Chapter 82 Menjelang gala diner

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
" Riko, sampai kapan kamu akan bersikap dingin padaku?

Sekarang aku sudah menjadi istrimu, tapi kamu sama sekali tidak memperhatikan aku "

Siska yang kesal berteriak kepada Riko

" Sudahlah, bukankah kamu menginginkan pernikahan?

Sekarang kita sudah menikah, kamu mau apa lagi? "

Riko bersikap acuh tak acuh terhadap Siska setelah mereka menikah.

" Kamu sungguh keterlaluan Riko! "

Siska berteriak dan meninggalkan Riko menuju kamar mereka

Tak lama ayah Riko datang dan menghampiri putranya yang sedang duduk sendiri di ruang keluarga

" Riko, bagaimana dengan masalh keluarga kita? kenapa harga saham kita tidak kunjung membaik, padahal dana dari keluarga Siska telah diberikan ke perusahaan kita? "

Ayah Riko mulai putus asa dengan harga saham yang terus mengalami penurunan

" Entahlah yah, aku sudah mencoba semua cara untuk menstabilkan saham perusahaan. Sekarang kita tidak bisa melakukan apa-apa lagi dan dalam beberapa hari lagi kita akan dinyatakan bangkrut "

Riko berkata dengan menundukkan kepala dan berwajah sedih

" Sepertinya memang sudah tidak ada jalan lagi. Perusahaan kita sepertinya tidak akan bisa diselamatkan kali ini "

Riko dan ayahnya mulai pasrah dengan keadaan.

Riko duduk termenung di sofa kamarnya. Siska datang dan duduk disebelah Riko.

" Kenapa kamu begitu murung?

Saham perusahaan mu masih belum stabil? "

Siska bertanya dengan lembut

" Kami sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Dalam beberapa hari, perusahaan ku akan dinyatakan bangkrut "

Riko menundukkan kepala dan berkata dengan suara lemah

" Sudahlah, kamu kan bisa membantuku di perusahaan. Aku sudah memutuskan akan memegang kendali perusahaan Atmaja dan berhenti dari dunia hiburan "

Riko menoleh dan menatap Siska dengan heran

" Kamu benar - benar akan berhenti jadi model? "

" Iya, aku sudah memutuskan untuk berhenti dan selalu berada disisi mu. Aku ingin memperbaiki hubungan diantara kita berdua. Aku ingin kita bisa seperti dulu lagi. Aku ingin selalu menghabiskan waktuku bersamamu "

Siska berkata lembut dengan bersandar dibahu Riko

" Seandainya dulu kamu mengambil keputusan itu. Aku akan sangat bahagia, tapi sekarang semuanya terasa percuma. Karena perasaan ku padamu sudah hilang, saat kamu terus menerus membuat ku kecewa " Pikir Riko. Wajahnya menampakkan kesedihan dan kekecewaan yang mendalam.

Di kediaman Kusuma mereka sedang berkumpul mempersiapkan gala dinner yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi.

" Gina, kapan kakek dan ibumu akan datang kemari? "

Nenek Julia bertanya sambil menuangkan teh untuk kakek Wijaya

" Besok kakek dan ibu datng kemari nek, Yudha sudah mengatur penerbangan untuk mereka dengan jet pribadinya "

Gina berkata dengan lembut sambil menoleh ke arah Yudha yang duduk disebelahnya dengan melingkarkan tangannya disekitar pinggang Gina.

" Apa kalian juga mengundang wartawan saat acara nanti? "

" Tentu saja kek, aku ingin seluruh dunia tahu kalau Gina adalah istriku dan dia juga merupakan penerus dari Sanjaya grup. "

Yudha menjawab dengan tenang dan sorot mata yang tajam, dalam posisi duduk bersandar pada sofa

" Lantas, bagaimana dengan keluarga Riko dan Atmaja? Apa kalian juga mengundang mereka? Ku dengar perusahaan Riko itu sedang mengalami krisis keuangan? "

Nenek Julia bertanya dengan mengernyitkan alis

" Kami ingin memberikan kejutan untuk mereka. Aku ingin tahu bagaimana reaksinya kalau tahu siapa ibu yang sebenarnya dan bagaimana kalau aku jadi penerus Sanjaya grup "

Gina tersenyum dengan tatapan matanya yang memancarkan kebanggaan.

" Ditambah lagi, perusahaan mereka sekarang sedang mengalami penurunan, aku yakin mereka akan mendekatiku untuk meminta bantuan. Karena setahuku Arin dan Riska bisa melakukan apa saja, asalkan semua keinginannya bisa terwujud dan Riko pasti akan sangat menyesal karena mengkhianatiku. "

Lanjut Gina lagi

" Aku sudah tidak muda lagi, kalian jangan hanya bersenang - senang, pikirkan juga penerus untuk keluarga kalian "

Kakek Wijaya bicara dengan santai sambil menyeruput teh. Gina tersipu dengan perkataan kakek Wijaya

" Tenang saja kek, kami juga sedang mengusahakan keturunan untuk penerus kami kelak " Yudha tersenyum dan menoleh ke arah Gina. Lalu berdiri menarik tangan Gina dan beranjak pergi dari hadapan kakek dan neneknya

"Kalian mau pergi kemana? "

Nenek Julia bertanya dan Gina pun menatap Yudha dengan penuh tanya

" Membuat penerus keluarga! "

Sontak wajah Gina berubah merah karena malu, dan Yudha yang merasa puas telah membuat istrinya malu. Dia tersenyum licik kemudian menggendongnya menuju kamar mereka

" Aaaccchhh

Apa yang kamu lakukan!

Turunkan aku cepat! "

Gina berteriak dan memukul pelah dada Yudha.

" Nyonya, sudah waktunya istirahat. Aku tidak ingin kamu merasa lelah karena berjalan menuju kamar kita diatas "

Jawab Yudha dengan tenang dan santai

" Tapi tuan, kamu bisa membuatku lelah karena begadang semalaman "

Gina bicara dengan raut wajah yang marah sedangkan Yudha hanya tersenyum mendengarnya.

Kakek dan nenek Yudha yang masih duduk di sofa hanya menggelengkan kepala dan tersenyum melihat kelakuan cucunya dan berkata

" Dasar, anak itu tidak menganggap keberadaan kita sama sekali. Huh "