Chapter 62 Menghilang dalam semalam

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Hari ini stasiun televisi maupun surat kabar digemparkan dengan beredarnya berita mengenai kebangkrutan keluarga Sukmaja. Semua begitu heran dibuatnya karena ini terjadi begitu tiba - tiba.

" Bagaimana bisa keluarga Sukmaja dinyatakan bangkrut hanya dalam waktu satu hari?

Ini sangat mengejutkan! "

" Benar sekali, bahkan semalam tuan Sukmaja dan putrinya hadir dalam jamuan makan malam di hotel X "

" Sungguh tak dapat dipercaya, padahal tuan Sukmaja selalu lolos dari segala tuduhan mengenai jalur politiknya ataupun perusahaannya. Tapi sekarang mereka bangkrut dengan mudah? "

" Entah apa yang terjadi dengan keluarga Sukmaja. Yang jelas, kita harus berhati - hati mengenai langkah apapun dalam bisnis kita !

" Benar, kita harus lebih memikirkan tindakan yang akan kita ambil nantinya "

Sementara semua kalangan pebisnis dan politikus sedang membahas kebangkrutan keluarga Sukmaja..

Tuan Sukmaja bersama istri dan juga putrinya Anggia juga merasa tidak percaya dengan apa yang terjadi pada mereka.

" Bagaimana ini bisa terjadi? Aku tidak melakukan kesalahan apapun. Semua bukti kejahatan telah ku musnahkan. Kasus penyuapan yang ditujukan padaku juga tidak memiliki bukti yang lengkap. Dan penggelapan uang perusahaan juga tidak ada bukti. Bagaimana ini bisa mencuat kepublik dan menyebabkan kebangkrutan perusahaan? "

" Suamiku, apa yang harus kita lakukan?

Aku tidak mau kalau harus hidup miskin dan kekurangan uang lagi? hiks.. hiks.. hiks... "

Tuan Sukmaja sedang duduk diruang keluarga memikirkan penyebabnya dengan kedua tangan menutupi mukanya. Sang istri hanya menangis karena dia harus hidup miskin. Sedangkan putri mereka hanya diam karena merasa bersalah

" Ayah,,, sebenarnya,,, "

Anggia berusaha berbicara tapi dia tidak tahu apa yang harus dikatakan

" Ada apa?

kenapa kamu terlihat begitu bingung? "

" Itu,, ayah,, sebenarnya,,, "

" Katakan saja, apa yang ingin kamu katakan! "

Tuan Sukmaja mulai kesal karena Anggia tak kunjung berbicara..

" Sebenarnya, kemarin saat jamuan makan malam dihotel, ,, aku mencoba merayu tuan Yudha dan membuat dia marah. Dia bilang dia akan menghancurkan keluargaku,. Apakah itu penyebab kebangkrutan kita yah? "

Anggia bicara terbata - bata, karena takut ayahnya marah dan benar saja, Tuan Sukmaja yang terkejut langsung berdiri dan memukul meja didepannya dengan mata yang membelalak

" Apa?

Bagaimana bisa kamu mengusik tuan Yudha?

Apakah kamu tidak dengar kalau dia tidak suka didekati oleh sembarang wanita kecuali istrinya? "

Dia bicara dengan kesal dan mulai berteriak

Anggia tertunduk menahan air mata

" Maafkan aku ayah, karena aku tidak percaya akan rumor itu dan berusaha mendapatkan perhatian tuan Yudha, aku sangat menyukainya dan kupikir kemarin adalah kesempatan yang bagus. Lagi pula dia terlihat menyukai penampilanku. Dan selama ini tidak pernah ada laki - laki yang bisa menolakku. Jadi aku memberanikan diri.

Jika aku berhasil aku berniat membantu ayah "

" Dasar anak kurang ajar, Lihatlah gara - gara kebodohanmu, keluarga kita sekarng jadi hancur!

Sekarang kita tidak punya apa - apa lagi, bahkan rumah inipun akan disita!

Kamu puas sekarang?

dasar anak tidak tahu diri! "

Tuan Sukmaja yang merah berteriak mencaci, memaki dan memukul anaknya..

Anggia menangis dan bersimpuh dikaki ayahnya

" Ayah kumohon maafkan aku, Aku salah ayah, ampuni aku"

" Sudahlah sayang , maafkan dia. Dia putri kita satu - satunya. Semua sudah terjadi dan kita tidak dapat berbuat apa - apa lagi "

Sang ibu membela putrinya dengan suara yang serak setelah lama menangis dan membantunya berdiri

" Fiuh,,,

Kita harus segera meninggalkan kota ini dan memulai semua dari awal "

Tuan Sukmaja menghembuskan nafas kasar setelah beehasil meredam emosinya

" Anggia kamu harus belajar dari semua ini. Jangan sembarangan mengganggu pria. Tidak semua laki - laki bisa tunduk kepadamu. Terutama Yudha. Kamu hanya akan cari mati jika kamu mengganggu dia dan istrinya "

" Baik ayah, aku mengerti. Aku tidak akan mengulanginya lagi.. Hiks.. hiks... hiks"

Anggia yang sedang terisak menganggukkan kepala dan mereka mulai bersiap untuk meninggalkan kota.