Chapter 39 Pemandangan yang menyegarkan mata

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
Seperti biasa Gina dan Yudha berangkat ke kantor bersama. Kali ini Yudha berjalan bersama Gina, mereka pun menjadi pusat perhatian semua orang.

Pria yang tampan, gagah dan berwibawa jalan beriringan bersama wanita cantik, anggun dan elegan. Ini jadi pemandangan yang menyegarkan mata dipagi hari

Hampir semua orang mengagumi mereka. Tapi ada juga segerombolan lalat yang jadi pengganggu ditelinga..

Mungkin karena mereka iri pada pasangan itu. Lebih tepatnya iri kepada Gina yang berhasil mendapatkan pria yang hampir dikatakan sempurna seperti Yudha.

"Apa kalian berpikir klo pak Yudha itu serius dengan Gina?,,Cih "

Lani,,seorang rekan kerja yang memang tidak menyukai Gina dan mereka selalu bersaing dalam pekerjaan.

Dia tidak menyukai Gina karena setiap rencana kerja Gina selalu 1 langkah didepannya dan atasan mereka selalu memuji Gina

" Gina itu sama sekali tidak pantas untuk pak Yudha, mungkin pak Yudha hanya main-main saja sama Gina"

" Entah cara apa yang sudah Gina gunakan untuk merayu pak Yudha. Tapi,,, aku yakin, Gina akan segera dicampakkan oleh pak Yudha!"

Dengan tangan dilipat di dada dia bergosip di pantri kantor.

"Itu tidak mungkin mba, karena semua orang tahu kalau pak Yudha adalah pria yang susah untuk didekati wanita. Baru kali ini dia dekat dengan wanita dan itu adalah mba Gina"

"Mba Gina juga tidak mungkin melakukan hal yang tidak - tidak untuk merayu pak Yudha. Saya kenal betul dengan mba Gina"

Risti sangat tahu bagaimana karakter atasannya itu, dia berusaha dengan sabar membela Gina dan menjelaskan pada rekan kerja lainnya.

"Kita lihat saja apakah Yudha memang pria yang tidak mudah didekati atau bukan. Dan apakah dia serius dengan Gina atau tidak! "

"Tidak mungkin dia mempertahankan Gina kalau dia tahu Gina adalah perempuan penggoda!"

Lani menyeringai, menampilkan senyum licik di bibirnya.

Yudha pergi meeting diluar kantor, jadi Gina makan siang sendiri di restoran dekat kantor.

Lani sudah memikirkan rencana licik sejak pagi tadi, jadi dia menghubungi seseorang untuk menjebak Gina.

Seorang perlahan mendekati meja Gina dan duduk bersamanya.

"Permisi nona, bolehkah saya duduk disini?"

Pria itu tersenyum ramah dan lembut kepada Gina

"Silahkan. meja ini kosong"

Gina menjawab dengan dingin, menatap sekilas pria itu lalu pandangannya dialihkan kembali pada makanan dihadapannya

"Nona kenapa anda makan sendirian?

Apakah anda bekerja di sekitar sini?

Maaf nona ada sisa makanan wajah anda"

Pria itu menyentuh wajah Gina dan tanpa sepengetahuan mereka ada seseorang yang mengambil gambar

Gina merasa tidak nyaman dengan kedatangan pria yang tidak jelas ini

"Apa kamu sudah selesai?

Jika sudah silahkan pergi dari sini, aku tidak butuh seorang pria untuk menemaniku makan!"

"Kamu terlalu berisik, mengganggu waktu makan siangku!"

Sambil memainkan sendok Gina bicara dengan nada sinis

"Sebagai perempuan, kamu terlalu sombong nona. Memangnya kamu siapa bicara padaku seperti itu?

Jangan karena kamu cantik jadi kamu bisa bicara seenaknya. Huh,, dasar wanita tidak tahu diri"

Pria itu mulai berdiri dan memaki dengan kesal

"Kamu tidak dalam posisi dimana kamu bisa mencaci makiku seenaknya!"

Gina tersenyum sinis dengan tatapan yang begitu mengintimidasi, dengan suara yang tenang dan dingin membuat orang yang mendengarnya merasa merinding. Pria itupun pergi meninggalkan Gina

Gina tidak langsung kembali ke kantor. Dia menghubungi sang suami untuk menghilangkan rasa kesalnya sembari menikmati secangkir kopi

"Halo sayang, apa kamu sudah makan siang?"

Dengan suara lembut diiringi senyum dibibir Gina berbicara dengan Yudha, sebelah tangannya masih terus memutar diatas gelas kopi yang ada dihadapannya

"Sudah, bersama siapa kamu makan?"

Kata sang suami disebrang telpon

" Aku makan sendiri, tapi tadi sempat ada lalat yang mengganggu waktu makan ku. Membuatku sedikit hilang selera makan saja"

Nada suara Gina sedikit berubah kesal dan itu membuat Yudha mengernyitkan kening mendengar perkataannya

"Jadi ada yang ingin main - main dengannya, hah?"

pikir Yudha sambil tersenyum sinis