan juga lembut dia meminta yang lainnya pulang dan beristirahat

" Biar ibu yang disini menunggu Gina, kamu pulanglah dulu, istirahatlah meskipun hanya sebentar. Kamu terlihat sangat lelah sekali "

Gadis dengan lembut dan senyum berbicara kepada menantunya

" Tidak bu. Aku tidak akan meninggalkannya. Aku akan menemaninya hingga dia siuman "

Yudha berkata sambil menatap Gina yang terbaring tak berdaya

" Baiklah kami akan pergi. dan besok kami akan kembali lagi kesini. Aku akan meminta Hendri membawakan baju ganti dan makanan untukmu "

Kata kakek Wijaya sebelum beranjak pergi

" Kami pergi dulu, kamu jagalah kesehatanmu. Jangan terlalu lelah. Gina tidak akan senang jika melihatmu sakit saat dia siuman nanti! "

Kakek Dirga berkata sambil menepuk pundak Yudha

" Iya kek!

Kakek tenang saja "

Yudha tersenyum dan menganggukkan kepala.

Dalam perjalanan meninggalkan rumah sakit, kakek Dirga, kakek Wijaya, nenek Julia dan Gadis melihat ada 2 pasien yang sepertinya korban kecelakaan dibawa dengan tergesa - gesa menuju ruang ICU. Saat mereka melewatinya, dilihatnya sang pasien adalah orang yang mereka kenal, Siska dan Riska. Ibu dan anak itu penuh dengan lumuran darah dan tak sadarkan diri.

" Suster sebentar, mereka kenapa? "

Tanya Dirga kepada seorang suster

" Mereka korban kecelakaan mobil pak! "

Sang suster menjawab dengan sopan sebelum pergi mengejar suster lain yang mendorong bangkar pasien keruang ICU

" Huh, mereka memang pantas mendapatkannya "

Gadis mencibir dengan senyum sinis diwajahnya

" Sudahlah, ayo kita pergi dari sini! "

Sang ayah mengajak semuanya pergi dari rumah sakit

Sementara diruangan Gina. Yudha terus duduk disebelahnya dengan menggenggam sebelah tangan Gina, dan di tempelkan di wajahnya

" Sayang kumohon sadarlah. Kamu bilang kita akan hidup bahagia selamanya?

Kenapa kamu membiarkan aku bersedih melihatmu?

Aku tidak bisa bayangkan jika aku hidup tanpamu. Dulu aku memang terbiasa hidup tanpa ada seseorang disampingku. Tapi setelah aku mengenal dan menikah denganmu, aku tidak dapat lagi melanjutkan hidup tanpamu. Ku mohon sadarlah, berjuanglah untuk masa depan kita yang bahagia. Aku akan selalu berusaha membahagiakan mu. Memberikan memori indah dalam hidupmu "

Yudha terus berkata dengan terus mencium tangan Gina dan air mata tak berhenti mengalir dari mata indahnya. Yang tak hanya membasahi wajah tampannya tapi juga membasahi tangan Gina.

Yudha yang kelelahan selama beberapa hari dirumah sakit karena menunggu Gina pun akhirnya tertidur disamping Gina, dengan tangan yang tak lepas menggenggam tangan Gina.

Gina mulai menggerakkan jari tangannya dan perlahan membuka matanya, Yudha yang sadar akan gerakan tangan Gina juga langsung bangun dari tidurnya.

" Yudha,,, "

Panggil Gina dengan suara lemah dibalik tabung oksigen menutupi mulutnya

" Sayang,, kamu sudah siuman? Syukurlah! "

Yudha langsung bangkit dari duduknya dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Gina, mengusap pipi Gina dengan lembut dan mencium keningnya dengan mata yang berkaca - kaca karena linangan air mata yang memancarkan kerinduan dan kasih sayang.

" Tahukah kamu, aku bagitu mengkhawatirkan mu dan juga takut akan kehilangan mu?

Aku sungguh tidak bisa membayangkan jika sesuatu terjadi padamu "

Yudha kembali meneteskan air mata dan mencium kening Gina. Gina yang masih lemah memejamkan mata saat Yudha mencium krningnya dengan lembut dan penuh kasih sayang

" Aku akan memanggil dokter terlebih Dahulu " Gina hanya mengangguk perlahan disertai kedipan mata

Dokter dan suster pun masuk memeriksa kondisi Gina saat ini disertai Yudha yang mengikuti dari belakang "

" Kondisinya sudah membaik, tapi masih harus banyak istirahat. Tidak boleh banyak bergerak, itu akan membuat kepala anda sakit. Jika anda sakit kepala yang terus - terusan dan begitu sakit, maka segera beri tahu dokter " Terang sang dokter menjelaskan keadaan

" Baiklah dok, kami mengerti "

Yudha berkata disamping Gina

Sementara diruang Arin. Budi dan sang ayah menunggu disana, hingga akhirnya Arin sadar dari pingsannya.

" Bu, kamu sudah siuman?

Bagaimana perasaan ibu? "

Tanya Budi lembut.

Drrrt Drrrt

Tak lama ponsel Budi berdering

"Halo"

" Dengan tuan Budi Atmaja?

Saya ingin menyampaikan kalau istri dan anak anda mengalami kecelakaan mobil"