Chapter 88 Kemarahan Yudha

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
" Dokter,,, dokter,, panggil dokter kemari, cepat! "

Yudha berlari kedalam rumah sakit mendorong Gina di kasur dorong. Dia terus memegang tangan Gina hingga masuk ruang ICU

" Maaf tuan, anda tidak boleh masuk. Anda tunggu dulu diluar! "

Pinta suster yang sudah siap diruang ICU.

Dokter pun segera memberikan penanganan terhadap Gina. Yudha menunggu diluar dan terus mondar mandir di depan ruang ICU

" Tuan,, Apakah anda wali dari pasien? "

Panggilan itu membuat Yudha menghentikan langkahnya dan diam memperhatikan apa yang akan dokter katakan

" Saya suaminya. Bagaimana kondisinya sekarang? "

" Kami harus melakukan operasi secepatnya, benturan yang keras mengakibatkan adanya gumpalan darah dan harus segera di atasi. Kami juga harus melakukan transfusi darah karena pasien kehilangan banyak darah "

Jelas sang dokter

" Lakukan yang terbaik dokter, apapun itu. Lakukanlah tindakan apapun yang dibutuhkan. Asalkan dia selamat "

Yudha yang biasanya bersikap tenang, kini sangat panik

" Baiklah, kami akan berusaha sebaik mungkin. Tolong tanda tangan disini "

Dokter menyerahkan dokumen untuk ditanda tangani Yudha. Setelah itu dia kembali masuk keruang operasi

" Hendri, urus administrasi Gina dan semua yang dibutuhkan. Hubungi juga keluarga ku! "

Kata Yudha tanpa menoleh ke arah Handri

" Baik tuan. Akan saya laksanakan! "

Hendri pun beranjak pergi meninggalkan Yudha.

Setelah selesai mengurus administrasi Hendri kembali ke hotel tempat acra berlangsung dan menuju kamar pribadi yang dipersiapkan untuk keluarga Gina dan Yudha.

Ting nong...

Terlihat Gadis yang membukakan pintu. Kakek Dirga, Kakek Wijaya dan Nenek Julia terlihat duduk di sofa.

" Hendri bagaimana kondisi Gina? Apakah dia baik - baik saja? "

Tanpa mempersilakan Hendri masuk terlebih dahulu, Gadis dengan wajahnya yang panik langsung menyakan kondisi Gina

" Nyonya Gina masih ditangani dokter. Tuan meminta saya untuk menjemput anda juga yang lainnya "

Hendri berbicara dengan sopan.

" Baiklah kami akan segera bersiap! "

Gadis bergegas masuk mengambil tas juga memberi tahu yang lainnya.

" ayo Hendri cepat! "

Gadis berjalan tergesa - gesa.

" Nak ingatlah kamu bersama 3 orang lansia "

Kata kakek Dirga mengingatkan

" Maaf ayah, tapi aku khawatir sekali pada Gina. Aku ingin cepat melihat kondisinya sekarang "

Jawab Gadis dengan sedikit tertunduk dan dari raut wajah yang sedihnya menetes air mata yang tadi sempat terhenti sejenak.

" Baiklah - baiklah, tidak usah menangis. Gina itu gadis yang kuat, dia pasti baik - baik saja "

Kakek Dirga berbicara dengan tenang untuk menenangkan putrinya juga

"He eh "

Gadis tidak bisa berkata - kata. Dia hanya menganggukan kepalanya dan bergegas pergi kerumah sakit

Setibanya dirumah sakit, Gadis berjalan dengan tergesa - gesa, menghampiri Yudha yang terlihat duduk dengan menundukkan kepala dikursi tunggu depan ruang operasi, dengan kemeja yang masih berlumuran darah istrinya

" Yudha, bagaimana kondisi Gina? "

Tanya Gadis dengan begitu panik

" Belum tahu bu, dokter masih menanganinya di dalam" Suara Yudha terdengar begitu lemah

" Sebenarnya bagaimana bisa seperti ini, hiks hiks? " Gadis duduk dikursi tunggu dan menunduk dengan memegangi kepalanya.

" Maaf bu, ini semua salahku. Harusnya aku tidak membiarkan dia sendirian. Jika saja aku tidak membiarkan dia menemui Siska sendiri, maka semua ini tidak akan terjadi "

Yudha yang menyesal mulai menitikan air matanya kembali

" Sudahlah, ini bukan salahmu dan istrimu pasti akan baik - baik saja! "

Kata kakek Wijaya sambil mengusap punggung Yudha berusaha menenangkan cucunya

Setelah beberapa jam, akhirnya operasi selesai dilaksanakan. Terlihat sang dokter yang keluar ruangan, masih dengan pakaian operasinya

" Dokter, bagaimana keadaan istri saya? "

Yudha dengan cepat menghampiri sang dokter dan bertanya keadaan Gina

" Gumpalan darahnya sudah berhasil diatasi. Hanya saja pasien masih dalam keadaan koma. Kita tidak tahu pasti kapan pasien akan sadarkan diri. Kita hanya bisa berdoa sekarang! "

Jelas sang dokter yang mengatakannya dengan berat hati.

Mendengar itu badan Yudha seketika lemas tak bertenaga.

" Hendri! "

Panggil Yudha dengan lemah

" Ya tuan! "

" Cari Siska sampai dapat. Jebloskan dia ke penjara, buat perusahaan Atmaja bangkrut dan tutup semua akses yang dapat mereka ambil untuk meminta bantuan. Aku mau keluarga itu hancur. Tidak ada yang dapat menolong mereka kali ini! "

Kata - katanya begitu dingin, sorot matanya begitu tajam. Memancarkan kemarahan dan kebencian yang begitu kuat. Membuat orang yang melihatnya merinding ketakutan