Chapter 87 Insiden yang memilukan

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Nadia tersenyum sinis dan dengan bangga berkata pada Riko

" Bagaimana?

Apakah ini menarik? Bukankah kamu memang tidak mencintainya?

Sekarang kamu tidak perlu repot lagi mencari alasan untuk bercerai, karena aku yakin dia akan meminta cerai padamu. Kalaupun kali ini dia tidak minta cerai, akan tetap ku pastikan kalian berpisah, dan kamu juga keluarga mu akan berakhir di jalanan. Hahaha "

Nadia terbahak dan meninggalkan Riko yang termenung .

Riko terus merenung dan meratapi apa yang telah terjadi padanya.

" Kenapa seperti ini? Bagaimana bisa semua berakhir seperti ini? Dulu Gina sangat mencintaiku. Bahkan dia sampai memohon agar aku tidak meninggalkannya. Sekarang aku bisa merasakan bagaimana sakit yang dia alami. Disaat aku sangat mencintai Nadia, dia berakhir meninggalkan ku seperti ini. Hah betapa bodohnya aku, kehilangan semua yang aku sayangi karena orang tua ku, hanya karena aku seorang penerus dan harus berbakti. Pada akhirnya aku tidak mendapatkan apa - apa. Tidak ada lagi yang tersisa "

Riko tersenyum pahit mengejek dirinya sendiri, dengan apa yang telah di alaminya sendiri.

Gina melihat Siska berlari sambil menangis ketika keluar dari toilet, dia pun mengikutinya dibelakang. Dilihatnya Siska duduk di bangku taman dengan terisak.

" Bagaimana rasanya kehilangan semuanya?

kedudukan, cinta, rasa hormat dan bahkan harta yang kalian banggakan pun akan segera lenyap "

Gina bicara dengan tenang disertai senyum mengejek. Dan tangan yang dilipat di dada mengisyaratkan kebanggaan dan rasa puas dalam dirinya

" Kamu,,, puas kamu sekarang? "

Siska yang kesal berteriak kepada Gina dengan sorot mata yang memancarkan kebencian

" Aku masih belum puas, karena aku belum melihat kalian terjatuh dan hancur berkeping - keping. Aku ingin melihat kalian jatuh dan tidak akan kubiarkan kalian bangkit lagi "

Gina dengan tenangnya menanggapi perkataan Siska

" Dasar jalang, ini semua karena kamu. Pembawa sial. Kamu yang menyebabkan semua ini. Kamu yang menyebabkan aku selalu menderita. Dari dulu selalu kamu. Kamu selalu berhasil mendapatkan apa yang aku inginkan, sedangkan aku selalu berakhir jadi pihak yang kalah. Aku tidak akan membiarkan kamu bahagia Gina. Tidak akan"

Siska yang diliputi amarahnya terus berteriak pada Gina, melampiaskan semua kekesalannya. Gina tetap bersikap tenang dan mendengarkan semua perkataan Siska.

Hingga Gina lengah dan Siska berhasil mendorong Gina hingga jatuh

" Aaaaaccchhh.... "

Gina berteriak. Kepalanya terbentur batu dan seketika berlumuran darah hingga tak sadarkan diri

" Rasakan Gina. Kamu pantas mendapatkan itu. Kamu memang oantas untuk mati. Hahaha"

Tanpa merasa iba atau takut, Siska tertawa terbahak - bahak melihat keadaan Gina. Beruntung ada seorang pelayan yang melihat kejadian itu.

" Hei,,,"

Pelayan itu berteriak kepada Siska hingga dia terkejut dan lari.

" Toloooonggg. tolooonnng "

Pelayan itu terus berteriak meminta tolong. Sayangnya suasana didalam begitu ramai dan riuh para tamu yang saling berbincang. Yudha dan yang lainnya sedang menjamu tamu yang hadir. Hingga seorang pelayan berlari dengan nafas terengah - engah ke arahnya.

" Tuan tolong... tolong nyonya muda tuan "

seketika Yudha terkejut dan membelalakkan mata..

" Katakan dengan benar, ada apa dengan istriku? "

Yudha mulai panik mendengarnya

" Itu tuan,,, nyonya muda. Nyonya muda terjatuh dan terluka. Dia tidak sadarkan diri "

Duaaarrr...

bagaikan ada petir yang menyambarnya.

" Dimana dia? "

Tanya Yudha mulai panik

" Ditaman tuan "

Jawab pelayan itu. Yudha langsung berlari sekencang - kencangnya menuju tempat istrinya berada. Diikuti semua tamu dan juga keluarga Gina

Dilihatnya istrinya yang paling dia sayangi tergeletak di rumput taman dekat jalan setapak dengan linangan darah disekitar kepalanya.

Seketika tubuhnya lemas. Detak jantungnya berdetak tidak menetu. Dia berlutut lalu mengangkat Gina kepelukannya

" Bangun sayang, bangun. Kamu tidak boleh meninggalkan ku sendiri. Kamu hatus bangun dan mulai kebahagiaan kita bersama. Bangun Gina, bangun!"

Yudha berteriak, menggoyangkan tubuh Gina agar tersadar. Gina berusaha membuka mata dengan sedikit kesadarannya yang masih tersisa

" Yudha,,,, aku,,, mencintaimu "

Ginapun kehilangan semua kesadarannya setelah mengatakan itu. Yudha menggendong Gina dan berlari menuju mobil untuk membawanya kerumah sakit.

" Siapkan mobil, cepat!! "

Yudha yang panik berteriak kepada Hendri. Hendri dengan sigap berlari menuju mobil dan membukakan pintu untuk atasannya

" Cepatlah Hendri! "

Yudha berteriak dalam kepanikannya

" Iya tuan, ini kita sudah cepat "

Hendri pun ikut panik melihat keadaan nyonya mudanya.

" Bertahanlah kumohon, jangan tinggalkan aku. Aku tidak bisa kehilangan kamu. Aku tidak ingin merasakan phitnya kehilangan lagi. Ku mohon bertahanlah "

Yudha terus mendekap Gina dalam pelukannya. dengan air mata yang terus mengalir di matanya, membasahi wajah tampan yang biasanya dingin tanpa ekspresi. Kali ini wajah tampan itu penuh kepiluan, kegetiran, kekhawatiran dan kepanikan.