Chapter 66 Asisten pribadi yang berharga

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Akhir pekanpun tiba, dimana Yudha berencana membawa Gina pulang kerumah utama..

Yudha sedang mandi dan Gina merapikan tempat tidur, setelah itu dia menyiapkan pakaian untuk Yudha. Dipilihnya setelan casual berupa kaos berwarna biru dengan lengan pendek berkerah dan juga celana panjang katun berwarna putih.

Gina sendiri memilih dress berwarna biru muda untuk ia kenakan.

Yudha selesai mandi dan memakai pakaian yang telah Gina siapkan. Selama menunggu sang istri bersiap dia menbaca koran sambil minum kopi dibalkon kamar.

Drrrtt.. drrrttt..

Ponsel Yudha berdering. Dilihatnya panggilan dari kakek Wijaya.

" Hallo kek? "

" Apa kamu jadi datang kesini Yud?

kapan kamu akan tiba disini? "

" Jadi kek, nanti aku kesana sebelum makan malam. Aku ada janji makan siang terlebih dahulu kek , dan aku akan membawa Gina bersamaku "

" Baiklah, hati - hati kalau begitu! "

" Iya kek "

Setelah itu dia mengakhiri panggilan teleponnya, dilihatnya Gina telah keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan duduk didepan cermin untuk berias. Yudha segera masuk dan menghampiri Gina, mengambil handuk yang dipegangnya kemudian membantu Gina mengeringkan rambutnya.

Itu merupakan salah satu kegiatan yang sering Yudha lakukan setelah menikah dengan Gina. Dia sangat menyukai hal itu

" Kamu bicara dengan siapa sayang? "

Gina bertanya dengan menatap pantulan wajah Yudha dicermin

" Kakek, dia bertanya apakah kita jadi pulang kesana atau tidak. Kita akan kesana sebelum makan malam. Karena siang ini aku ada janji makan siang, dan kamu harus menemaniku pergi! "

Bicaranya begitu lembut diselingi senyuman

"Setelah makan siang kita jalan - jalan sebentar di mall "

ucap Yudha sambil menyisir rambut pangjang sang istri

" Hhmmnn, baiklah "

Gina hanya menganggukan kepala dan tersenyum kepada Yudha.

Siang itu Yudha ada acara makan siang di restoran dekat mall X. Dia dan Gina memasuki restoran yang lumayan ramai. Yudha selalu menggandeng Gina ketika berjalan. Nampak sebagai pasangan yang serasi mereka selalu menjadi pusat perhatian kemanapun mereka pergi.

Meskipun Yudha hanya memakai pakaian casual dan terlihat santai namun auranya tetap tidak hilang. Wajah tampan dan dingin bagaikan gunung es, memancarkan auranya tersendiri.

Hendri dan Satya mengikuti mereka dari belakang. Sebagai asisten dan orang kerpercayaan Yudha mereka berdua selalu ikut serta kemanapun Yudha pergi.

Satya baru saja kembali beberapa hari, setelah ditugaskan Yudha mengurus sesuatu hal dikota lain.

Mereka duduk disofa restoran bersama 3 orang rekan kolega bisnisnya. Andika Dinata salah satu rekan bisnis Yudha kali ini. dia cukup tampan tapi seorang mata keranjang dan licik. Dia selalu memiliki cara yang kotor untuk memajukan perusahaannya. Dia datang bersama asisten dan sekretarisnya.

" Halo tuan Yudha, akhirnya saya bisa bertemu dan menjalin kerja sama dengan peeusahaan anda. Suatu kehormatan bagi saya karena anda mau bertemu dengan saya "

Andika mengulurkan tangan untuk saling berjabat tangan dengan Yudha. Dia pun mencuri pandang kepasa Gina yang berdiri disebelah Yudha

Yudha meraih tangan Andika dan berjabat.

" Perkenalkan ini istri saya "

Yudha memperkenalkan Gina. Gina hanya tersenyum dingin kepada pria dihadapannya.

Kemudian mereka duduk dan mulai membahas kerja sama diantara keduanya sambil makan siang.

Disela kesibukan makannya Andika selalu mencuri pandang terhadap Gina. Yudha yang menyadarinya merasa tidak suka tapi dia harus profesional. Selama Andika belum melewati batasannya.

Ginapun merasakan tatapan genit itu. Dia mengambil minumannya dan dabalik cangkir teh itu terdapat senyum mengejek Gina.

" Dasar mata keranjang, akan kubiarkan kamu kali ini. Kita lihat batasanmu. Jika kamu melewati batas, maka aku tidak akan mengampunimu " Guman gina disela minumnya

Mereka terus berbincang mengenai bisnis disela waktu makannya. Gina hanya mendengarkan dan menikmati hidangan. Hingga Andika pun tak tahan dengan kecantikan Gina dan berusaha menggodanya

" Nona Gina apakah anda seorang model? anda begitu cantik. Tuan Yudha, anda begitu beruntung bisa mendapatkan wanita cantik ini "

Senyum nakal terpancar diwajah Andika

" Anda terlalu memuji tuan, istri saya hanyalah seorang wanita karir biasa di kantor, tapi dia juga asisten pribadiku yang berharga baik dikantor atau dirumah"

Yudha dengan tenang menanggapi Andika. Dengan menekankan kata ' asisten pribadiku yang berharga ' Yudha berharap Andika mengerti dan tidak berani macam - macam. Karena jika dia melewati batasannya. dia akan tau akibatnya