Chapter 86 Acara gala diner 2

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Gina dan Yudha menghampiri keluarga itu. Mereka menyapa kakek Atmaja dengan lembut dan sopan

" Hain kek, bagaimana keadaan kakek? "

Gina berkata lembut disertai dengan senyum yang manis

" Kakek baik - baik saja. Kakek harap kamu mendapatkan kebahagiaan mu kali ini "

Sang kakek berkata dengan suara yang lemah

" Tentu saja kek, aku sudah menemukan kebahagiaan ku. Masa lalu yang menyedihkan untuk ku sudah tidak ada. Yang ada, aku bahagia bisa bersama suamiku "

Gina menoleh dan tersenyum kepada Yudha

" Aku harap kakek juga bisa mendapatkan ketenangan sekarang. Karena kakek sudah tidak perlu mengkhawatirkan aku lagi "

Lanjut Gina

" Tentu aku sudah merasa tenang sekarang. Karena kamu tidak akan menderita lagi "

Kata sang kakek dengan senyum yang disertai tetesan air mata.

Pandangan Gina beralih kepada sang nenek, Arin.

" Bagaimana kabarmu nek?

Apa kamu suka dengan kejutan yang aku berikan? Tapi ini belum seberapa. Aku akan memberikan hadiah yang lebih dari apa yang kalian berikan padaku dulu "

Gina mendekatkan mulitnya ditelinga sang nenek.

" Aku akan membuat kalian kehilangan segalanya. Semua yang kalian miliki dan kalian banggakan dari dulu. Akan ku musnahkan. Sama seperti keluarga Riko yang kehilangan perusahaannya. Kalianpun akan kehilangan perusahaan yang kalian banggakan "

Bisik Gina disertai senyuman licik dan tatapan mata yang tajam.

" Kamu,, kamu,, dadar kamu... """

Belum selesai Arin bicara darah tingginya naik dan dia pun pingsan

" Bu,, ibu,,,bangun bu "

Budi yang berada disamping langsung sigap menagkap sang ibu agar tidak jatuh kelantai

" Ayah bawalah nenek kerumah sakit sebelum terlambat "

Kata Gina kepada ayahnya. Ayahnya mun mengangguk dan langsung membawa Arin menuju rumah sakit.

" Kenapa bibi, kamu tidak ikut pergi dengan ayah? "

Tanya Gina sinis

" Dasar kamu gadis tidak tahu diri "

Riska yang kesal memaki Gina

" Jaga bicaramu. Berani - beraninya kamu memaki istriku! "

Yudha berkata dengan datar dan tatapan mata yang dingin.

Seketika Riska terdiam mendengar peringatan Yudha.

" Mari yah kita susul ibu kerumah sakit! "

" Gina kakek pergi dulu. Kakek selalu mendoakan kebahagiaan mu "

Gina tersenyum dan menganggukkan kepala kepada sang kakek

Gina hanya menatap dingin tanpa ekspresi kepada Riko dan Siska.

Sementara Siska yang masih terkejut dengan pengumuman barusan. Masih berdiri mematung memegangi lengan Riko tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Riko menoleh, mencari keberadaan Nadia dan dia pun melihatnya berjalan menuju toilet. " Aku pergi ke toilet sebentar "

Dilepaskannya tangan Siska dan beranjak menuju toilet untuk mengajar Nadia.

" Nadia, tunggu, Apa yang kamu lakukan disini? "

Riko mendekati Nadia mencoba meraih tangannya. Namun Nadia menepisnya.

" Kamu kenapa?

Apa yang terjadi? "

Tanya Riko bingung

" Aku merupakan tamu undangan disini kakakku bekerja dengan Yudha. Dan aku,, apa kamu lupa teman kecil Gina yang selalu dia ceritakan padamu?

Kalau tidak ingat itu, mungkin kamu ingat keluarga Praja yang kalian hancurkan dulu? "

Jawab Nadia dengan dingin dan sinis. Tatapan matanya memancarkan kebencian

Wajah Riko seketika pucat mendengar perkataan Nadia. Dia tidak ingin percaya.

" Sepertinya kamu sudah ingat keluarga itu. Keluarga yang kalian rebut perusahaannya. Kalian menyebabkan orang tua ku meninggal. Bahkan kalian menyuruh mereka merebut kesucianku. Kakak ku kalian jebloskan ke penjara. Betapa bejadnya kalian "

" Untung kami bertemu keluarga Kusuma. Mereka mau menolong kami dan bangkit dari keterpurukan. Dan aku bisa melihat keluargamu hancur. Perusahaan yang kalian banggakan kini juga hancur. Bahkan harga dirimu juga hancur karena harus memohon belas kasih dari keluarga istrimua. Hahaha

Itu bahkan tidak sebanding dengan apa yang kalian lakukan padaku juga keluarga ku "

" Aku ingin melihat keluarga kalian hancur, sehancur - hancurnya "

Nadia meluapkan semua amarah yang terpendam dihatinya.

" Tidak Nadia, itu bukan aku, aku tidak melakukan itu pada keluargamu. Aku sama sekali tidak terlibat dengan semua itu "

Riko berderai air mata, dia meraih Nadia dan memeluknya. Nadia meronta sekuat tenaga untuk melepaskan pelukan Riko yang begitu erat. Disaat yang bersamaan muncul Siska yang mencari keberadaan Riko.

Dia melihat Riko memeluk Nadia dengan erat

" Riko!

Apa yang kamu lakukan?

Berani - beraninya kamu memeluk wanita lain dibelakang ku! "

Sontak Riko melepaskan pelukannya kepada Nadia. Mereka berdua berbalik menoleh kearah sumber suara

" Tidak Siska, ini tidak seperti apa yang kamu lihat " Riko berusaha menjelaskan kepada Siska. Siska menatap Nadia, dia mengingat photo yang sempat beredar dulu sebelum mereka berdua menikah

" Kamu,, bukannya kamu wanita yang dulu ada dalam photo bersama Riko?

Riko, jadi semua itu benar. Kalian berdua selama ini,,,? "

Siska menunjuk wajah Nadia kemudian kembali bertanya pada Riko. Sebelum menyelesaikan perkataannya dia berlari meninggalkan Riko dan Nadia