Chapter 49 Mengumbar kemesraan

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Riko duduk termenung di kantornya, menatap jauh keluar jendela. Pikirannya melayang entah kemana. Ketukan pintu menyadarkannya dari lamunan

tok...tok...tok...

Andi masuk keruangan Riko setelah beberapa kali ketukan. dilihatnya sang bos sedang termenung

" Permisi tuan hari ini kita ada meeting direstoran x untuk membahas proposal yang akan diikut sertakan dalam tender pembangunan hotel milik perusahaan Kusuma "

Riko menaruh fokus pada penjelasan Andi dengan menopang dagu

" Perusahaan Kusuma?

Apa mereka akan membangun hotel baru di daerah ini?"

"Iya tuan, mereka akan membuka tender untuk pembangunan hotel baru dikota A, dan penanggung jawabnya adalah nona Gina "

" Baiklah kita akan ikut bersaing dalam tender ini!"

"Baik tuan "

Andi menganggukkan kepala dan meninggalkan ruangan.

Siang hari Riko sedang meeting di restoran X. dia bersama Andi dan 2 orang dari perusahaan lain. Mereka sepakat dengan kerjasama mereka.

Riko hendak meninggalkan restoran bersama Andi sebelum dia melihat Nadia yang sedang duduk sendiri.

" Andi,, kembalilah kekantor lebih dulu. Aku akan menemui temanku sekarang ini"

" Baik tuan "

Andi membungkukan badan dan pergi meninggalkan Riko

Di kursi lain direstoran yang sama, Nadia sedang duduk menyantap makan siang sendiri.

" Boleh aku duduk disini dan menemanimu makan siang? "

Riko menghampiri Nadia dan berdiri disamping kursinya. Nadia hanya mendongakkan kepala, melihat siapa lelaki yang datang menghampirinya, lalu menunduk lagi.

Setelah mendapatkan izin dari Nadia, Riko menarik kursi dan duduk disebelahnya

" Apa kamu selalu makan siang sendiri? "

Nadia menjawab dengan ketus tanpa melihat wajah Riko

" Aku memang selalu makan sendiri, tidak perlu kamu temani"

Nada suaranya dingin dan acuh tak acuh

" Ayolah biarkan aku menemanimu makan siang, aku sungguh menyesal atas apa yang aku lakukan padamu!"

Riko menundukan kepala dengan suara yang sedikit lemah

" Sudah kukatakan sebelumnya, aku tidak butuh maaf dan rasa penyesalan mu "

Dalam hatinya Nadia berseru " Aku yakin sebentar lagi aku akan bisa bersamamu"

Dia kemudian menyunggingkan sedikit senyum

" Kamu terlihat begitu cantik saat tersenyum!" Riko tersenyum menggoda saat mengucapkannya

" Untuk apa kamu kesini? "

" Untuk menemanimu,,, karena tadi aku melihatmu sedang makan seorang diri "

" Cih,, alasan"

Gurau Nadia dengan memasang wajah imut dan itu berhasil membuat Riko tertawa

" Aku tidak membuat alasan, aku serius.. Tadi aku melihatmu makan sendiri, maka dari itu aku tidak jadi pergi dan datang kesini untuk menghampirimu"

Mereka mulai bercengkrama dan hubungan di antara mereka semakin dekat setelahnya..

Dirumah keluarga Sanjaya, kakek, ibu Gina, Gina dan Yudha sedang berkumpul diruang keluarga.

" Yudha,, Kapan kakek dan nenekmu berkunjung kemari?

sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan mereka.

" Kakek dan nenek sedang sibuk, dan mereka belum tahu kalau kakek Dirga dan ibu ada disini"

Kakek Gina menganggukkan kepala dan menyeruput teh

"Kakek dengar juga kamu akan membangun hotel baru dikota A.

" Benar kek, kami sedang mencari perusahaan lain yang akan bekerja sama dengan pembangunan hotel ini.

Kakek beralih menatap Gina dan mulai bertanya dengan serius

" Gina,, kapan kamu akan mengambil alih perusahaan kakek?

Karena sekarang kamu bersama Yudha, pasti dia bisa membantumu mengelola perusahaan kakek.

Gina duduk disebelah Yudha dengan mengaitkan tangannya di bagian siku tangan Yudha

"Tidak sekarang kek, aku akan mengambil alih perusahaan kalau waktunya tepat.

Jika sekarang aku mengambil alih perusahaan, maka keluarga Atmaja pasti akan mendekatiku agar aku bisa membantu keuangan mereka. Dan itu tidak akan jadi kejutan untuk mereka nantinya kek "

"Kakek kan tahu, mereka begitu serakah dan bisa melakukan apa saja untuk tujuan mereka. Lagi pula aku ingin selalu dengan Yudha".

Gina tersenyum dan menatap Yudha, mereka berakhir saling menatap dan menunjukkan kemesraan dihadapan sang kakek"

"Cih.. dasar anak muda"

"Kakek tidak ingin kamu memiliki dendam Gina, kakek hanya ingin kamu hidup bahagia"

"Kakek tenang saja, aku akan selalu berusaha untuk membuat Gina bahagia, Seumur hidupnya"

Yudha menyela pembicaraan kakek dan cucu itu sambil tersenyum menatap Gina.