Chapter 45 Merasakan kebahagiaan sebelum jatuh kelubang tanpa dasar

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Seperti yang telah dibicarakan kemarin. Gadis pergi ke restoran untuk menemui Arin dan Riska. Dia tidak memberi tahu Gina karena khawatir Gina akan melarangnya. Jadi hanya Dirga sang ayah yang mengetahui pertemuan itu

Gadis tiba direstoran lebih awal, tak berselang lama, Arin dan Riska tiba di restoran dan duduk dihadapan Gadis

Gadis masih sangat cantik , anggun dan terlihat elegan. Dia duduk dengan begitu anggun.

"Kita langsung saja pada inti permasalahannya. Aku ingin kamu memberikan kembali kepadaku 10% saham yang kamu miliki di perusahaan Atmaja"

"Sebagai gantinya aku akan memberikan uang kompensasi yang cukup besar!"

Arin langsung berbicara dengan begitu sombongnya

Gadis hanya mendengarkan sambil mengesap teh chemomile yang ia pesan. Ia menyunggingkan senyum sinis atas tanggapan perkataan Arin

" Berapa banyak uang yang akan kamu berikan sebagai kompensasi saham itu?"

"5 Milyar!"

Gadis berdecih dan tersenyum sinis

" Cih,, kamu hanya memberikan uang 5 milyar untuk saham itu?"

"Akan ku pertimbangkan!"

"Kami ingin kamu menandatanganinya sekarang juga!"

Arin menyodorkan sebuah dokumen dihadapan Gadis.

Gadis mengernyitkan kening melihat itu dan berkata dengan dingin

" Kurasa kalian tidak berniat berdiskusi denganku?

Melainkan memaksaku untuk memberikan saham itu mau tidak mau. Iya kan?"

" Kami sudah bilang kalau kami akan memberikan kompensasi atas saham itu dan kurasa itu nilai yang cukup besar. Jadi kamu tidak akan rugi"

Gadis merubah posisi duduknya tapi nada suaranya masih tetap tenang

" Apa katamu?

Uang 5 milyar kamu bilang besar hah?

Jumlah segitu sama sekali tidak berarti apa - apa bagiku"

"Sombong sekali kamu, dasar perempuan tidak tahu malu. Harusnya kamu berterima kasih karena kami mau memberikan kompensasi"

Riska mulai terpancing emosi oleh Gadis

"Kami datang bukan untuk berdebat denganmu, kami hanya ingin kamu menandatangani dokumen pemindahan saham ini!"

Arin berusaha berbicara baik - baik dengan Gadis

" Kalau aku tidak mau menanda tanganinya, bagaimana?"

" Kamu tetap harus menanda tanganinya. Kalau tidak kamu akan menyesal!"

Gadis megerutkan alisnya mendengar ancaman Arin, kemudian dia menyeringai

" Kalian ingin mengancamku?

Aku rasa,,,, aku tanda tangan atau tidak, perusahaan itu tetap tidak akan pernah kalian dapatkan"

" Meskipun aku atau Gina tidak memiliki saham perusahaan itu lagi, pada akhirnya perusahaan itu akan bangkrut ditangan kalian sendiri"

Gadis pada akhirnya menanda tangani dokumen itu, karena dia ingin mereka merasakan kebahagiaan sebelum akhirnya jatuh kelubang tanpa dasar.

Arin tersenyum penuh kemenangan melihat Gadis menandatangani dokumen itu

" Bagus, Karena kamu sudah menandatangani dokumennya, maka ini cek yang sudah kami janjikan!"

Arin memberikan selembar cek senilai 5 milyar

Disaat yang sama kebetulan sekali Gina datang ke restoran. Pandangannya tertuju pada ibunya yang duduk bersama Arin dan Riska. Dia tersenyum sinis sebelum menghampiri mereka

" Jadi mereka juga ingin mengambil saham milik ibu ya? "

" Ibu,, apa yang kamu lakukan disini?

dan kenapa ibu bisa bersama dengan nenek dan tante Riska? "

Gina pura - pura terkejut dan tidak tahu apa - apa

" Tidak ada apa - apa sayang. Hanya saja ibu sudah lama tidak pulang ke kota ini dan tidak bertemu dengan nenekmu"

Gadis berkata dengan lembut disertai senyum kepada Gina

"Benarkah itu?"

Ginapun ikut duduk bersama mereka

"Karena Gina ada disini untuk menemanimu, jadi sebaiknya kami pergi dulu "

Arin dan Riska bangun dari kursinya dan hendak pergi.

" Baiklah"

Gadis dan Gina membalas perkataannya dengan anggukan kepala dan senyum sinis

"Ibu,, apa mereka juga meminta saham milik ibu?"

Gina langsung menanyakan maksud pertemuan mereka

Gadis tersenyum mendengar perkataan Gina

" Iya, biarkan saja mereka memiliki saham itu. Ibu ingin mereka merasakan kebahagiaan sebelum mereka jatuh"

" Ibu ingin perusahaan itu bangkrut. Sudah cukup ibu menahan diri melihatmu tersiksa hidup bersama mereka selama ini"

" Tapi bu, bagaimana dengan kakek Surya?

Dia jadi pertimbangan ku dikeluarga Atmaja"

Gina terlihat ragu dan wajahnya muram mengingat kakeknya yang begitu menyayanginya.

" Ayah mertua tidak terlibat, jadi kita akan mengajaknya tinggal bersama kita"

Gadis berkata dengan tenang sambil mengesap teh. Disambut dengan senyuman indah Gina