Chapter 48 Memulai langkah pertama

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
" Sudahlah, tidak perlu dibahas lagi, ini juga salahku. Harusya aku tidak membawamu ke hotel sendirian. Harusnya aku meminta bantuan orang lain "

Nadia tertunduk dan mulai menitikan air mata

" Aku tidak bisa menyalahkanmu sepenuhnya, karena semalam kamu dalam kondisi tidak sadar karena mabuk dan juga aku mengerti bahwa suasana hatimu sedang tidak baik "

Dia terdiam benerapa saat sebelum kemudian melanjutkan perkataannya

" Jadi tidak usah dibahas lagi, lupakan saja semuanya. Jangan jadikan ini alasan untuk kamu bersama denganku. Jika kamu membutuhkan tempat sandaran aku akan menemanimu. Tapi jika hanya karena rasa bersalah sebaiknya lupakan, karena kita juga tidak saling mengenal"

Nadia mulai beranjak dari tempat tidur dan meraih bajunya yang berserakan dilantai menuju kamar mandi.

Riko memikirkan semua itu secara mendalam. Bagaimana dia bisa berakhir dengan merusak masa depan gadis yang tidak dikenalnya.

Bagaimana dia bisa menghancurkan gadis yang hendak menolongnya.

Nadia keluar dari kamar mandi dan meraih tasnya hendak pergi meninggalkan Riko

" Tunggu!"

Langkahnya terhenti mendengar panggilan Riko

" Siapa namamu?

ambillah cek ini!"

Nadia hanya menoleh kearah Riko

" Saya Nadia. ini kartu nama saya dan maaf tuan, saya bukan wanita panggilan. dan tidak membutuhkan uangmu. Tidak semua wanita yang mendekatimu karena ingin uangmu"

Ceklek

Nadia meninggalkan Riko yang kebingungan dan merasa bersalah. Dia memikirkan semua baik - baik.

Diluar ruangan Nadia berjalan menyusuri lorong hotel dan menghubungi seseorang

"Hallo, saya telah memulai rencana dan dia telah masuk perangkap saya. Saya tinggal menunggu untuk langkah selanjutnya"

" Bagus, lakukan tugasmu dengan baik"

Jawab seseorang disebrang telepon

"Baik , akan saya lakukan dengan baik"

Nadia tersenyum sinis setelah itu menutup panggilan.

Ditempat lain Yudha dan Gina sedamg bercengkrama dengan begitu mesra. Mereka duduk dibalkon kamar sambil menikmati teh minuman mereka.

"Kita sudah memulai langkah pertama kita sayang, mereka akan lebih menderita 1000x lipat dari apa yang pernah kamu rasakan"

" Apakah itu tidak terlalu berlebihan Tuan Kusuma?

Karena aku yakin mereka tidak akan sanggup menerima itu secara langsung"

" Tidak sayang, kita hanya akan menunggu untuk dapat menyaksikan pertunjukan bagus mulai dari sekarang "

" Aku tidak berencana memberikan mereka hadiah secara langsung dan bersamaan.

Tapi, aku akan mengirimi mereka hadiah satu persatu. Secara bergantian

Aku juga tidak berencana memudahkan mereka!"

Yudha berkata dengan dingin, senyuman penuh kelicikan terpancar diwajahnya yang tampan

" Tuan Kusuma, anda sangat menyeramkan!"

Gina menggelengkan kepala disela perkatannya

" Terima kasih pujiannya nyonya Kusuma"

Senyuman indah mengiringi ucapannya. Membuat setiap wanita dimabuk asmara karena senyum indah dan ketampanannya.

" Cih.."

Gina berdecih kemudian memalingkan wajahnya kearah lain sambil mengerucutkan bibirnya " Percaya diri sekali"

Yudha begitu gemas melihat prilaku Gina seperti itu, lalu dia mendekat dan menggendong Gina

"Aaaccchhh"

" Kau sungguh menggemaskan nyonya "

Kalimat Yudha membuat Gina tersipu malu.

Sudah beberapa hari Siska tidak dapat bertemu dengan Riko. Dia mencoba menghubungi ponselnya lagi

" Tuut,,, tuuttt,,, "

Setelah beberapa kali dering terdengar suara disebrang telpon

" Hallo "

" Hallo Riko, kamu kemana saja, kenapa susah sekali menghubungimu? Riko, aku sungguh merindukanmu"

Siska begitu bersemangat mendengar suara Riko hingga dia tak berhenti bicara

" Aku akan datang ketempatmu Riko. Hallo Riko. Apa kamu masih mendengarkanku?

Siska bertanya kepada Riko karena tidak ada jawaban dari setiap pertanyaan yang ia lontarkan terhadap Riko.

" Lain kali saja Siska, aku ada meeting hari ini, jadi aku tidak dapat menemanimu "

"Owh baiklah "

mereka mengakhiri panggilan begitu saja

Siska menatap ponselnya dan bertanya sendiri

"Ada apa dengannya?

apakah dia masih marah padaku?

Kenapa dia begitu tidak peduli kepadaku?

Ya sudah nanti saja aku menemuinya"