Chapter 41 Kemesraan Yudha dan Gina

Name:Istri Manja Tuan Kusuma Author:Eli
"Sayang, bukankah kamu baru akan kembali sore hari?

kenapa sekarang sudah sampai kantor?

apa meetingnya sudah selesai?"

"Meetingnya selesai sebelum makan siang. Jadi aku segera kembali, ditambah lagi istriku yang cantik ini sepertinya moodnya sedang tidak baik!"

Yudha menyentuh hidung Gina menggunakan jari telunjuknya dan tersenyum lembut.

Mereka berdua berjalan menuju ruangan Gina sambil berbincang..

Karena saat ini mereka sedang berada dikantor, jadi mereka tidak menunjukkan kemesraan yang intens, hanya sekedar berjalan beriringan saja.

Akan tetapi itu tetap membuat karyawan lain menatap mereka dengan mata berbinar iri dan terpesona oleh kebersamaan keduanya.

"Lihatlah pak Yudha dan mba Gina mereka begitu serasi"

"Beruntungnya mba Gina mendapatkan pak Yudha yang sangat tampan"

" Aku baru tahu, jika mba Gina yang serius, kaku dan minim ekspresi itu ternyata bisa terlihat lembut dan manja ketika bersama dengan pak Yudha"

Karyawan kantor terus bergosip dibelakang mereka. Tapi selama mereka tidak diprovokasi, mereka tidak akan mempedulikannya sama sekali.

Yudha dan Gina pulang menuju kediaman utama Sanjaya, karena kakek dan ibu Gina ada disini, jadi mereka berencana tinggal disana sementara waktu sampai kakek dan ibu Gina kembali ke negaranya.

" Kakek,,, ibu,, kami pulang"

Gina dan Yudha berjalan masuk dengan tangan Gina melingkar ditangan Yudha..

"Kalian kembali, naiklah ke kamar kalian dan bersiap untuk makan malam"

Ibu Gina menyapa sembari menyiapkan meja makan

"Baik bu"

"Sayang apa kamu mengenal pria ini?"

Setelah dikamar Yudha menunjukkan photo yang diterimanya melalui pesan singkat tadi siang kepada Gina.

Gina meraih ponsel Yudha dan melihat isi photo itu, seketika wajahnya berubah muram dan kesal

" Ini kan photo laki - laki yang tadi siang mengganggu waktu makan ku!

Bagaimana kamu bisa mendapatkan photo ini sayang?"

Gina bertanya dengan lembut sambil memicingkan matanya

Yudha berjalan menuju tempat tidur dan duduk ditepi ranjang

"Entahlah siapa yang mengirmnya, Hendri sedang menyelidiki pria ini juga orang yang mengirimkan photo ini padaku, mungkin besok baru akan menerima hasilnya"

Dengan posisi duduk sambil bertopang dagu dan memejamkan mata karena sedikit lelah. Yudha menjelaskan dengan begitu tenang.

"Sayang,, apa kamu percaya padaku?"

Gina duduk hadapan Yudha, dan meletakkan kepalanya dipaha Yudha

" Tentu saja sayang, aku percaya padamu dan sudah kukatakan sebelumnya. Apapun yang terjadi aku akan selalu ada disampingmu dan mendukungmu"

Yudha berbicara dengan lembut dan sebelah tangannya mengusap lembut kepala Gina penuh kasih sayang.

"Terima kasih... "

"Sudahlah,,, Kita turun untuk makan malam dengan ibu dan kakek?"

Ajakan Yudha disambut dengan anggukan kepala dan senyum oleh Gina..

Setelah makan malam, mereka akan duduk bercengkrama diruang keluarga, Yudha bermain catur dengan Kakek Dirga dan Gadis dan Gina menonton tv disebelah mereka..

"Bu,, apa apa aku boleh bertanya sesuatu?"

Gina berkata dengan ragu kepada ibunya

"Tentu saja, ada apa?

"Bagaimana dengan saham ibu di perusahaan Atmaja?

"Kenapa?

Ibu masih menyimpannya, ibu sama sekali tidak tertarik dengan perusahaan itu"

"Bolehkah aku memilikinya bu?

Aku dan Yudha sekarang memiliki 37% saham perusaan Atmaja, jika aku memiliki saham ibu juga. Maka kami akan jadi pemegang saham kedua terbesar disana"

"Apa yang kalian berdua rencanakan?

Nyonya keluarga itu begitu haus akan kekuasaan dan penghormatan"

"Mereka tidak pernah cukup dengan apa yang mereka miliki"

Ibu Gina berbicara dengan nada yang kesal..

"Tidak ada bu,,

Kami hanya ingin agar mereka tidak sombong dengan apa yang mereka miliki sekarang"

"Sudah cukup dengan semuan pengorbanan yang selama ini aku lakukan untuk mereka"

Kilatan amarah terpancar dimata Gina

"Sekarang aku akan merebut semua yang mereka miliki"

Gina penuh dengan keyakinan dalam setiap ucapannya..

"Untuk apa perusahaan itu?

Kamu yang akan jadi penerus kakek diperusahaan!"

"Iya kek, hanya saja mereka ingin jadikan aku korban untuk dapat mempertahankan perusahaan itu. Jadi aku ingin memiliki perusahaan itu, sebagai pelajaran untuk mereka"

Yudha hanya mendengarkan percakapan keluarga itu dan sesekali menyunggingkan senyum mendengar perkataan sang istri

Tentu saja dia akan mewujudkan keinginan sang istri