Chapter 53 Ayah mertua?

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Pagi - pagi sekali kakek Dirga dan ibunya Gina sudah pulang menggunakan jet pribadi Yudha.

Seperti yang direncanakan Gina sebelumnya, mereka akan mengunjungi kediaman Atmaja untuk mengunjungi kakek Surya.

Yudha sedang menemani istrinya ke salon terlebih dahulu. Karena mereka tidak merencanakan makan bersama dirumah itu. Jadi setelah selesai berkunjung mereka akan pergi makan berdua direstoran.

Tanpa Gina ketahui ternyata dikediaman Atmaja sedang berkumpul keluarga Riko untuk membahas pernikahan antara Riko dan Siska.

" Siska,, panggil ayahmu, suruh dia turun. Keluarga Riko sudah sampai "

" Baik ibu "

Siska bergegas menuju ruangan sang ayah

Tok..tok..tok..

Ceklek,,

" Ayah,, apakah ayah sudah siap?

keluarga Riko sudah menunggu dibawah "

Siska masuk kekamar ayahnya dan memanggilnya

" Baiklah sebentar lagi ayah turun, ayah mau memeriksa keadaan kakek dulu sebelum turun "

" Baiklah ayah, aku tunggu dibawah "

Setelah mendapat anggukan dari sang ayah, Siska kembali turun menemui keluarga Riko.

Sedangkan Budi sang ayah masuk keruangan kakek..

Ceklek

Dilihatnya sang ayah sedang duduk termenung di ujung tempat tidurnya dengan pandangan yang jauh entah kemana.

" Ayah,, Apa yang sedang ayah lamunkan?

Tampaknya ayah memikirkan sesuatu?"

Budi berjalan mendekati sang ayah dan duduk disampingnya.

" Tidak ada, ayah hanya sedang memikirkan keadaan Gina. Bagaimana keadaannya sekarang?

Sudah lama dia tidak pulang kerumah ini.

Terakhir kali dia pergi dari rumah ini, Dia sedang terluka"

Kakek Surya menundukkan kepala, menahan tetesan air mata jatuh dari wajahnya yang tampak murung.

" Maaf ayah, aku tidak bisa melindunginya. Ini semua salahku, karena aku terlalu memanjakan Siska dan ibunya. Aku kurang tegas terhadap mereka. dan ibu,,,"

Budi tidak melanjutkan kalimatnya, dia merasa bersalah karena tidak bisa melawan ibunya.

" Aku tahu bagaimana perasaanmu. Kita sudah banyak berdosa pada Gina, dari kecil dia sudah banyak menderita karena mereka, dan kita tidak pernah bisa melakukan apa - apa "

Kakek Surya memberikan jeda saat berbicara dan dia menarik nafas berat. Lalu melanjutkan kalimatnya

"Kita tidak pernah bisa melindunginya dengan benar "

" Entah apa yang harus kita lakukan untuk membuatnya bebas dari keluarga ini dan hidup bahagia"

" Apa kita harus menikahkannya ayah?"

Budi mencoba memberi saran

" Apa kamu yakin? tapi ibumu tidak akan membiarkan itu. Dia akan berusaha mengatur pernikahan Gina!"

Ayah dan anak itu tertunduk lemas memikirkan Gina.

" Sudahlah yah, nanti kita pikirkan lagi. Apa ayah mau turun?

Keluarga Riko datang untuk membahas pernikahan Riko dan Siska "

Budi berdiri perlahan dan mengajak ayahnya turun bersama.

Kakek Surya menggelengkan kepalanya menolak untuk bergabung

" Tidak, aku disini saja. Kalian bersenang - senanglah "

" Baiklah kalau begitu aku akan turun. Ayah istirahatlah"

Budi berjalan meninggalkan kamar sang ayah.

Budi sudah menuruni tangga. Dan ketika dia tiba dibawah, hendak mendekati para tamu, tiba - tiba dari arah pintu masuk datanglah tamu yang menjadi pusat perhatian mereka.

Semuanya terdiam dan menatap kedatangan mereka.

" Gina " Gumam Riko

" Bu, untuk apa Gina datang lagi kemari? "

bisik Siska kepada ibunya

" Entahlah, ibu juga tidak tahu. Yang pasti, dia datang disaat yang tidak tepat "

jawab sang ibu seraya berbisik pada Siska

Budi berjalan mendekati Gina dan Yudha

" Gina kemarilah, akhirnya kamu pulang juga. Bagaimana keadaanmu?

Terakhir kali kamu terluka "

Budi berjalan mendekati Gina dan memeluknya

" Aku baik - baik saja ayah. Ayah tidak perlu khawatir. Dan lagi, aku sudah memiliki seseorang yang dapat menjagaku dan melindungiku dengan baik "

Gina tersenyum menatap Yudha dan berusaha menenangkan sang ayah.

" Tuan Yudha? "

Pandangan Budi berakhir pada Yudha yang berada disebelah Gina. Dia menatapnya dengan penuh tanda tanya.

" Salam ayah mertua, bagaimana kabar anda? "

Yudha menyapa Budi dengan tersenyum dan sontak kalimat Yudha membuat semua orang tercengang saling menatap satu sama lain.

" Ayah mertua? "