Chapter 40 Membangunkan harimau yang sedang tidur

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Setelah Yudha memutuskan sambungan telpon dengan istrinya, tak lama Yudha mendapatkan pesan singkat dari nomor yang tidak dikenalnya. Pesan itu berupa sebuah photo, dimana wajah Gina sedang disentuh, bahkan terlihat di elus dengan mesra oleh seorang pria.

Kilatan amarah, kesal dan kebencian terpancar di mata Yudha..

"Sepertinya ada yang berani membangunkan harimau yang sedang tertidur"

"Entah bagaimana nasib orang itu?"

Pikir Hendri sambil menggelengkan kepala pelan melihat tatapan Yudha

"Hendri!"

Dengan suara yang dingin Yudha memanggil Hendri, diapun mendekat mendengar tuannya memanggil namanya.

"Selidiki siapa pria ini, dan cari tahu juga nomor si pengirimnya!"

Yudha menyerahkan ponselnya pada Hendri agar dia bisa menyelidiki masalah ini..

"Baik tuan"

Hendri pun menganggukkan kepala dan bergegas melaksanakan apa yang diminta bosnya

"Kita kembali kekantor!"

Lanjutnya lagi sambil berdiri hendak meninggalkan restoran. diikuti Hendri dibelakangnya.

Butuh waktu sekitar 3 jam dari tempat dia meeting sampai ke kantor. Gina masih dikantor, dia sibuk dengan pekerjaannya sebelum nanti pulang bersama Yudha

Gina hendak ke pantri membuat kopi, namun dihadang oleh seorang wanita. Gina tidak mengerti apa masalahnya dengan wanita ini. Yang pasti adalah wanita ini selalu mencari masalah dengannya.

Seperti sekarang ini, dia mencoba membuat gara-gara.

"ada apa?

kenapa kamu menghalangi jalanku?"

Gina berkata acuh tak acuh kepada Lina

"Gina, jangan mentang - mentang kamu sedang dekat dengan bos, jadi kamu bisa seenaknya ya!"

Gina diam beberapa saat dan mengerutkan kening

"Apa urusannya denganmu? ku rasa ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya sama kamu?"

"Memangnya kamu siapanya Pak Yudha?"

Gina berkata dengan dingin disertai senyum menyeringai. Dengan kedua tangan dilipat di dada dan bersandar di dinding kantor, dia berbicara dengan penuh percaya diri membuat Lina semakin marah karenanya

"Cih,, aku memang bukan siapa - siapanya. Tapi kamu juga belum tentu berarti apa - apa untuk pak Yudha"

Lina berdecih sambil tersenym sinis..

Tiba - tiba seseorang muncul ditengah perdebatan Gina dan Lina

"Siapa yg bilang Gina bukan siapa - siapaku?

Ada hak apa kamu berkata seperti itu?"

Yudha berjalan dengan gagah, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. Melangkahkan kaki selangkah demi selangkah bagaikan seorang penguasa, dengan tatapan yang mengintimidasinya diikuti asisten Hendri yang berjalan mengikutinya membuat Lina tertunduk gemetar..

Yudha berjalan melewatinya menuju tempat sang istri berdiri dan melingkarkan tangan disekitar pinggangnya..

Gina tersenyum manis menyambut kedatangan sang penguasa hatinya

Dia melirik sekilas kepada Lina, tatapannya begitu dingin dan penuh dengan kebencian. Seperti ingin menelannya hidup - hidup.

"Kamu tidak punya hak menghakimi wanitaku seperti itu!"

"Tapi pak, Gina itu bukan wanita baik, dia mendekati anda hanya untuk mengejar status dan kedudukan saja!"

Lina berkata dengan suara gemetar, masih berusaha memprovokasi Yudha

"Berhentilah memprovokasiku. Kau tidak punya hak sama sekali berbicara seperti itu.

Bahkan dengan statusmu, kamu tidak dalam posisi dimana kamu bisa seenaknya terhadap orang lain!"

"Hendri!

Urus dia ke bagian HRD!"

Hendri menganggukan kepala mengiyakan perintah sang tuan.

Tatapan Yudha yang semula menyeramkan berubah lembut ketika dia menoleh dan menatap Gina. Mereka saling menatap satu sama lain dengan begitu mesra. Kemudian Yudha berjalan dengan menggandeng Gina meninggalkan pantri menuju ruangannya.

Hendri masih nampak terkejut melihat perubahan sang tuan setelah bertemu dengan Gina. Yudha terlihat begitu berbeda 180 derajat.

Sedangkan nasib Lina,

Dia terduduk lemas dilantai. Air matanya begitu deras mengalir di pipinya. Karir dan masa depannya sudah hancur. Dia dipecat dan tidak mungkin bisa bekerja lagi diperusahaan lain..

"Inilah balasannya jika seseorang berani membangunkan harimau yang sedang tidur. Tuan terlihat lembut dan ramah hanya ketika dia sedang bersama Nyonya. Tapi yang sebenarnya, tuan sama sekali tidak pernah berubah. Tetap jadi orang yang tak suka dibantah apalagi di provokasi"

Gumam Hendri melihat keadaan Lina