Chapter 54 Mau menjebakku (1) !?

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Semua mata tertuju pada Gina dan Yudha. Seakan mata mereka seperti akan melompat keluar

Ayah mertua?

Yudha dan Gina?

Apa hubungan mereka berdua?

Semua orang terpana mentap mereka. Belum hilang keterkejutan mereka, Arin sudah berjalan mendekati Yudha dan mulai menyapanya

" Ooh, tuan Yudha anda disini. Suatu kehormatan bisa dikunjungi oleh tuan Yudha. Gina masuklah ajak tuan Yudha bergabung bersama kita! "

Yudha tidak menanggapi ucapan Arin. Dia tetap dengan tatapan dingin dan berwibawanya.

Gina mengernyitkan kening melihat akting sang nenek.

" Maaf, kami kesini hanya untuk melihat kondisi kakek. Kami tidak berniat untuk bergabung dengan acara kalian. Jadi, silakan dilanjutkan! "

Arin mengepalkan tangan, menahan rasa kesalnya terhadap Gina.

" Ayo kita masuk, Kamar kakek ada dilantai atas "

Gina menoleh menatap Yudha dan tersenyum sembari menggandeng tangan Yudha. Yudha balas menatap Gina dengan senyum dan tatapan yang begitu hangat. Berbeda dengan tatapannya kepada orang lain diruangan ini

"Ayah, kami langsung kekamar kakek ya? "

Budi hanya tersenyum, Gina dan Yudha langsung berjalan masuk menuju kamar sang kakek. Mereka berjalan begitu anggun. Bak sebuah lukisan yang sempurna.

Gina tiba didepan ruang sang kakek. Dia membuka pintu dan melihat kedalam. Dilihatnya sang kakek yang sedang duduk di tepi ranjang. Kakek yang dulu selalu menghiburnya setelah mendapatkan hukuman dari Arin kini sudah tua dan tak berdaya.

Tanpa terasa air mata menetes di pipinya yang mulus. Yudha yang melihat sang istri meneteskan air mata, menoleh kepada Gina dan menghiburnya. Yudha mengusap air mata yang membasahi pipinya dengan lembut

" Jangan menangis sayang, jika kakek melihatmu menangis, dia akan ikut sedih. Jadi tersenyumlah dan katakan pada kakek mu kalau kamu bahagia! "

Gina menganggukkan kepala dan mulai menghentikan tangisnya

Tok.. tok.. tok..

" Kakek "

Panggilan Gina menyadarkan lamunan kakek Surya. Diapun menoleh dan menatap Gina.

" Gina cucuku!

Kemarilah sayang, biarkan kakek melihatmu! "

Kakek Surya mengulurkan tangan dan melambai ke arah Gina, mengisyaratkan Gina untuk mendekat. Ginapun masuk dan duduk disamping kakek.

" Bagaimana kabarmu?

apa kamu baik - baik saja? "

kakek Surya bertanya dengan melihat seluruh tubuh Gina, memastikan kalau cucu kesayangannya ini baik - baik saja.

Gina tersenyum dan menganggukkan kepala

" Aku baik - baik saja kek. Kakek tidak perlu khawatir lagi padaku. Karena sekarang aku memiliki seseorang yang akan selalu melindungiku dan menyayangiku "

Gina berkata dengan memberikan senyuman hangat. Kakek Surya menoleh ke arah Yudha, menatap pria yang sedari tadi berdiri disampingnya dengan memegang pundak Gina.

Yudha tersenyum kepada Gina dan kakek

" Kakek tenang saja, percayakan cucu kakek ini kepadaku. Aku tidak akan peenah menyia - nyiakan dia "

" Aku memang belum lama bersama dengannya, tapi percayalah kek kalau aku menyayanginya. Dan aku akan selalu membuat dia bahagia di sisa hidupnya "

" Kakek senang mendengarnya. kita berbincang di sofa "

Kakek Surya berusaha beediri agar bisa duduk di sofa kamarnya. Dan Yudha dengan penuh kehati - hatian membantu kakek Gina ini

Gina menuangkan teh untuk mereka dan beranjak pergi.

" Kakek,, aku ingin pergi dulu melihat kamar lamaku disini. Sudah lama sekali aku meninggalkannya "

" Baiklah "

Kakek Surya menganggukkan kepala

" Aku akan menemani kakek disini. Sementara kamu melihat kamarmu yang dulu "

Yudha berkata dengan lembut. Gina beranjak pergi meninggalkan kamar kakek, dia menapaki lorong yang lumayan panjang dari kamar kakek. Kamar Gina terletak di depan tangga.

Gina memasuki kamarnya, dilihatnya masih banyak barang disini. Kebanyakan barang kenangan dari Riko. Karena barang - barang Gina sudah dibawa sewaktu dia memutuskan keluar dari rumah.

" Hai teddy bear, lama tidak bertemu. Dulu aku selalu memelukmu saat merindukan Riko. Tapi sekarang, aku sudah tidak membutuhkan mu "

Diambilnya barang - barang yang dulu diberikan Riko dan dilemparnya ke tempat sampah

Tanpa Gina sadari seseorang telah berdiri dibelakangnya.

" Jangan hanya membuang barang pemberiannya saja, kamu juga harus melepaskan orangnya. Gina! "