Chapter 46 Kita akan mulai bermain dengan mereka

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Arin dan Riska pulang dengan wajah yang berbinar bahagia. Siskapun merasa penasaran dengan apa yang sedang dialami oleh ibu dan neneknya sehinga mereka bisa sesenang itu.

"Ibu,, nenek,, kalian dari mana?

dan kenapa kalian berdua terlihat begitu bahagia sekali ?

Siska menghampiri mereka dan menggandeng tangan sang nenek, membantunya berjalan kedalam rumah

" Kami baru saja menemui Ibunya Gina untuk meminta saham perusahaan kita, dan dia memberikannya "

Arin tertawa setelah mengatakan itu

" Benarkah ?

Itu bagus sekaki nek,

Sekarang saham kita jadi bertambah, dan Gina tidak akan bisa seenaknya terhadap kita"

Siska berkata dengan penuh semangat dan senyum lebar. Arin dan Riska pun ikut tersenyum dengan keberhasilan mereka.

"Aku kira kita akan kesusahan untuk mendapatkan saham itu kembali. Ternyata Gadis begitu mudah dibujuk hanya dengan 5 milyar saja"

Mereka bertiga tertawa terbahak - bahak.

Ditempat lain,

Yudha sedang duduk dikursi kantornya dengan setumpuk dokumen berada dihadapannya. Tiba - Tiba dia teringat akan kejadian direstoran saat Gina dan Riko bertemu.

Raut wajahnya pun berubak kesal. Kemudian ia menghubungi Hendri.

" Hendri, masuk keruanganku sekarang! "

"Baik tuan"

Hendri masuk keruangan Yudha dan melihat ekspresi wajahnya

" Sepertinya akan ada badai besar untuk seseorang" Gumamnya

"Hendri selidiki tentang Riko dan perusahaannya. Jangan sampai ada yang terlewat sedikitpun!"

Perintah Yudha dengan nada berkuasanya

Hendripun menganggukan kepala dengan perasaan yang sedikit gemetar

"Baik tuan"

"Seperti dugaanku, akan ada badai terjadi"

Gumamnya lagi

Tak lama Hendri keluar Gina masuk keruangan Yudha

Terlihat Yudha sedang fokus membaca dokumen, hingga dia tak menyadari kedatangan Gina

" Hai sayang, apa yang sedang kamu baca. Hingga kamu begitu serius dan tak menyadari kedatanganku?"

Gina bertanya dan mendekat, berdiri di samping Yudha

Yudha yang mendengar suara Gina mengalihkan pandangannya dari dokumen dan menatap wajah Gina. Dia melingkarkan tangan disekitar pinggangnya dan menariknya duduk dipangkuannya.

" Maaf sayang, aku sedang membaca proposal pembangunan hotel di kota A "

Yudha pun menutup dokumen yang dibacanya

" Apa kamu sudah makan siang?

Gina menggelengkan kepalanya perlahan

"Aku ingin makan siang bersama denganmu"

Gina berkata dengan suara manja dan memainkan tangannya di dada Yudha membuat sebuah lingkaran.

Yudha pun tersenyum melihat kelakuan Gian yang seperti kucing kecil yang begitu menggemaskan

" Baiklah, ayo kita pergi! "

Gina bangun dari pangkuan Yudha dan berjalan bergandengan.

Mereka sudah tidak segan lagi berjalan bergandengan dan menjadi pusat perhatian.

Yudha selalu menjaga langkahnya agar dapat diikuti sang istri yang selalu mengaitkan tangannya disiku Yudha.

Mereka tiba direstoran dan menikmati makanan mereka. Sesekali mereka akan saling menyuapi satu sama lain.

" Sayang,,,"

"Hmmm.."

" Apa kamu tahu kalau nenek Arin dan tante Riska kemarin bertemu dengan ibu?

Dan mereka juga mengambil saham milik ibu " Wajah Gina terlihat muram mengatakan itu

" Apa yang ingin kamu lakukan kepada mereka? Apa kamu masih akan berbaik hati kepada mereka? "

" Tentu saja tidak, sudah cukup aku berbaik hati dan mengalah kepada mereka selama ini "

Gina terdengar serius dan kesal

" Aku ingin mengakhiri keluarga Atmaja .

Aku tidak ingin lagi ada keluarga Atmaja"

Gina berkata dengan penuh keyakinan dan kilatan kemarahan

" Baiklah, sesuai keinginanmu sayang.

Kita akan mulai bermain - main dengan mereka "

Yudha berkata dengan tenang dan tatapannya terhadap Gina begitu lembut

Gina tersenyum mendengar perkataan Yudha. Meskipun Gina sudah yakin jika dengan berkata begitu keluarga Atmaja akan benar - benar hancur dan hilang dari golongan bangsawan.

Tapi perhatian dan kepedulian yang diberikan Yudha membuatnya merasa hangat dan begitu tersentuh